Chapter 3

1.4K 231 15
                                    

Mu Qing masih berada di dalam gua. Kepalanya terus memutarkan rekaman kejadian bersama Feng Xin, setengah hari ini jantungnya sudah berolahraga beberapa kali. Mu Qing merasa tidak terbiasa dengan cara Feng Xin memperhatikannya, sangat unik perasaannya sehingga tidak bisa dijelaskan.

Mu Qing ingin lebih, namun bisakah dia mendapatkan lebih?

Mu Qing teringat kepada masa dahulu saat mereka bertiga masih bersama-sama walaupun di dalam keadaan yang susah namun Mu Qing terpaksa meninggalkan Feng Xin dan Yang Mulia Xie Lian karena pemikiran sendiri. Seandainya saja Mu Qing tidak egois mungkin sekarang jarak antara mereka berdua tidak akan sejauh ini. Mu Qing merebahkan dirinya di bawah, sepertinya dia kekenyangan dan mulai merasa mengantuk. Menutup dan membuka matanya berkali-kali dia mulai tertidur.

Feng Xin memutuskan untuk masuk ke dalam gua ketika ia sudah membuang sisa ikan bakar, mematikan apinya, dan membereskan semuanya. Mungkin ia bisa membicarakan rencana selanjutnya dengan Mu Qing. Sampai di dalam gua, Feng Xin melihat Mu Qing yang berbaring di bawah. Feng Xin memutuskan untuk mendekatinya, memperhatikan dengan teliti wajah Mu Qing.

"Dia tertidur ?...."

Feng Xin menggoyang goyangkan tangannya di depan wajah Mu Qing, untuk memastikan apakah dia benar-benar terlelap atau tidak. "Sepertinya benar-benar terlelap."

Feng Xin memperhatikan mata Mu Qing yang tertutup, turun ke hidungnya yang mancung , bibirnya yang tipis, dan pandangannya berhenti di perut Mu Qing yang membesar.

"Kau senang berada di sana ? Dasar nakal. Jangan menyusahkannya. Kalau sudah senang bermain, cepatlah keluar."

Feng Xin mengangkat pelan kepala Mu Qing, menaruh tangan kirinya dibawah leher Mu Qing, dan tangan kanannya di bawah lutut Mu Qing. Feng Xin bermaksud memindahkan Mu Qing ke tempat yang lebih nyaman. Meletakan Mu Qing dengan pelan-pelan, dan menyelimutinya. Tangan Feng Xin terulur ingin mengusap perut Mu Qing namun Feng Xin menariknya kembali sebelum tangan itu menyentuh permukaan baju Mu Qing.

Saat sore hari Mu Qing terbangun, Feng Xin duduk di dekatnya membelakanginya. Mu Qing bisa melihat punggung Feng Xin yang tegap. Mu Qing bangun dan duduk kemudian mengusap matanya pelan.

Pergerakan dari Mu Qing membuat Feng Xin membuka matanya ketika mendengar pergerakan dari belakang.

"Kau sudah bangun ? Kau tidur seperti orang mati. Lihat, bahkan matahari sudah hampir tenggelam."

Mu Qing melihat ke arah luar gua, memang sudah mulai gelap. Sepertinya membawa roh janin Cuo-Cuo benar-benar menguras tenaganya bahkan tenaga spiritualnya juga melemah.

Feng Xin bangun dari duduknya, menepuk nepuk beberapa bagian di pakaiannya yang tertempel debu. Feng Xin mengambil kembali jubah yang tadi ia gunakan untuk menyelimuti tubuh Mu Qing. Jubah itu dia kibas-kibaskan beberapa kali, sebelum ia menggunakannya kembali.

Feng Xin terlihat seperti ingin pergi,
Mu Qing bertanya padanya. "Kau ingin kemana?"

"Aku akan mencari sesuatu untuk makan malam kita, kau tinggalah disini."

Feng Xin bersiap untuk pergi mencari makanan untuk mereka. Anak panahnya sudah siap terlampir di punggungnya.

"Kau menginginkan sesuatu ? Jika kau menginginkan sesuatu, katakanlah mungkin aku akan mendapatkannya."

Feng Xin mulai melangkahkan kakinya, namun langkah kakinya terhenti ketika ia merasakan genggaman di jubahnya. Feng Xin menengok kearah tangan yang menggenggam ujung jubahnya. Tatapannya tertuju ke arah Mu Qing yang menampilkan ekspresi yang tidak biasanya. Ia menarik ujung jubah Feng Xin, terkesan kekanakan seperti anak-anak yang takut ditinggal. Wajah Mu Qing memelas seakan tidak ingin Feng Xin pergi.

A Though MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang