Bel pulang sekolah adalah hal yang paling dinanti oleh seluruh murid. Namun, saat ini tidak untuk Adel. setelah perdebatannya dengan Arka tadi di perpustakaan, ia terlambat masuk kelas, sehingga membuat ia harus menerima hukuman lagi.
Adel dihukum untuk menggantikan pekerjaan ob sekolah yang sedang cuti hari ini. Dengan terpaksa Adel pun mengiyakannya, dengan mulut yang tak henti hentinya menggerutu kesal.
"Ini semua gara gara ka Arka! Awas aja aku gak akan maapin dia!" Gumam adel. Tangannya tak henti menggosok permukaan toilet sekolahnya. Selang beberapa menit Tiba-tiba Arka mengahampirinya.
"Sini biar gue bantu" pinta Arka mencoba mengambil sikat dari tangan Adel.
"Gak usah! Pergi sana aku gak butuh bantuan ka Arka." ucap Adel.
"Lo ini, orang punya niat baik bukannya disambut malah diusir!" Sergah Arka.
"Ini semua tuh gara gara kakak! Dan Tadi ka Arka bilang apa? Niat baik? Kalau pun iya punya niat baik harusnya bantuinnya tadi saat ka Sinta ngasih hukuman, bukan sekarang, udah telat!" Ucap Adel dengan sangat berapi api. "Jangan so jadi pahlawan kesiangan deh, gak perlu!" Lanjutnya lagi dengan tersenyum miring ke arah Arka. Adel mengalihkan pandangannya lagi, ia pun melanjutkan menyikat toiletnya.
Arka sempat terdiam sejenak saat mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Adel. Arka merasa geram, niat baiknya hanya dipandang sebelah mata. Ia pun merampas sikat dan gayung dari tangan Adel dengan kasar.
"Lo itu ya terlalu banyak ngomong" seru Arka, ia menyiram Adel dengan air yang ada di gayung itu. Menjadikan baju Adel basah.
"Ka Arka! Kenapa kakak malah
nyiram aku? Bajuku jadi basah!" Teriak Adel, geram.Tidak jauh dari sana. Aldo melihat perbuatan Arka yang saat sedang menyiram tubuh Adel, ia dengan segera menuju kearah mereka dan langsung menegur Arka.
"Arka! Lo ini bener-bener keterlaluan!" Teriak Aldo.
"Apa?" seru Arka tak terima diteriaki Aldo. "Gak usah ikut campur!" Seru Arka dengan balik meneriaki Aldo.
"Gimana gak ikut campur? Dia ini murid sekolah kita. Gue punya kewajiban ngejaga murid-murid SMA pancasila jadi gue berhak untuk ikut campur." Sela Aldo tidak kalah kencang dari suara Arka.
Arka diam, Adel juga diam. Arka diam karena dalam hatinya menyadari kalau dirinya salah,
sedangkan Adel? Dia diam karena takut dengan kedua pria didepannya yang saling meriaki.Melihat kedua sepasang manusia didepannya pada diam, Aldo pun mulai bicara lagi.
"Arka, ini gak lucu! lihat baju Adel jadi basah semua!" Arka hanya diam saja. Aldo pun mencoba mendekati Adel."Adel, cepatlah ke kamar mandi dan gantilah bajumu dengan hoodie-ku ini" pinta Aldo dengan menyodorkan hoodienya yang berwarna army.
"Gak usah ka makasih! aku punya hoodie ku sendiri!" Ucap Adel, ia pun mengahampiri Arka dan memelototkan kedua matanya.
"Arka.. kau ini sungguh menyebalkan! Beraninya hanya pada perempuan, Dasar pria bajingan! Aku sangat membencimu.." ucap Adel. Ia berbicara tidak terlalu kencang, Namun setiap kata yang diucapkanya penuh penekanan.
"Bicara apa lo barusan? Berani banget lo ngomong kayak gitu ke gue!" Teriak Arka. Ia terlanjur geram akan kata kata Adel.
"Aku berbicara Arka bajingan! Aku sungguh membencimu! puas?" Teriak Adel. Ia pun pergi meninggalkan Arka dan Aldo.
Aldo yang mendengar ucapan Adel pun ia menertawai Arka."Arka..Arka.. gue gak abis pikir, Kenapa lo bodoh banget! Lo itu benar-benar keterlaluan pada Adel! sampai dia berani maki-maki lo kaya gitu. selama ini tuh gak ada satu orang perempuan pun yang berani ngomong kasar sama lo. baru dia aja! Dan Itu tandanya lo udah kelewat batas. Hahahaahah" seru Aldo. Arka tak menanggapi perkataan kakak kelas sekaligus sahabatnya tersebut. Setelah mendengar perkataan Aldo, Arka pun berlalu pergi meninggalkannya.