Re-Create

3.3K 171 2
                                    

"Ini adalah sebuah kloning..." Seseorang berpakaian serba putih berjalan kesebuah peti, diiringi orang lain yang mengekorinya dari belakang. Lengan terbungkus kain putih membuka sebuah peti, memperlihatkan isi peti yang terdapat sesosok pria yang tengah bergelung tertidur tanpa pakaian. "...Kami membuatnya menyimpan memori yang sama dengan pemilik DNA."

Terdengar dengkuran halus dari sosok itu, menandakan bahwa dia 'hidup'. "Tapi meskipun terlihat mirip dan nampak tak ada bedanya, kloning ini tetap bukanlah orang yang sama dengan pemilik DNA yang asli. Aku harap anda mengerti, Uzumaki-san."

***

"Naruto?"

Sapphire Naruto berpindah dari tablet menatap sesosok penghuni baru rumahnya yang sedang menyiram tanaman dipot-pot kecil dibalkon tempat mereka bersantai. Penghuni baru yang memiliki ingatan sama dan wajah yang sama dengan penghuni terdahulu.

Usai menyiram tanaman, Sasuke berjalan kedekat Naruto, menuangkan teh dari dalam teko ke cangkir kecil yang sudah kosong, lalu duduk dipangkuannya, melingkarkan tangan kebahu Naruto dan mengobrol.

"Bagaimana rasanya?"

Naruto yang sudah menghabiskan secangkir teh buatan penghuni baru rumahnya itu berkomentar, "Sempurna," matanya tak lepas memandang oniks pekat itu.

Bahkan rasa teh yang dibuat oleh makhluk rekayasa genetik ini sama persis dengan yang dibuat Sasuke biasanya.

Mendengar jawaban yang membuatnya senang, Sasuke tersenyum, ia memejamkan mata, mulai membawa dirinya dan sang kekasih kedalam ciuman hangat dan sentuhan sensual.

Penghuni baru rumahnya itu menawarkan diri untuk bercumbu, kesamaan fisik dan sifat antara Sasuke dan sosok baru itu membuat Naruto agak 'gila'. Ia hampir tak melihat perbedaan, dari cara bicara, tatapan mata, rasa sentuhannya pun, semuanya sama. Namun orang dipangkuannya ini bukan 'dia'. Jelas bukan 'dia'.

Naruto terdiam. Otaknya kembali pada kenyataan, me-reka ulang kejadian yang terakhir kali terjadi pada Sasuke dimasa lampau, yang membuatnya kehilangan nyawa.

"Ada apa, Naruto?" Sasuke yang merasakan sentuhan kekasihnya tak berlanjut membuka mata dan bertanya curiga. "Apa?"

"Kau sudah mati."

Sasuke terdiam sesaat ketika mendengar kalimat itu, ia mencerna ucapan Naruto.

"Apa maksudmu aku sudah mati, aku masih hidup, kau tidak lihat aku berbicara denganmu?"

"Kau itu bukan Uchiha Sasuke, kau tahu itu."

Sasuke menutup bibirnya rapat, sedikit geram.

"...Kau itu hanya kloning yang diciptakan oleh manusia." Lanjut Naruto menceritakan dengan jujur tanpa memperhatikan ekspresi marah diwajah Sasuke, karena Sasuke menganggapnya membual. "...Kau tidak hidup didunia ini lagi, yang ada itu hanyalah sesuatu yang menyerupai dirimu."

Oniks melebar, ekspresi Sasuke bertambah geram. Sasuke tak mengerti dan tak menerima apa yang kekasihnya ucapkan.

"Apa maksudmu, Naruto! Apa kau sudah gila!" Pemuda bermarga Uchiha itu bahkan memakinya, "Tidakkah kau lihat aku masih hidup!"

"Ya, aku sudah gila! Dan aku gila karenamu!" Naruto menunjukkan ekpresi tak kalah keras, ia balik memaki. "Kenapa kau meninggalkanku begitu cepat, Sasuke! Kau tau aku tidak bisa hidup tanpamu!!"

