V

1.2K 167 124
                                    

🌟 Mingi x Hongjoong 🌟

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

. . .

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Pagi ini Hongjoong kembali membuka kotak pesan di ponselnya dan kembali pula termangu di atas tempat tidur sesudahnya. Ini hampir-hampir menjadi rutinitasnya setiap pagi sejak tiga hari belakangan. Ada satu pesan di sana yang selalu ia baca. Isinya,

Maaf sudah marah-marah dan membentakmu. Itu tidak akan terjadi lagi.

Nomor si pengirim tak ada di daftar kontak, tapi Hongjoong langsung tahu kalau itu Mingi. Dia juga telah membalasnya, meski hanya dua kata tidak apa.

Di bawah obrolan dengan nomor tersebut, terdapat kontak lain bertuliskan “Park Seonghwa”. Isinya rangkaian obrolan tiada habis antar dirinya dengan si pemilik kontak—dulunya, sekarang tidak lagi.

Kini yang bisa dilihat hanyalah percakapan satu arah. Pesan-pesan yang dikirim Hongjoong tak pernah lagi mendapat balasan. Hongjoong tahu Seonghwa telah memblokir nomornya, tapi ia tetap saja mengirimkan pesan-pesan berisi permintaan maaf tiap harinya, berharap Seonghwa bakal membuka blokir dan membacanya suatu hari.

Tiga hari ini pesan-pesan tersebut mengganggu pikiran Hongjoong. Dia merasa bersalah sebab tak memperlakukan Mingi sebagaimana ia memperlakukan Seonghwa sebagai kekasih dulu. Apa yang dilakukannya kepada Mingi jelas tak sebanding.

Tadinya Hongjoong memang ingin mengirimkan pesan lain lagi, tapi ia tidak tahu pasti apa yang mesti dikatakannya. Sementara Mingi juga tak lagi menghubunginya setelah itu.

Keduanya pun tidak lagi saling berinteraksi semenjak hari itu.

Barangkali Mingi belum tahu bahwa sesungguhnya Hongjoong sama sekali tidak marah padanya. Hongjoong memang mendiamkan Mingi dan sedikit menjauh, tapi itu bukan karena sikap Mingi yang berlebihan meluapkan emosi. Itu semata-mata karena rasa bersalah.

Sejujurnya, Hongjoong bisa mengerti. Dia sadar dirinya telah menjadi mate Mingi, tapi dia dengan kesadarannya pula mengejar alpha lain di depan Mingi. Siapa pun pasti akan marah jika berada di posisi Mingi.

Tiga hari rasanya sudah kelewat lama. Hongjoong telah memikirkan dengan serius, dan akhirnya memutuskan bahwa ini perlu ditegaskan secara langsung. Mingi harus tahu bahwa omeganya ini sama sekali tidak marah.

Mengabaikan sejenak segala tentang Park Seonghwa, Hongjoong berencana berbicara kepada Mingi hari ini juga. Dia bahkan sempat berpikir untuk menjemput Mingi di rumahnya sebelum berangkat ke sekolah, tapi kemudian diurungkannya karena terlalu malu. Pasti akan aneh ia jika tiba-tiba muncul pagi-pagi sekali menemui Mingi dan ada yang memergoki—meski belum tentu demikian juga yang bakal terjadi.

Jadi Hongjoong kemudian berinisiatif meninggalkan motornya di rumah.

“Kau tidak membawa motor hari ini?”

Never Ending Fantasy | ATEEZ Minjoong [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang