Kau sudah melewati batasmu, nona pembunuh!

419 63 1
                                    

Pukul lima pagi. Tidak ada bebunyian lain selain jarum jam dan helaan napasnya sendiri. Tubuhnya ada diatas ranjang, tapi pikirannya entah kemana. Yoona baru bisa tertidur sekitar dua jam lalu, tapi kemudian terjaga lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk membuat segelas coklat panas untuk menambah hormon seratoninnya.
Lalu pikirannya kembali pada Kyung soo yang belum cukup pulih. Antibiotik keduanya bahkan belum sempat ia berikan pada manusia werewolf itu. Bagaimana jika ia kembali berubah? Dan mati ditengah jalan? Kalau begitu Yoona harus mengucapkan selamat tinggal pada hak paten rekayasa genetika werewolf.
Tidak ada yang salah dengan memulai dari awal lagi. Hanya saja Yoona harus mencari lagi tema yang menarik baginya. Dan itu membutuhkan banyak waktu. Profesor kebanggaannya itu pasti sudah gatal untuk memamerkan karya anak didiknya. Yoona tidak akan mengambil resiko untuk mengecewakan profesor Gong Yoo. Dan ia memiliki tanggung jawab moral pada pemerintah yang selama ini sudah membiayai penelitiannya.
Jadi? Ia harus menemukan Kyung soo. Dimanapun ia berada.
Tetapi permasalahannya, Yoona hanya bergantung pada hasil penyelidikan tim keamanan department riset. Karena Kyung soo kabur dibawah pengamanan mereka.

"Apa yang sebenarnya kupikirkan!" Yoona mengacak-acak rambutnya sendiri ketika sebuah ide muncul dibenaknya. Pergi keluar dan mencarinya ke hutan Jacheon? Tidak, terimakasih.
Pada kondisi seperti ini hanya Jungkook yang selalu bisa menghiburnya. Ia akan bertingkah lucu seperti main sulap, atau sekadar menunjukkan video aneh yang ia temukan di situs jelajah. Jungkook mungkin sudah menyimpan video-video itu jauh sebelum Yoona membutuhkannya.

Yoona terburu-buru menyelesaikan mandi paginya ketika bunyi ponsel berdering dari meja nakas.

"Halo!"

"Kau sudah bangun?"

"Jangan bercanda, profesor! Aku bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak."

"Maafkan aku. Polisi masih mengikuti jejak darah Kyung soo sampai saat ini. Nanti malam kau akan dijemput oleh petugas department untuk tinggal di A-Cluster lagi sampai situasinya aman."

Bahunya merosot.

"Disana lagi?"

"Kita akan bertemu disana malam ini. Bersiaplah untuk mencari obyek baru."

"Tapi bukankah kita harus menemukannya terlebih dahulu?"

"Yoona.. Aku tak ingin membuang waktu. Kita bisa melakukannya dalam satu waktu sekaligus. Mencari rouge lain sambil terus mencari Kyung soo."

Lalu panggilan dimatikan. Yoona terduduk lemas. Bukan ini yang ia inginkan. Seharusnya profesor itu lebih bersabar dalam menghadapi situasi rentan seperti ini. Ia bahkan tidak mengetahui dampak terakhir yang terjadi pada tubuh Kyung soo.

Wanita itu berpakaian dan meraih catatannya. Tengah meneliti rumus terakhir dalam pembuatan vaksin itu. X09.

Apakah ada celah untuk menciptakan dampak terburuk? Pada hormon? Atau mungkin mutasi DNA yang terlambat terjadi? Terlalu banyak kemungkinannya.

Sebuah ketukan pintu membuyarkan pikiran Yoona tentang itu. Ia mengerjap, kemudian berdiri. Sangat jarang ia menerima tamu sepagi ini. Yoona bahkan ragu ada seseorang yang mengantar makanan untuknya.

"Halo kembali, nona pembunuh."

Kedua bola mata Yoona membelalak lebar.

"Senang melihatmu lagi."

Yoona mundur beberapa langkah. Refleks ia mengedarkan pandangannya pada sekitar, mencari sesuatu yang bisa dijadikan senjata olehnya.

"Kau terkejut?" Kyung soo mulai melangkah masuk. Wajahnya tampak sangat pucat.

"Diam disitu! Aku akan berteriak jika kau--"

"Apa ini yang kau mau?" Pria itu membuka kancing kemeja dan memperlihatkan perban putih yang membalut perut kirinya.

Moonlight | Kim Namjoon x Im YoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang