[ T I G A ]

1.3K 91 5
                                    

Happy Reading!!

***

Dikantin sekolah, Aleta duduk di suatu kursi sendirian, tengah asik melahap makanannya. Ia tak begitu suka berteman, sangat penyendiri. Sejauh ini temannya hanyalah Ansel.

Baru saja Aleta membuka mulutnya untuk ia memasukkan makanannya, ia sudah dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba memeluk lengannya dan menyandarkan kepala ke pundaknya.

“Apaan sih!” Aleta berusaha melepas kaitan tangan Tera dilengannya.

“Oh, demi cewek ini lo ninggalin gue? Apa kelebihan dia? Cantikan juga gue!” teriak seorang siswi dengan memincingkan mata kearah Aleta.

“Emang lo cantik?” Aleta berdiri membela dirinya yang merasa dihina.

PLAKK!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Aleta. Aleta mendongakkan wajahnya dan tersenyum.

“Muka boleh cantik, tapi tangannya kotor.” ketus Aleta lalu kembali duduk dikursinya dan melahap makanannya lagi.

“Sayang! Sekarang kamu pilih dia atau aku!” perempuan itu memberi pilihan kepada Tera dengan sangat dramatis, hingga nafsu makan Aleta hilang.

“Dia.” jawab Tera merangkul Aleta.

Aleta hanya memutar bola matanya jengah dan berusaha melepaskan tangan Tera.

“Oke, kita putus!”

“Emang kita pernah pacaran?” sahut Tera.

SIKE!!” teriak siswa-siswi yang berada di sekitar kantin. Karena kesal, perempuan itu pergi dengan menghentak-hentakkan kakinya.

“Makasih ya.” ucap Tera.

“Lepasin tangan lo. Lagian gue engga niat bantu lo, ngebela diri aja.” jawab Aleta.

“Ikut gue.” Tera menarik tangan Aleta dan membawanya ke sebuah ruangan organisasi badminton.

Ketika sampai di ruangan tersebut, Tera langsung menyuruh Aleta untuk masuk dan menutup pintu.

“Ngapain sih! Lo jangan macem-macem ya!” ujar Aleta dengan mata tajam.

Tera mendekati Aleta satu langkah dan satu langkah Aleta mundur, hingga Aleta berhasil berada dipelukan Tera.

“Gue mau lo jadi pacar gue.” ucap Tera didepan telinga Aleta.

Aleta tak menggubris, jantungnya tak bisa berhenti berdetak kencang, hingga Tera melepaskan pelukan itu dan menopang kedua pipi Aleta. Wajah Tera kini sangat dekat dengan wajah Aleta.

Tanpa sadar, Aleta memejamkan matanya, dan di saat itu Tera tersenyum dan menjitak pelan kepala Aleta.

“Lo mikir apasih?” tanya Tera dengan nada pelan.

“Eng.. A aku..” ucapan Aleta terbata-bata dan ia langsung berlari kearah pintu untuk keluar sembari menunduk karena terlalu grogi.

Aku?” batin Tera dan diakhiri dengan senyumnya.

BUKK!

Aleta menabrak pintu yang masih tertutup. Tera yang melihatpun tertawa kecil dan menghampirinya.

Tera mengangkat wajah Aleta agar bisa menatapnya, Tera merapikan rambut Aleta dan mencium keningnya.

“Engga apa-apa kan?” tanya Tera dan Aleta hanya mengangguk.

“Gue anterin lo ke kelas.”

“Engga usah, bisa sendiri.” jawab Aleta lalu melangkah pergi.

If I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang