three

101 31 20
                                    

.

.

Jam baru menunjukkan pukul 5 pagi tapi ibu sudah membangunkan Sunhi.

"Bu, kenapa harus membangunkanku jam segini, ini masih terlalu pagi untuk sekolah yang masuk pukul setengah delapan"

"Sunhi, kau tau sendiri jika butuh berjam-jam untuk dirimu bersiap, ibu tidak ingin kau terlambat di hari pertamamu sekolah"

"Sekarang kau mandi, ibu akan menyiapkan seragam dan sarapanmu"

"Baiklah"

Dengan langkah gontai Sunhi berjalan ke kamar mandi.

Jarak rumah dan sekolahnya cukup jauh, dia harus menaiki bus selama 15 menit. Karena ini hari pertama, maka ibu menemani Sunhi, dia terlihat sangat antusias, tampak pada matanya yang berbinar saat melihat Sunhi memakai seragam sekolah baru. Berbeda sekali dengan mukanya  yang di tekuk.

"Sunhi, ibu mohon nanti di sekolah berbaur lah dengan teman lainnya, jgn terus berdiam diri, kau tidak mau kan kejadian di Canada terjadi lagi di sini"

"Tapi bu, aku tidak bisa berbaur dengan mereka, aku merasa nyaman dengan keadaanku sekarang, ku rasa menyendiri memberikan ketenangan"

Yoona hanya melihat putri semata wayangnya dengan sedih. Dia bingung dengan putrinya yang sulit bersosialisasi.

"Baiklah, terserah padamu. Tapi setidaknya carilah dua atau tiga orang untuk menjadi temanmu"

"Iya bu, aku mengerti"

Keadaan bus pagi ini cukup ramai, dikarenakan tidak hanya anak sekolah yang menaikinya, di sudut belakang ada beberapa orang yang sepertinya akan ke kantor, lalu ada juga ibu-ibu yang sepertinya akan ke pasar.

Beruntung Sunhi dan ibunya mendapatkan tempat duduk.

"Ada untungnya ibu tadi membangunkanmu pagi-pagi bukan, lihat bagaimana jika kita telat sedikit saja, dipastikan tidak ada tempat duduk untuk kita"

"Hm, iya bu"

Setelah turun dari bus, ibu segera memegang tangannya layaknya anak kecil.

"Besok jangan menaiki bus itu lagi Sunhi, tadi orang yang membawa keranjang sayuran memberitahu ibu kalau ada bus yang di khususkan untuk anak sekolah. Tapi besok kau harus pergi sekolah sendiri, nde?"

"Kau berani kan?"

"Tentu bu, tapi tolong lepaskan pegangan tangan mu, kita sudah hampir sampai di sekolah, aku bukan anak umur lima tahun lagi"

"Tapi kau tetap putri kecilku". Yoona mengusak kepala Sunhi gemas.


***

Saat itu sekolah sangat sepi karena semua murid sedang melaksanakan proses pembelajaran di kelas masing-masing.

Ibu Sunhi juga sudah pulang.

Sekarang Sunhi tengah berjalan di koridor sekolah dengan jari yang saling bertautan menahan gugup dan disampingnya guru berusia tiga puluhan yang sering di sebut Choi saem.

Sunhi mendapatkan ruangan 12C.
Kelas itu sering di sebut kelas jin oleh guru-guru karena tidak pernah tidak ribut dalam sehari.

Ada saja yang selalu di ributkan oleh kelas 12C, seperti memberi balsem di setiap tempat duduk, sehingga pantat mereka yang sial kena sasaran balsem tersebut akan panas dan mereka akan berlari-lari sambil mengipasi pantatnya.

INTROVERT GIRLFRIEND (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang