SL06

0 0 0
                                    

                     ***

Tanpa terasa, MOS sudah memasuki hari kelima. Sekarang sudah hari jum'at, saatnya seluruh anak kelas 10 berangkat ke Lembang untuk kemping penutupan MOS. Adel semangat banget karena ini baru pertama kalinya ia kemping di alam terbuka. Saat masih SMP sekolahnya hanya mengadakan kemping di lapangan sekolah saja.

"Wooy!" Seru Nadya riang, tangannya menepuk pundak Adel.
"Senang banget kayaknya?"

"Iya donggg!" Seru Adel berlagak  sombong. "Pertama kali, hhehe" Adel nyengir menampilkan deretan gigi putihnya..

"Yehh pantesan" seru Nadya, sambil tertawa ringan.

"Emang lo pernah sebelumnya kemping di alam terbuka kayak gini?" Tanya Adel sedikit sebal karena ditertawakan.

"Pernah dooongg!!" Seru Nadya bangga. "Gue pernah jadi panitia LDKS dulu, jadi kemping kemping kayak gini mah, sering!." Adel mengangguk anggukan kepala dan berlalu pergi meninggalkan Nadya.

"Ehh Adel, tungguin!" Teriak Nadya.

                  ***

Seluruh murid kelas 10 sedang berkumpul dilapang basket, untuk melakukan doa bersama sebelum berangkat.

"Anak-anak, mohon tenang sebentar, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, kita sebentar lagi akan berangkat,  untuk kelancaran semuanya mari kita berdoa terlebih dulu, menurut agama dan kepercayaan masing-masing." Seru pak Heri, si kepsek di depan sana.

"Berdoa dimulai!" Seru pak Heri lagi.

Lapangan basket SMA merah putih yang penuh dengan peserta kemping, sejenak menjadi sunyi karena mereka berdoa di dalam hati.

"Berdoa selesai!"

Dengung bising mulai terdengar lagi di seluruh penjuru lapangan. Semua panitia pembimbing langsung berjalan menuju barisan kelas bimbingannya masing-masing, dan memimpin para juniornya itu masuk bis yang sudah ditentukan.. total kelas 10 ada 8 kelas, 1 bis diisi 2 kelas, jadi bisnya ada 4.
 

"Del, ntar kita setenda ya." Ucap Maya disamping Adel. Mereka sedang menaikkan barang barangnya ke bis.

"Nggak!" Selah Nadya.

"Ehh kenapa? Gamau pokoknya mau setenda!" Seru Maya keukeuh.

"Barang bawaan lo banyak, jadi kalau kita tetep setenda bakal desek-desekan, gak mau ahkk" seru Nadya menjelaskan.

"Gak seru kalau kita pisah tenda. pokok harus setenda titik!"

"Iya iya setenda"  ucap Adel menjadi penengah Maya dan Nadya. Maya yang sudah memasukan semua barangnya langsung pamit masuk bis duluan.

"Awas aja kalau nanti ngeluh kesempitan!" Teriak Nadya, sengaja biar teriakannya masuk radius pendengaran Maya.

"Udah, udah. Gapapa, tendanya muat ko kayaknya." Seru Adel menenangkan Nadya.

***

"Del, kita duduk paling belakang aja. Biar nggak terlalu berisik"  Seru Nadya mengekor dibelakang Adel.

Adel hampir menjawab  'ya' waktu matanya melihat tempat duduk yang diincarnya sudah ditempati orang lain.

"Yang paling belakang udah ada yang nempatin! Yang didepannya aja ya, masih kosong deh kayaknya!" Seru Adel membalikkan badannya pada Nadya. Nadya yang tak punya pilihan lain pun langsung mengiyakannya.

Tak lama setelah Adel duduk di kursi itu.... Nampak Arka, Aldo, dan sinta baru mamasuki bis. Anehnya, orang yang dilihat Adel tadi menempati tempat duduk dibelakangnya itu, dia langsung berdiri dan pergi ke arah depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senior LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang