Happy reading✨
.
.
.
.Agustus rain
Hari ini masih sama seperti hari lalu. Tepat di bawah rintiknya kusampaikan seru pilu hatiku. Ku teriakan berharap agar lukanya ikut menghilang, namun aku salah luka itu masih ikut serta dalam diriku, tak hilang atau berkurang.
Siapa lagi yang harus aku jadikan tempat ber keluh selain hujan? Jika orang lain menjadikan keluarga untuk tempat bercerita, aku hanya memiliki hujan untuk melakukannya.
Keluarga? Aku masih ragu jika aku memilikinya. Namun tak apa, seperti pada tulisanku sebelumnya. Aku masih mencintai mereka yang ku ucap dalam setiap do'a.
••••••
Gadis berwajah pucat itu telah usai menuliskan kesahnya hari ini. Ya, ia selalu menulis setelah bermain hujan jika musimnya atau kadang akan menulis jika malam sudah larut. Gadis itu, Ara.
Pada hari minggu ini ia isi dengan membersihkan rumah dan bermain hujan di taman yang lumayan sepi daerah kompleknya. Saat pulang keadaan rumahnya terlihat sepi. Mungkin keluarganya sedang pergi seperti hari libur biasanya.
Tin...tin...tin
Ya, ia kenal suara itu! Ara langsung berlari keluar membukakan pintu untuk mama,papa,dan kakaknya.
"Assalamualaikum ma. Gimana liburanya?" Tanya Ara antusias setelah mama dan papanya masuk rumah.
"Kamu bikin minum terus bawa belanjaan ke kamar saya! Gausah banyak tanya!" Sarkas Anita dengan ketus.
"I-iya ma" Ara langsung menuju mobil mengambil barang sang mama.
"Ambil barang gue sekalian! Jangan sampe ada yg lecet, atau lo tau akibatnya" Ujar Chandra dingin saat berpapasan denganya.
Ara hanya mengangguk ketakutan dan langsung melanjutkan tugasnya, karena ia tau apa akibat yang dimaksud oleh Chandra.
•••••
Setelah selesai mengerjakan apa yang di perintah Anita, Ara langsung menuju dapur untuk mengisi perutnya yang minta diisi sejak tadi.
"Kan bibi ga masak hari ini. Apa aku beli keluar aja ya?" Tanya nya sendiri.
Ara melangkahkan kakinya keluar rumah, ia memutuskan untuk membeli makanan di depan komplek rumahnya. Walau hari sudah gelap ia tak punya pilihan lain bukan?
"Lo mau kemana?" Tanya Chandra saat Ara membuka pintu utama.
"A-ara mau be-beli makan di depan k-kak" Gugup Ara melihat wajah datar Chandra.
"Gue nitip nasi goreng pake uang lo dulu!" Perintah chandra.
"I-iya kak" Padahal Ara memiliki rencana untuk makan di taman seperti biasa,tapi...yasudahlah mau gimama lagi?
Setelah berjalan cukup jauh ia sampai di warung nasigoreng langganannya.
"Mang Didi nasi gorengnya dua pedes ya! Yang satu gausah pake telor tapi banyakin ayamnya kaya biasa" Minta Ara dengan senyumannya
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIOPHILE
Teen Fiction"Kak udah tangan ara sakit...hiks" "Ma, pa...hiks...a-ara jangan di-dipukul lagi" "Anak gak tau diuntung!!! saya menyesal melahirkan kamu sialan!! " "Gue gak akan nganggep lo adik! karena bagi gue lo gak lebih dari pengacau! " Dia Rintik Amara Rahar...