Live Location

197 28 2
                                    

Memang Garvin pergi dari rumahnya, tapi kehadiran Garvin berpindah pada ponsel Jean. Sudah lebih dari tiga ratus pesan dan lima puluh misscall datang dari nomor Garvin. Cowok itu belum menyerah rupanya.

Jean hanya tertidur setelah bertengkar dengan Garvin di depan rumahnya sembari menghilangkan nyeri di hidungnya. Ia sudah tidak tahu lagi harus apa, rasa kesalnya malah makin bertambah ketika Garvin kembali menelpon dirinya.

Untung saja siang itu tidak ada orang sama sekali dirumah, Mama Jean sedang arisan dengan teman SMA-nya sedangkan Axelle dan Papanya pasti berkerja. Gadis itu mengusap dadanya perlahan dan kembali bersyukur tidak ada Axelle, karena jika ada, pasti terjadi perkelahian babak dua didepan rumahnya antara Axelle dan Garvin.

Hari sudah semakin gelap, Mamanya juga belum pulang. Jean mengambil ponselnya dan menolak panggilan Garvin yang kesekian kalinya terpampang dilayar ponsel Jean.

"Diem lo babi," gertak Jean pada ponselnya.

Fokus Jean teralih, yang tadinya ingin menelpon Amelia, rasa penasaran Jean muncul kepada,

"Papa dimana ya?" gumam Jean. Ia baru teringat akan ponsel lamanya yang masih ada di mobil Danu. Dengan rasa penasaran, Jean membuka satu aplikasi untuk mengetahui dimana letak ponselnya sekarang.

"Bercanda banget nih," sinis Jean ketika melihat layar ponselnya yang memberi informasi bahwa ponsel lamanya ada di parkiran sebuah klub malam.

Mr. Posessive and Ms. Rebellious

Jean sudah memiliki rencana matang. Berhubung Mama yang terjebak macet dan Axelle yang harus melakukan tiga tindakan operasi, Jean berniat untuk menyusul Papanya.

Karena hari ini ia tidak bisa meminta pertolongan Garvin untuk mengantar, pada pukul sepuluh malam, cewek itu sudah diatas motor ojek online mengenakan tanktop hitam dilapisi luaran jaring-jaring hitam dan rok pendek yang menampilkan bagian dada, perut dan paha mulusnya tertiup dinginnya angin malam.

Setelah terjebak macet selama satu jam lebih, akhirnya gadis dengan tindik telinga yang terhias oleh manik-manik itu kini sudah berdiri di depan sebuah klub, dimana ponselnya berada. Sekarang ia hanya perlu memikirkan bagaimana caranya untuk masuk tanpa KTP. Pendengaran Jean tertuju pada sekelompok remaja perempuan yang mengenakan mini dress berwarna-warni.

"Kita gimana masuknya? Tujuh belas aja belum," tanya salah satu dari mereka.

"Bokap gue yang punya nih tempat, santai aja." Lima orang lainnya pun bersorak atas jawaban temannya itu. Muncullah sebuah ide dari otaknya, kaki Jean membawanya kepada mereka.

"Ehm, permisi..." Enam gadis itu menoleh ke Jean dan terpukau dengan penampilan Jean yang jauh berbeda dari mereka.

"My god, you're so pretty tonight, ada apa?" tanya perempuan yang katanya anak dari pemilik klub malam tersebut.

"Gue ada urusan mendadak di dalem, dan gue juga belum tujuh belas, gue boleh bareng kalian?"

"Sure, jangan tanya dong, ayo ikut, we're gonna have some fun girls!" soraknya diikuti oleh semua temannya. Jean bisa bernapas lega, gadis itu berjalan bersama orang-orang yang ia anggap sebagai penyelamat.

Jean memisahkan diri dan memperhatikan sekitarnya, mencari keberadaan Papanya. Ponsel Jean berbunyi lagi, dan masih menampilkan nama Garvin disana, dengan terpaksa ia mengangkat telfon Garvin.

"Apa?" tanya Jean langsung ke inti. Garvin memantau letak ponsel Jean dari ponselnya, fitur lokasi Jean menyala, jadilah Garvin langsung menelpon Jean saat itu juga ketika tau Jean ada disebuah klub malam.

Mr. Posessive and Ms. Rebellious ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang