07

2.8K 290 144
                                    


"Akhhh"

Sehun tidak memperdulikan teriakan kesakitan yang jisoo lontarkan sedari tadi. Sehun malah semakin gencar memberikan sayatan sayatan pada tubuh jisoo bahkan tak segan menampar keras wanita itu jika berani memberontak.

"Seh sehun hiks, tolongh he hentikan akhh"

Sehun tersenyum miring mendengar ucapan jisoo yang memohon pada dirinya supaya berhenti.

Tangan sehun bergerak membelai pipi jisoo yang basah akibat airmata dan juga darah disana.

"Hm? Berhenti? Oke" Sehun melempar asal pisau yang ia gunakan untuk menyayat tubuh jisoo hingga tergeletak entah kemana.

Jisoo bernafas lega saat sehun sudah membuang pisaunya, "terimakasih"

Sehun bergerak melepaskan ikatan pada tangan dan kaki jisoo lalu mengambil kain basah dan mendudukkan jisoo diatas pangkuannya.

"Ahh"
Jisoo meringis menahan sakit, sehun menekan kain basah itu cukup keras pada lukanya, "pelan-pelan" Pinta jisoo ragu.

Arah pandang sehun tertuju pada bibir mungil menggoda milik jisoo, merasa diperhatikan jisoo cepat cepat menutupi bibirnya menggunakan telapak tangannya, sehun berdecak.

"Ck kau takut jika aku akan menghisap bibirmu, huh?! " Ucap sehun meremehkan

Jisoo hanya diam menanggapi ucapan sehun, rasanya jisoo ingin sekali memukul mulut sehun yang asal berbicara hal seperti itu.

"Kau tidak menjawabnya hm?" Ucap sehun lagi, "apa bibirmu sakit? Aku bisa menyembuhkannya" Sehun memasang senyum miring nya

Jisoo tau pasti sehun memiliki maksud lain, jisoo segera menggeleng dan berniat berdiri dari pangkuannya sehun, tapi sehun dengan cepat menahannnya alhasil jisoo kembali terduduk diatas pangkuan sehun lagi.

Sehun mendekatkan wajahnya pada ceruk leher jisoo, jisoo bisa merasakan hembusan nafas hangat sehun menggelitik kulit lehernya, "urusan kita belum selesai sayang" Ucap sehun berbisik

Jisoo menatap sehun takut takut, "a apa?".

Sehun bergerak perlahan merebahkan jisoo diatas kasur, awalnya jisoo hanya diam saja tapi jisoo mulai sadar dengan apa yang akan sehun lakukan padanya dengan cepat jisoo mendorong dada sehun sekuat mungkin hingga sehun mundur beberapa langkah.

"A aku sedang tanggal me merah" Ucap jisoo berbohong

Sehun mengangkat sebelah alisnya, tentu saja sehun tidak akan percaya begitu saja dengan ucapan jisoo. Sehun memeluk jisoo dan membawanya berdiri, perlahan tangan sehun bergerak turun untuk meraba area kewanitaan jisoo dan hasilnya tidak ada pembalut yang menempel disana.

"Sudah berani berbohong huh!"

Jisoo panik, jisoo menyesali perbuatannya tadi. "A aku tidak bermak-"

"you should be punished dear"

Jisoo menggeleng, "ti tidak" Airmata nya mulai berjatuhan

Sehun tidak peduli dengan rengekan jisoo dan semakin mengikis jarak mereka, jisoo memundurkan badannya saat sehun hendak menciumnya. Hal yang dilakukan jisoo memicu kemarahan dalam diri sehun.

"KENAPA KAU TERUS MENOLAK HAH?!" teriak sehun marah tepat di depan wajah jisoo.

Jisoo tersentak kaget, airmatanya sudah deras berjatuhan, kakinya melemas.

Dada sehun naik turun karena marah, matanya memerah, nafasnya terdengar keras.

"Kenapa kau selalu menolak ku" Ucap sehun lagi lebih santai dari yang sebelum

Jisoo sudah menangis sesegukan didepan sehun, jisoo bisa saja jatuh merosot ke bawah jika saja sehun tidak memeluk pinggangnya.

"A aku bukan jalang hiks" Lirih jisoo

Jisoo hanya takut jika dirinya akan bernasib sama seperti kakanya, kakaknya pasti juga akan sedih jika sampai jisoo mengalami hal sama seperti irene. Hati nya sakit.

"A aku aku bukan wa wanita seperti yang ada di lu luar sana hiks, yang bi bisa di se setubuhi para lelaki se suka hati hiks."

Sehun masih terdiam mendegar ucapan yang jisoo lontarkan

"Ka kau bo boleh menyiksaku sepuasmu bahkan sampai aku mati sekalipun, ta tapi jangan gunakan tubuhku lagi hiks. Su sudah cukup kakakku ya menjadi korban kakakmu"

Jisoo berusaha untuk tidak menangis lagi, jisoo takut tangisnya hanya akan membuat amarah sehun semakin memuncak. Bisa jisoo rasakan tangan sehun mengepal kuat di balik tubuhnya, jisoo tau sehun pasti sedang marah besar sekarang.

"Ji jika kau ingin menyiksa ku lagi, lakukan saja. Ja jangan tahan amarahmu sehun i itu hanya akan membuatmu terbebani" Ucap jisoo

Jisoo memberanikan diri untuk mengambil pisau buah yang ada di atas meja dekat mereka berdiri, tangannya gemeteran saat pisau itu sudah berada ditangannya.

"La lakukan" Ucap jisoo seraya menyerah pisau itu pada sehun

Sehun menerima pisau yang jisoo berikan padanya.

Jisoo sebenarnya takut, tak jisoo harus merelakan tubuhnya kembali disayati dari pada tubuhnya kembali dilecehkan oleh sehun.

Jisoo memejamkan matanya erat, saat sehun  mengangkat tangannya yang terdapat pisau disana. Jisoo menarik nafas sedalam mungkin guna untuk menenangkan dirinya.

Jisoo sudah memejamkan matanya cukup lama dan besiap jika sehun akan mulai menggoreskan pisau itu pada lengannya, tapi jisoo masih tidak merasakan apapun pada tubuhnya. Jisoo membuka matanya perlahan dan terbelalak kaget saat menemukan sehun sedang menyayati tangannya sendiri.

Sejahat-jahat nya sehun pada jisoo, jisoo tidak akan tega melihat orang lain terluka. Jisoo segera merampas pisau yang ada ditangan sehun, "a apa yang kau lakukan?" Tanya jisoo

Sehun hanya menatap jisoo datar.

'Apa semua psychopath tidak merasakannya sakit saat terluka?' batin jisoo heran

Saat jisoo akan berjalan keluar untuk mengambil kotak P3K, tangannya dicekal oleh sehun dan tubuhnya jisoo tertarik kebelakang hingga tubuh jisoo jatuh diatasi kasur. Sehun kembali menindih jisoo.

Jisoo bergerak gelisah saat sehun merendahkan tubuhnya untuk lebih dekat. Mata jisoo kembali berkaca-kaca, jisoo takut jika sehun akan menggunakan tubuhnya lagi.

"Jangan" Lirih jisoo

Sehun terus merendahkan tubuhnya perlahan hingga....



















































"Menikahlah denganku, jika kau tidak ingin ku lecehkan"


















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang