Ruangan itu tidak berbau dan sangat dingin.
Didominasi warna putih yang rasa-rasanya bisa mengikat orang tanpa membutuhkan tali sebab kehampaan pekat memenuhi sekitar. Dari luar hanya ada beberapa orang yang menatap kedalam dinding kacanya. Sementara Yoona sudah memantau layar monitor dari beberapa saat lalu bersama dengan junior kesayangan di fakultasnya dulu, Jungkook.
Dibelakang mereka-Profesor Gong Yoo-ikut mengawasi semua pergerakan yang ada.
"Menit ke-23 setelah X09 disuntikkan. Sebentar lagi obyek sadar." kata Yoona tanpa intonasi. Profesor itu mengangguk, lalu memerintahkan dua orang pengawal dibelakangnya untuk masuk.
Bau daging seketika menyengat dari dalam box pendingin makanan yang baru saja dibuka. Mereka melemparkan seonggok daging segar kedalam ruangan, disusul oleh bunyi detak jantung dimonitor yang semakin lama bergerak semakin cepat. Angkanya menunjukkan lebih dari 160 bpm.
Makhluk itu bergetar. Kepalanya meliuk kekanan dan kekiri, berusaha mencari asal bau daging tersebut. Sedetik berikutnya ia bangkit dan menarik lepas borgol di keempat kakinya, dan menerjang kearah kaca.
Sontak orang-orang yang berada diluarnya terkejut. Tapi dinding itu cukup kuat untuk menahan satu werewolf.
"Perhatikan CCTV-nya!" perintah sang profesor. Jungkook mengarahkan kamera CCTV hingga menyorot penuh pusat ruangan. Suaranya selalu menakutkan. Setengah melolong ketika ia menemukan makanannya, mencabiknya kasar dengan taring yang tajam.
Setelah tiga perempat daging itu mulai habis, bunyi gemerutuk menggema didalam ruangan. Makhluk tersebut melolong tinggi seolah kesakitan, berguling dan membanting tubuhnya pada dinding-dinding yang kokoh. Seluruh orang yang menyaksikannya bergidik ngeri sebab efek yang mereka saksikan sekarang tidak pernah muncul sebelumnya. Eksperimen terdahulu selalu saja berakhir dengan mengeluarkan busa dari mulut.
Kemudian bulu-bulu itu perlahan memudar, tergantikan oleh warna putih kulit yang pucat. Keempat kaki serigala itu berubah menjadi dua tangan dan dua kaki manusia. Taringnya menghilang dan hanya menyisakan saliva yang mengalir hingga ujung dagu. Pandangannya tak fokus. Terengah-engah. Dan kemudian tidak sadarkan diri lagi.
Kedua iris Yoona melebar dan napasnya tertahan selama beberapa detik.
"Periksa denyut nadinya!" perintah profesor mereka lagi.
Dua orang tadi secepat kilat masuk kedalam ruangan. Membawa beberapa peralatan khusus dan memeriksa denyut nadi makhluk malang itu serta ebberapa indikator yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
"Clear! Obyek masih bertahan!"
Kata itu disambut sorak sorai gempita oleh orang-orang diluar ruangan. Kyung Soo masih hidup, kembali ke bentuk manusia lagi. Ini akan menjadi euphoria yang dirayakan oleh seluruh umat manusia di muka bumi.
"Selamat Yoona!" seru Profesor Gong Yoo menepuk bahu anak didiknya dengan sorot penuh bangga. Mereka semua berpelukan. Melepas beban yang sudah dipikul selama dua tahun lamanya.
"Aku akan membawanya ke ruang pemulihan." kata Yoona setelah menerima beberapa jabatan tangan, lalu meminta kedua pengawal untuk memindahkan Kyung Soo sementara ia berjalan didepan mereka.
Kyung Soo tampak damai sampai ia terbaring di ruangan lain yang terlihat lebih manusiawi. Terdapat ventiliasi yang mengijinkan sinar matahari masuk kedalamnya. Ia tidak lagi memperlihatkan kesakitan yang baru saja diperlihatkan pada orang-orang asing disekitarnya seperti beberapa waktu lalu. Tubuhnya terkulai lemah dibalik sehelai selimut yang menutupi hampir seluruh tubuh. Dengan cekatan Yoona menyuntikkan jarum infus pada nadi lengan kirinya dan memeriksa suhu tubuh, kemudian memberinya semacam antibiotik dosis tinggi. Dua pengawal yang tadi membawa Kyung Soo kini berjaga didepan pintu ruangan pemulihan menunggu Yoona menyelesaikan perawatan terakhirnya sebelum meninggalkan Kyung Soo untuk beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | Kim Namjoon x Im Yoona
Fanfiction"Ada harapan lain. Sebentar lagi werewolf tinggal legenda." _Im Yoona, penemu vaksin X09_ "Ada harga yang harus kau bayar jika kau mengacaukan suatu ekosistem." _Kim Namjoon, Alpha Werewolf_ (SEBAGIAN UNPUBLISHED KARENA SEDANG TAHAP REVISI. TERIMAK...