Chapter 4

1.5K 242 110
                                    

Berjalan tidak terlalu lama mereka akhirnya sampai ke gua. Feng Xin terlihat segera mempersiapkan kayu bakar untuk membakar ikan. Mu Qing mendekat, "Perlu aku bantu?"

Feng Xin yang sedang mempersiapkan kayu bakar mendongak ketika mendengar Mu Qing menawarkan bantuan. "Tidak perlu. Kau cukup duduk dan melihatku bekerja."

Feng Xin meneruskan menata kayu bakar, menumpuknya dan menyalakan api dengan kekuatan spiritualnya. Ketika api sudah menyala, Feng Xin mulai menata ikan yang mereka tangkap tadi dengan posisi melingkari api yang menyala.

Mu Qing duduk di tempat yang sedikit jauh dari tempat Feng Xin membakar ikan. Hanya dengan diam memperhatikan ikan yang sedang dibakar. Feng Xin melirik Mu Qing, "Duduklah disini. Kau akan merasakan hangat jika berada di dekat api." Feng Xin menepuk tempat kosong di sampingnya, memberikan tanda kepada  Mu Qing untuk duduk di sampingnya sembari menunggu ikan bakar mereka matang.

Mu Qing sedikit merasa ragu namun akhirnya Mu Qing mendekat juga ke arah Feng Xin dan duduk di sampingnya. Mu Qing mengingat baju Feng Xin yang basah, "Bajumu masih belum kering, sebaiknya keringkan sebelum kamu masuk angin." Saran Mu Qing yang masih setia melihat ikan-ikan yang akan disantapnya nanti dengan tatapan yang berbinar seperti anak kucing yang menunggu makanan.

Mendengar saran dari Mu Qing, membuat Feng Xin menyadari kalau baju yang ia kenakan itu basah. Feng Xin menyetujui saran dari Mu Qing. Feng Xin bangkit dari duduknya, melepas jubah dan pakaian luarnya. Berjalan ke arah tepi gua, memeras pakaiannya di sana, mengibasnya beberapa kali dan menjemurnya di sebuah bambu yang melintang.

Feng Xin berbalik dan mendapati tatapan berbinar yang di layangkan oleh Mu Qing kepada ikan ikan yang bahkan belum setengah matang. "Hentikan tatapanmu itu, ikannya tidak akan cepat matang hanya dengan kau menatapnya seperti itu."

Feng Xin kembali dan duduk di tempatnya semula, tangannya dengan telaten membolak balik ikan yang di bakar.

"Tunggulah sebentar lagi. Apa kau sudah sebegitu laparnya ? Hem?" lanjutnya.

Feng Xin mengambil ikan yang menurutnya sudah matang, mengendus baunya sedikit, kemudian menyerahkannya pada Mu Qing. "Makanlah. Yang ini sudah matang."

Mu Qing menerima ikan dari Feng Xin lalu sedikit meniupnya agar tidak panas setelah itu menggigit ikan bakar yang berada di pegangannya. Tidak lama kemudian Mu Qing mengambil ikan yang menurutnya sudah terlihat matang dan memberikannya kepada Feng Xin.

"Kau dari pagi belum makan,"

Feng Xin menerima ikan yang di berikan oleh Mu Qing. Feng Xin berpikir apakah Ia harus memakannya atau tidak. Sebagai dewa, tidak makan sehari baginya tidak masalah. Namun melihat Mu Qing yang makan dengan lahapnya membuatnya merasa penasaran ingin mencoba. Feng Xin mengendus ikan di tangannya. Wajahnya menampilkan ekpresi tidak nyaman ketika ia masih mencium bau amis dari ikan tersebut. Membuatnya sedikit ragu untuk memakan ikan tersebut. Namun ketika ia melihat kembali ekspresi Mu Qing, membuat Feng Xin menghilangkan keraguaannya dan mencicipinya sedikit.

"Rasa apa ini ?!!💢"  Feng Xin langsung melepehkan daging yang tadi ia coba. Rasanya benar-benar tidak enak.

"Hentikan..!! Jangan memakannya lagi. Bagaimana bisa kamu tetap memakan makan seperti ini ??!! Aku akan mencari buah-buahan untuk kita" lanjutnya.

"Apa yang aneh dari ikan ini? Ini enak sekali." Melihat reaksi Feng Xin yang seperti memakan makanan basi, Mu Qing mengernyitkan keningnya.

Mu Qing masih menggigit ikannya, entah kenapa dia hanya merasa ikan itu tidaklah buruk. Mu Qing menarik tangan Feng Xin saat dia akan bangun dan mencari buah-buahan, "Tidak perlu berlebihan. Ini bisa dimakan, lagipula sudah gelap kau akan mencari kemana?"

A Though MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang