Kamu tidak pernah paham
bagaimana aku selalu bercengkrama dengan angin malamMenceritakan semua tentangmu lewat tangisan yang dalam
Menghilangkan wajahmu yang selalu datang ketika ragaku ingin terlelap
Biarlah seperti ini,
bait yang dibuat untuk penghargaan
Sebagai bukti bahwa aku terlalu bodoh untuk selalu mengenang perih yang kau cipta dengan sangat hebat🥀🥀🥀🥀🥀
"Aku ga akan ninggalin Mera, aku janji"
"Ka Bian jangan bilang gitu."
"Ga Ra. Aku bakal jadi orang yang selalu ada buat kamu. Aku punya banyak rencana yang mau aku wujudin bareng kamu." Jelasnya
dengan sungguh."Mera ga butuh janji-janji Ka Bian."
"Aku cowo Ra. Semua janjiku bisa kamu pegang."
"Mera cuma ga mau denger janji-janji yang ga akan di tepatin kak. Mera mau kita jalanin aja, Mera ga mau buat Ka Bian terikat sama janji."
"Tapi aku mau janji Ra, biar kamu percaya. Aku udah berjuang dapetin kamu dan karena itu aku juga ga akan nyia-nyiain kamu. Kamu aja udah cukup buat aku Ra." Bian, laki-laki itu masih dengan pendiriannya.
"Iya aku percaya sama Ka Bian, makasih ya." Jawab Mera yang saat itu terbuai dengan manisnya janji-janji klise.
"Aku sayang kamu Ra." Balasnya.
"GGGRRRR"
Suara petir bersautan mengejutkan Mera. Lagi-lagi hujan turun, membasahi bumi, dan membuat beberapa orang nostalgia. Mera merutuki dirinya sendiri karena terus menerus memikirkan Bian, sosok yang sudah lama tak ia lihat. Walaupun Mera mendapat luka dari kisahnya bersama Bian, namun Mera tetap mengharapkan Bian kembali padanya. Memang bodoh, sangat bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
US AFTER JULY
Teen FictionKisah ini berawal dari sosok wanita dengan wajah teduh yang memiliki kepribadian ceria. Mera, seorang gadis yang sudah 2 tahun menutup hatinya untuk lelaki mana pun dan selalu mengharapkan kedatangan sang masa lalu dalam hidupnya. Selalu menempatkan...