Hai haloooo
***
Malam Minggu kali ini [name] dan Sakusa berencana untuk keluar rumah. Suntuk sekali berminggu minggu hanya dirumah karena pandemi. Tentu merayu Sakusa tidak mudah bagi [name]. Beruntung Sakusa menyetujui ajakan [name] tapi dengan banyak syarat.
Mereka hanya memutari kota dengan berjalan kaki, sesekali membeli jajanan jajanan yang dijual di pinggir jalan. Hanya [name] yang makan, Sakusa tetap dengan keras kepalanya.
"Omi, kau tidak mau ini?" tanya [name] sembari menyodorkan Taiyaki berisi matcha kesukaannya.
"tidak." jawab Sakusa singkat. [name] hanya menatap Sakusa dengan tatapan malas.
"tidak asik," ucap [name]. Mereka menepi untuk mengistirahatkan diri di sebuah kursi taman.
[name] masih menikmati Taiyakinya dan Sakusa hanya memandang orang orang yang berlalu lalang dengan tatapan tajam. Tentu masker menutupi wajahnya.
"aku tadi membeli Umeboshi. Kau tidak maukan? Yasudah akan ku habiskan," ucap [name] membuka bungkusan Umeboshi. Sakusa langsung mengambil bungkus itu.
"halah, sok nolak tapi kepingin," ledek [name]. Sakusa menatap [name] tajam.
Selesai menghabiskan sebungkus Taiyaki, mereka menuju bukit dekat sana. Niatnya memandang kota Tokyo.
Udara lumayan dingin malam ini dan [name] melupakan jaketnya dirumah. Jadi, selama menanjak ia menggosokkan kedua tangannya agar tetap hangat.
Sakusa mengetahui hal itu langsung menarik tangan [name] dan mengantungkan bersama tangannya di kantung jaket. [name] mendekat ke Sakusa dan tersenyum manis.
"hehe tau aja lagi kedinginan," ucap [name]
"siapa suruh jaket segala ketinggalan. Pamer pakaian?" ucap Sakusa.
"dih apaan kaga. Sok tau banget kakek kakek," ucap [name]. Sakusa menyentil dahi [name] pelan tidak terima dikatain kakek kakek.
"sehari aja bisa ga si gausah nyentil?" tanya [name] dengan sedikit emosi.
"biar makin bodoh," jawab Sakusa.
"jaga omonganmu yang tidak ada adabnya itu," ucap [name] mendelik tajam ke Sakusa yang hanya di balas dengan tatapan malasnya.
Mereka sampai di sebuah bukit. Mendudukkan diri mereka di kursi yang tersedia, memandang kota Tokyo yang bersinar.
"omong omong, itu bintangnya cantik banget," ucap [name] sambil menunjuk bintang yang bersinar terang di langit. Sakusa mengikuti arah tangan [name].
"gak secantik kamu," ucap Sakusa santai. Seketika pipi [name] memerah mendengarnya. Pasti selalu saja omongannya buat [name] terkejut.
"kalau aku bintang, kamu bulan ya?" ucap [name] asal.
"kenapa?"
"karena kalau ada bulan, sudah pasti ada bintang," ucap [name].
"salah. Bulan gak setiap harinya hadir. Begitu juga dengan Bintang," ucap Sakusa, "tapi kalau langit malam dan bintang udah pasti bersama."
"hee? Gitu? Berarti kamu langit malam, dan aku bintang. Karena kita akan terus bersama," ucap [name].
Tangan mereka bertautan dengan erat. Saling mengisi kehangatan satu sama lain. Di penuhi dengan obroloan obrolan ringan yang sudah pasti ucapan Sakusa yang tajam.
Malam minggu ini, [name] dan Sakusa keluar rumah dan menikmati pemandangan malam di bukit.
***
Harusnya di publish malming kemaren. Tapi lupa, sorry 😔✊.
Sugarhmhm.
KAMU SEDANG MEMBACA
blueming | Sakusa Kiyoomi
Acakhidup bareng Kiyoomi, menurut [name] itu rasanya kek nano nano. asem ada, pahit ada, manis ada, pokoknya komplit make karet 3. note : ✾ reupload, yang lama ke hapus. ✾ slow update.