Bentakkan itu membuat Sasuke terdiam lagi, ia menarik tangan Naruto dan menyentuhkan telapak tangan itu ke dada kirinya yang berdetak cepat.

Naruto merasakannya, detak jantung kekasih yang sangat dicintainya. Naruto membuang pandangannya. Ia ingin menganggap Sasuke masih hidup, tapi ia tak bisa.

"Jangan berlagak seperti Sasuke."

Naruto menurunkan Sasuke dari pangkuannya, ia menyingkirkan tangan Sasuke darinya, lalu pergi kekamar, mengunci diri.

Ekspresi marah Sasuke masih ketara, ia mendengus, tidak begitu mengerti apa yang baru saja kekasihnya bicarakan.

***

"Kalau kau tidak menerima dia untuk menggantikan Sasuke, lalu untuk apa kau membangkitkannya?" sang karib, Shikamaru Nara, mengomentari sikap bodoh Naruto. "Bukannya lebih baik Sasuke mati, dari pada dia hidup tapi kau sama sekali tidak menganggapnya ada?"

"Dia bukan Sasuke, Shika."

"Kau masih tidak menerima kenyataan bahwa Sasuke sudah tiada?"

"Jutru karena aku telah menganggap dia tiada makanya..." Naruto mendadak terdiam.

"Kalau begitu lupakan dia." Safir Naruto menatap Shikamaru. "Saat ini kau hidup bersama Sasuke yang baru, kenapa kau tidak bisa melupakan yang asli lalu menerima Sasuke yang sekarang?"

Naruto nampak berpikir keras meski ekspresinya terlihat kesal. Ia menunduk. "Karena Sasuke tidak bisa digantikan dengan siapapun atau apapun."

"Kau sendiri yang membangkitkannya lalu kau sendiri yang menolaknya. Kau aneh." Sebenarnya Shikamaru tak tega mengatakan itu pada sahabatnya yang baru saja kehilangan kekasih yang sangat dicintainya. Tapi Shikamaru tak dapat berbuat apa-apa selain menyadarkannya.

Shikamaru tau sahabatnya sangat terguncang, karena itu Naruto tidak berpikir logis.

"Ini sedikit komplikasi."

"Ini tidak akan komplikasi jika kau menerima kenyataan bahwa Sasuke telah tiada. Terimalah Sasuke yang baru."

***

Hari itu Naruto pulang dari rumah Shikamaru dengan wajah muram, mungkin sejak kematian Sasuke wajahnya sudah begitu.

"Kau bilang aku hanyalah seorang kloning?" Begitu pulang dan menginjakkan kaki dirumah, ia langsung disambut kalimat-kalimat tentang hal yang tak ingin ia bicarakan. "...Dan diriku yang asli sebenarnya sudah meninggal?"

Naruto diam, salahnya membeberkan hal yang semestinya ia sembunyikan dihadapan seorang replika.

Naruto menaruh kets-nya pada rak sepatu.

"Maaf... aku turut berduka."

Naruto berjalan melewati Sasuke, membuka jaket dan menaruhnya sembarang disofa ruang tamu.

"Naruto?..." Merasa ia diabaikan, Sasuke memanggil.

Naruto melepaskan kaosnya, memperlihatkan dada kencang yang berisi dan sedikit berbulu. Naruto meraih pinggang Sasuke dan menjatuhkannya keatas sofa. Memagut bibir yang telah lama ia rindukan.

"Sasuke..." Naruto menelusuri lekuk-lekuk yang masih ia ingat, kelembutan kulit tubuhnya, kesensitifannya, Naruto tak akan bisa melupakannya.

"Ahh..."

Bahkan desahannya, terdengar sama, didalam diri Sasuke yang sekarang ada Sasuke yang lama, dimana hal itu semakin memperkuat ingatan Naruto.

Sebenarnya Narutolah yang masih terbelenggu dengan cintanya yang dalam kepada Sasuke. Tapi Sasuke sudah tiada, dan dia harus mulai menerima kenyataan pahit itu.

Finish.

Raging Instinct | (NARUSASU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang