12

541 67 13
                                    

Mian kalo ada typo ya

ini gw gak revisi lagi, ngetik aja pokok nya 😁

jadi besok aja revisi nya ya, moga gak banyak typo nya 😂

.

.

Jeon Yunho melangkah masuk, tak ada sambutan sang istri. Hanya bisa menghela napas, di lihat nya eomma Jeon duduk di sofa ruang TV dengan mata menatap nya sayu.

"Ini sudah malam kedua, Jungkook belum pulang."

Ucap eomma Jeon datar, Yunho sudah menduga kalau sang istri pasti akan membahas soal ini.

"Kau tau kan anak itu, besok juga dia pulang. Mungkin dia masih marah padaku."

"Bagaimana jika tidak?"

Yunho terdiam, tatapan mata sang istri menyiratkan kekecewaan.

"Sayang, kau mau aku bagaimana sekarang?"

Demi apa dia begitu lelah, pulang ke rumah hanya di ajak debat seperti ini. Yang benar saja!

"Apa kau ingat kapan terakhir kau bicara pada nya sebagai seorang ayah, bukan sebagai seorang kepala polisi?!"

"Apa maksud mu? Aku sudah berusaha menjadi ayah yang baik selama ini, apa menurut mu tidak?! Aku sudah bicara baik-baik pada nya, apa aku harus mentolerir perbuatan nya yang jelas-jelas melanggar hukum itu??"

Terbawa emosi, Yunho mengebrak meja. Eomma Jeon terdiam, hanya airmata nya yang mengalir. Yunho terduduk, menatap sang istri yang menangis. Termasuk Yuna yang menyaksikan pertengkaran orang tua nya dari balik ruangan, selalu seperti ini setiap kali oppa nya pergi dari rumah.

.

.

.

Jungkook memacu mobil nya tanpa tujuan, otak nya buntu. Hati nya tak karuan, dada nya sesak. Bagaimana bisa Jimin datang dan melihat nya, setelah apa yang dia lakukan kemarin malam. Si tampan berhenti, memukul keras setir mobil.

Jeon Jungkook, lelaki macam apa kau hah!!! Dasar brengsek, bajingan!! Jungkook membenamkan kepala nya pada setir mobil. Dia tidak punya keberanian untuk menemui Jimin karena rasa bersalah, atau tidak berani mengakui perasaannya??

.

.

Dengan malas namja tampan itu masuk, tak ada orang. Seperti nya eomma, appa dan Yuna sudah tidur. Jungkook memang memutuskan untuk pulang, dan besok dia berniat menemui Jimin di sanggar.

Setelah mandi dan berganti pakaian, si tampan menyalakan ponsel nya. Berbaring di kasur, pikiran nya kembali pada sosok manis itu. Tiba-tiba saja otak nya merewind apa yang terjadi malam itu, mengapa dia bisa lepas kendali. Entah apa yang ada di pikiran nya saat itu.

Setiap inci dari Jimin, suara desah nya yang membangkitkan gairah. Kulit putih halus nan mulus, bibir plum yang begitu manis. Semua membuat nya gila, Jungkook membenamkan wajahnya di bantal. Maafkan aku Jimin, tapi aku tidak bisa menahan diriku.

.

.

.

Pagi ini si tampan sudah rapi, menyambar tas nya di atas meja lalu turun ke bawah.

Dengan santai Jungkook berjalan melewati orang tua nya dan Yuna, yang sedang menunggu nya di meja makan untuk sarapan.

"Kook sarapan dulu, apa kau ada jadwal kuliah pagi?"

TAKE ME TO THE MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang