「 Chapter 7 」

355 55 17
                                    

Bekas airmata yang ada di wajahnya sicheng usap. Entah sudah berapa lama ia terbangun dari mimpinya. Ya, di dalam mimpi sicheng menangis, dan terbangun dengan airmata yang telah membasahi wajahnya.

Sicheng hanya ingin mengingat kenangan indahnya bersama yuta lewat mimpi. Namun kenapa kejadian buruk itu justru ikut hadir dalam mimpinya? Kejadian saat yuta melihat bercak merah itu pada lehernya, yang dimana selanjutnya membuat pria tampan itu sangat kecewa.

Tatapan sicheng beralih kesamping; memandang yuta yang mengigau serta menggeliat tak nyaman. Dengan perlahan, sicheng menggeserkan tubuhnya, mempersempit jarak tubuhnya dengan yuta.

"Tidurmu tak nyaman karena kehadiranku ya?" Sicheng tertawa miris. Setetes cairan bening kembali membasahi wajahnya. "Maafkan aku.. Maaf.." Bisiknya lirih di telinga yuta. Entah sudah berapa banyak, namun sebisa mungkin sicheng mengucapkan kata itu berulang kali. Berharap yuta mau memaafkannya.

"P-pergi.."

Igauan itu berhasil membuat hati sicheng teriris. Namun bisikan-bisikan yang terngiang di telinganya mengatakan bahwa dirinya sudah tak pantas lagi untuk yuta. Sicheng telah kotor. Setiap perlakuan lembutnya akan terasa basi di mata yuta dan juga ibu mertuanya. Ia akan dicap sengaja melakukan itu; agar mendapatkan maaf.

Akhirnya, sicheng memutuskan untuk tidur di ruang tengah. Karena menurutnya—tidur yuta akan semakin terganggu dengan kehadiran dirinya.

"Semoga setelah ini tidurmu kembali nyenyak." Ucap sicheng seraya mengusap lembut rambut yuta. Dikecupnya kening pria itu lama.

Lalu mendadak, sicheng merasakan kepalanya berputar saat ia berdiri. Sebelah tangannya memijat pangkal hidung seraya melangkah keluar kamar. Pusing itu menghilang saat sicheng tiba di ruang tengah, berganti dengan perutnya yang serasa diaduk.

Dengan cepat sicheng berlari menuju kamar mandi. Sesuatu yang baru saja naik melalui tenggorokannya tak bisa ia tahan; memaksa agar dikeluarkan.

"Hoeekk!"

Cairan bewarna putih itu berhasil dimuntahkan. Namun belum membuat perutnya lega. Dorongan itu terus keluar dari mulutnya, hingga sicheng merasakan tenggorokannya sakit. Tak ada satupun yang keluar dari mulutnya, hanya udara kosong.

Nafasnya terengah. Tubuh sicheng merosot; menyentuh lantai yang dingin, lalu bersandar pada dinding.

"Hahh.. Ada apa denganku?"

---

Sicheng tengah berbaring di ranjang rumah sakit; membiarkan seorang dokter yang akan mengolesi perutnya dengan gel.

Jantungnya berdetak kencang. Sicheng takut. Ini bukanlah keinginannya memeriksakan diri, ini adalah perintah dari seohyun. Wanita itu mendengarnya muntah saat subuh tadi. Sicheng berharap dirinya hanya masuk angin, bukan seperti apa yang ia pikirkan.

Pandangan sicheng kini terfokus pada alat usg yang digerakkan dokter pada perutnya. Kedua matanya terpejam, membayangkan jika pikirannya ternyata benar. Itu akan menjadi bencana bagi sicheng.

"Tuan, buka matamu."

Sicheng membuka mata; dokter itu tengah tersenyum padanya. Membuat alis sicheng mengernyit. Oh tidak, jantungnya serasa berhenti berdetak. Wajah sang dokter menunjukkan ada kabar bahagia, namun bagi sicheng—itu adalah kabar buruk.

"Dari pemeriksaan yang dilakukan, kau hamil. Lihat," jari telunjuk dokter itu mengarah pada monitor. "Itu calon anakmu. Usianya baru menginjak empat minggu."

Matanya mengarah pada monitor. Sicheng mengernyit jijik saat menatap gumpalan daging yang terlihat di monitor. Tak ada sedikitpun rasa senang di hatinya. Tentu saja, itu bukanlah anaknya dengan yuta. Itu adalah hasil dari kesalahannya dengan pria lain.

"Apa kau ingin meminta hasil pemeriksaannya tuan?" Dokter itu bertanya ramah.

Sicheng menggeleng cepat. "Tidak, aku tidak membutuhkannya." Jawabnya dengan nada dingin.

Sungguh, sicheng masih tak percaya dengan apa yang ada di dalam tubuhnya saat ini. Seingat sicheng, pria itu memakai pengaman sebelum melakukan permainannya.

Tetapi..

Kenapa bisa seperti ini?!

.

.

.

TBC

Gua mau ngingetin dulu

Chap depan, ada adegan mature. Jadi, buat yg ngerasa risih atau gk suka, silahkan tunggu di chapter selanjutnya :D

Daann.. Gua mau ngingetin lagi, alur di ff ini maju mundur.

When He Loved Me •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang