SL04

1 2 2
                                    

Usahakan follow dulu sebelum baca yaa hhehe:)

Happy reading....

"Stop!" Ucap Adel dengan lantang, sambil menepuk pundak Arka cukup keras. Arka yang kaget pun langsung mengerem mendadak.
Membuat tubuh mungil Adel terhuyung kedepan.

"Cih, mengambil kesempatan dalam kesempitan!" Seru Arka dengan agak sinis. Adel mengeryit heran. Apa yang dimaksud dengan ucapan kakak kelasnya itu?

Arka melihat kaca spion, dan melihat raut kebingung yang terbit di wajah Adel pun, ia langsung berbicara lagi. " Tangan lo!"

Adel seketika membulatkan mata saat menyadari tangannya melingkar di perut Arka dengan sangat erat. Ia pun segera menarik tangannya dengan kasar.

"ka Arka sih. kalau mau ngerem, bilang-bilang dulu kek, inimah asal ngerem aja! Ga kira-kira banget. Mau bikin aku jantungan?" Ucap Adel dilebih-lebihkan. Sebenarnya Ia sedang menyembunyikan rasa malunya, dengan mengomel balik pada Arka. 

"Ko lo malah jadi nyalahin gue sih?" Bantah Arka tak terima. "Disini yang salah itu lo!. Gue juga kaget kali, lo tiba-tiba nepuk pundak gue."

Adel terdiam sejenak, pikirannya membenarkan perkataan Arka. "Yaudah maaf, tangan aku tadi refleks." Pikirannya kembali pada niatnya meminta berhenti bahkan masuk area sekolah. Ia langsung turun dari motornya Arka. "Aku turun disini aja! Aku gak mau nanti orang-orang lihat terus berpikir yang bukan-bukan." Arka diam tak bergeming, pikirannya tak mempermasalahkan itu. Toh Posisi mereka sekarang itu tidak jauh dari gerbang, mungkin sekitar 10 meter dari pintu gerbang.

"Makasih atas tumpangannya ka." ucap Adel. Tanganya telulur menyodorkan helm yang tadi ia pakai. Arka mengambil helm itu, menganggukan kepala sekali, sebagai balasan.

Adel memutar badannya 90 derajat. Mulai melangkahkan kakinya untuk segera beranjak dari sana.

"Adelia!" Suara berat khas seorang lelaki yang sudah puber, menghentikan langkahnya. Siapa lagi jika bukan Arka yang memanggilnya?

Dengan terpaksa Adel memutar kembali badannya. Ia tak berbicara apapun. Namun, raut wajahnya meminta agar Arka segera melanjutkan perkataannya.

"Boleh gue minta satu hal?"

"Apa?" Tanya Adel capek.

"Gue minta sama lo, kalo lagi diluar jam pelajaran kayak gini, manggil gue Arka aja! gak usah pake 'kak/kakak!' Geli gue dengernya." Adel masih diam. Namun kepalanya mengangguk mengerti.

                   ***

Arka, ia sekarang masih berada di parkiran, ia menyenderkan punggungnya pada motor besarnya, sambil memainkan hp. Entah ada apa dengan tubuhnya, ia tidak ingin  beranjak dari sana.

Tak lama kemudian Adel tampak memasuki gerbang. Matanya sekilas menangkap kehadiran Arka. Namun ia berpura-pura tidak melihatnya. Ia terus berjalan saja.

                       ***

Adel berjalan memasuki kelasnya. Disana Sudah ada Nadia yang sedang mengobrol dengan Aisyah dan Maya. mereka adalah salah satu teman baru yang cukup dekat dengan Adel dan Nadya, Mereka juga duduk bersebelahan.

   
Adel mendudukkan tubuhnya. Tak lupa ia menyapa para temannya itu.

"Pagi guys"

"Siang!" Jawab Nadya dengan sedikit ketus. Ia sungguh kesal menunggu kedatangan Adel, padahal sesungguhnya ada cerita yang ingin ia bagi dengannya. Adel yang mendengar jawaban Nadya  seketika mengerucutkan bibirnya. 

Senior LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang