Airport (Prolog)

126 5 0
                                    

Andra masih diam menatap jadwal kedatangan. Ia menghembuskan nafas panjang, tanda menyerah karena telah menunggu sangat lama. Ia beranjak dari kursinya, menghilangkan kejenuhan yang dirasakan.

Bandara. Tempat yang menyebalkan menurut Andra 'buat apa menciptakan pertemuan jika tau perpisahan sudah menunggu' pikirnya. Andra memotret ribuan ekspresi di tempat ini, dan sudah berkali-kali pula ia mendecak kesal karena melihat perpisahan.

Namun matanya seakan terkunci melihat seorang gadis sedang duduk sendiri, menunggu kedatangan seseorang. Ia menyimpulkan senyum melihat wajah jenuh gadis itu, wajah itu menarik perhatiannya, membuatnya memotret gadis itu dari kejauhan. 'Pesawat penumpang Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan...' pengumuman yang sedari tadi Andra tunggu tiba-tiba menjadi pengumuman yang menyebalkan karena sudah membuatnya berhenti mengagumi gadis itu.

Andra mencari sosok yang ia tunggu-tunggu

"Ya ampun Ndra, lo makin lama makin jelek aja ya" sapa perempuan yang terlihat lebih tua daripadanya. Alya, kakak perempuan Andra satu-satunya yang membuat Andra rela menunggu berjam-jam

"Sialan lo kak, kemana aja sih? Gue nunggu disini udah 3 jam!" Omel Andra. Alya hanya terkekeh

"Biasalah delay, udah yuk pulang." Alya menggandeng tangan Andra, atau lebih tepatnya menarik paksa Andra untuk segera pergi.

Sebelum meninggalkan bandara, Andra kembali menoleh kebelakang, ketempat duduk gadis yang baru ia temui. Ia tersenyum, mengingat wajah gadis yang mungkin akan dirindukannya 'lagi-lagi aku merasakan pertemuan singkat yang mungkin entah sampai kapan aku haru menunggu untuk bertemu kembali'

-***-

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang