🌻🌻

62 10 10
                                    

Anyeooong

Maafkan  ketidak konsistenanku dalam menggunakan kata aku dan saya di chap sebelumnya,  jadi mula chap ini kata saya di ganti jadi aku.

Typo bertebaran 🙏

Daniel'pov

Kriiiiing kriiing kring   bel dari pusat informasi berbunyi, pak Kim yang sedang menjelaskan maksud dari persamaan H=E+PV  yang ada dalam materi termokimia harus terhenti,  beliau terpaksa menutup kelas tampa memberikan tugas sama sekali,  padahal aku yakin pak. Kim telah menyediakan banyak soal untuk tugas hari ini.

Setelah membereskan barangnya dan menyuruhku membawa keruangannya, pak. Kim meninggallakan kelas dengan mengucapkan salam. Ah yah aku lupa mengatakannya, aku dipercaya wali kelasku untuk memimpin kelas ini, dengan kata lain aku adalah ketua kelasnya, jadi membawa barang guru kembali ke ruangan meraka adalah tugas sampinganku.

Sebelum menuju ruangan guru aku melakukan rutinitas harianku dulu,  memandangi matahariku membereskan bukunya,  memasukkanya kedalam tas, lalu mengeluarkan kotak bekal dari dalam laci mejanya, selalu seperti itu setiap hari, monoton memang tapi itu tidak membuatku bosan karna hal itu dilakukannya dengan mata yang berbinar dan senyum tipisnya. Aku berani bersumpah itu adalah pemandangan yang sangat indah.

Berbicara tentang dia, sudah 3 minggu lebih aku memujanya tidak banyak perkembangan, masi seperti awalnya, memujanya, mengaguminya, tanpa ada yang tau termasuk dia dan juga 2 teman absurdku, padahal aku dengan terang terangan menatapnya memuja,  bahkan sekali kali modus menyapanya, sekedar untuk melihat dengan jelas senyumannya setiap selesai berbicara.

Jika kalian bertanya apa yang sudah kuketahui tentangnya, jawabannya sampai hari ini selain objek pujaanku yang kuceritakan sebelumnya, aku baru mengetahui 2 hal lain yang pertama, yaitu nomor kontaknya.  Dengan alasan untuk membuat grub sebagai media komunikasi kelas, aku meminta langsung kontak personnya (karna hal ini aku bersyukur menjadi ketua kelas) tapi sayang aku belum berani memulai percakapan online dengannya,  takut responnya tidak sesuai harapanku.

Hal kedua yang kuketahui yaitu, ternyata seongwoo gadis yang mandiri terbukti dengan dia yang menyiapkan dan memasak bekalnya sendiri, ini kuketahui dari hasil mencuri dengar percakapannya tentang bekal apa yang dia bawa hari ini, dengan ke dua temannya Minhyun dan juga Minki ( aku berharap bisa menikmati masakananya suatu hari nanti) . Ah masi ada yang ketiga, tapi masih belum pasti, hari ini aku berniat untuk mengetahui dimana dia tinggal.

"woi kudanil buruan napa" suara berat seseorang mengintrupsiku dari kegiatan memujaku.

"iya elah cacing gua pen buka puasa ni,  mana kudu keruang guru lagi" kali ini suara serak seseorang yang lain

" sabar elah, nih yah bin, hwan gua kasi tau sesungguhnya Allah itu mencintai orang orang yang sabar" balasku sekalian mendakwai mereka.

"ah lu dari kelas satu ampe sekarang ceramahnya itu itu mulu, ganti konsep lah sekali kali"

Aku hanya terkekeh menanggapi ucapan jaehwan

Ah yah perkenalkan 2 orang yang merecokiku ini adalah sahabatku,  kami berteman sejak Sekolah menengah pertama,  dan entah bagaimana ceritanya sampai saat ini kami belum pernah berpisah kelas.

Yang bersuara berat tadi bernama kwon Hyunbin, manusia titisan galah satu ini sedikit pendiam,  tapi jika bersama kami entah kemana sisi diamnya itu, yang satu lagi bernama Kim Jaehwan, manusia dengan pipi bakpaw,  penyanyi andalan kelas kami, suara seraknya aku akui cukup enak didengar,  tapi sayang berkebalikan dengan Hyunbin dia agak sedikit gila.

Kami bertiga sangat dekat sampai sampai mengetahui aib satu sama lain, tapi tentang Seongwoo aku belum ada niat untuk mengatakannya, kenapa? Karna memang tidak berniat membicarakan hal seperti ini kepada mereka, ku akui Hyunbin memang masi bisa diajak membicarakan hal ini, tapi masalahnya percintaannya saja belum kelar,  mengejar Hwang Minhyun (sahabat Seongwoo)  dari kelas 10 dan sampai sekarang belum berhasil mendapatkannya, bagaimana bisa dia membantuku.

Sedangkan Jaehwan, jika kalian ingin membicarakan tentang game, musik,  dan sepak bola,  maka jaehwan orang yang tepat.  Tapi jika kalian akan membahas CINTA, percayalah sekali satu kata itu keluar dari mulut kalian maka detik itu juga dia akan meninggalkanmu ( dia memiliki trauma dengan kata itu).

-----------

Aku melirik jam analog yang melingkar ditanganku, jamku menunjukkan pukul 16.27, tiga menit lagi bel pulang sekolah akan berbunyi, kulihat ibu suzy juga berniat menyudahi kelasnya, dengan memberikan pekerjaan tambahan untuk dirumah (tugas).

Sesuai dugaanku bel pertanda pulang pun berbunyi, aku membereskan barang barangku kemudian ditemani jaehwan, aku membawa barang ibu suzy ke ruangannya, setelah berpamitan pada guru disana aku dan jaehwan bergegas ke parkiran siswa, jaehwan memukul pundakku, (pukulan perpisahan katanya) kemudian melangkah ke arah mobil merahnya terparkir,  sedangkan aku menuju ke parkiran motor,  dimana motor N-Max hitamku kuparkir ,tidak berniat pulang aku akan ke satu tempat dulu. Ngomong ngomong bukannya tidak mampu seperti jaehwan, orang tuaku bisa dibilang cukup mampu untuk membelikanku sebuah mobil tapi sejujurnya aku memang lebih suka mengendarai motor dibandingkan mobil.

Sebelum berbelok kearah gerbang, aku berhenti dan menepikan motorku. Aku melihat matahariku, berada depan gerbang sedang melambaikan tangan dan tersenyum cerah kepada Minki temannya, sungguh aku ingin mendekat kearahnya,  menikmati senyuman Seongwoo dari dekat.

Tak lama setelah kepergian Minki, sama seperti hari hari sebelummya sebuah sedan berwarnah putih berhenti tepat di depan Seongwoo, kulihat sang supir tersenyum padanya,  sedangkan di bangku belakang nampak seorang gadis mengenakan seragam salah satu sekolah menengah pertama yang cukup terkenal di kota ini, tengah sibuk dengan ponsel pintar di genggamannya, aku berfikir mungkin itu adiknya, karena mereka berdua tampak mirip.

Hal yang anel adalah Seongwoo tidak pernah duduk di kursi belakang bersama gadis itu,  dia akan selalu duduk di depan disamping kursi sang supir, mungkin itu salah satu bentuk penghormatan Seongwoo.  Setelah memastikan pintu mobil tertutup,  mobil itupun melaju ke arah jalan raya,  seauai dengan rencanaku tadi aku ingin mengetahui tempat tinggal Seongwoo, yaitu dengan cara mengikutinya,  setelah beberapa saat aku pun mengikutinya tetapi tetap menjaga jarakku, agar tidak ketahuan mereka.

Setelah mengikuti mereka,  aku sadar cukup familiar dengan jalur yang mereka tujuh, aku tidak sempat memikirkan akan ke arah mana jalur ini aku hanya fokus mengikuti,  demi Allah aku tidak ada niat jahat sama sekali, aku benar benar hanya ingin tau dimana Matahariku tinggal.

Setelah berbelok memasuki sebuah gerbang komplek dengan warna hijau tua dengan tulusan C.R besar yang berwarna coklat, rasa penasaranku pun terjawab, ini adalah salah satu komplek elit di kota ini,  pantas aku kenal dengan jalurnya aku memang sering mengantar bunda kesini, salah satu saudarah bunda tinggal dalam komplek ini.

Salah seorang securiti komplek yang berjaga melambaikan tangan dan tersenyum ke arah supir. setelah aku lewat si securiti juga tersenyum padaku, mungkin dia mengingat mukaku yang memang cukup sering keluar masuk komplek ini

Setelah melewati 2 lorong, mobil itu berbelok ke arah kanan dan berhenti dedepan sebuah rumah mewah yg berwarna dasar oranye, dan jacpot mobil itu berhenti tepat di sebelah rumah Bibi Kim, rumah saudarah bunda. Artinya selama ini seongwoo adalah tetangga dari bibiku.

Karna terlalu senang, aku melewatkan satu hal,  selama ini aku cukup sering datang ke rumah bibi,  namun tidak sekalipun aku pernah melihat keberadaan Seongwoo di rumah oranye ini.

TBC

huwaaah, hy aku terharu ada yang minta lanjut 😭😭 ada yang baca aja aku udah syukur banget, apalagi sampai ninggalin jejak di book ini, aku makasih makasih banget 😊😊.

Ah iya maaf jika book ini Lokal tapi tetap menggunakan marga,  karna sejujurnya aku sangat suka dengan dengan marga mereka  mohon maaf juga kalo ongniel momennya masi tersembunyi

SUNFLOWER - ONGNIEL (GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang