#13

4.7K 426 69
                                    




Hei—hoe . . ddq kuki balik 😎


***

Kehamilan Jimin sudah masuk bulan kedua, dan kami baru saja kembali dari rumah sakit; melakukan pemeriksaan bulanan.

Dokter bilang tidak ada yang perlu di khawatirkan selain nafsu makan Jimin yang menjadi sedikit lebih banyak. Dokter juga meresepkan beberapa vitamin untuk di konsumsi oleh Jimin berdampingan dengan susu hamilnya.

"Kamu kenapa senyum-senyum terus, sih?" dia menatapku dengan segaris lekukan di dahi.

Aku menggeleng sambil tersenyum. "Gak apa-apa."

Hanya gemas dengan istriku yang semakin bulat <3

Jimin mendengus. Kembali sibuk dengan buku panduan tentang kehamilan di tangannya.

"Mau mampir ke supermarket gak?" aku bertanya, ketika melihat sekilas gedung supermarket di seberang jalan.

"Boleh. Kebetulan aku kepingin makan buah."

.

.

Setengah troli sudah di penuhi oleh buah-buahan, dan Jimin tidak membiarkanku membeli cemilan lain. Satupun. Padahal dia sendiri selama hamil sering ngemil keripik kentang :)

Gapapa, dedeq sabar..

Aku setia mengikutinya dari belakang. Sambil sesekali menelan ludah, menatap bongkahan pantatnya yang semakin membesar seiring masa kehamilan.

Askdhlsamaj.. tahan tahan, Jeka kuat..

"Sayang?"

"Hm?" dia menyahut tanpa menoleh padaku.

"Benaran nih gak boleh main?" aku bertanya selirih mungkin agar tak ada orang lain mendengar.

Jimin langsung mengalihkan atensinya padaku. "Main apa maksudmu?"

Aku maju lebih dekat. Berbisik di cuping telinganya. "Dedek kuki kangen lubangmu."

Plak!

"Duh, kok aku di pukul?" aku mengaduh sambil mengusap-usap jidatku yang jadi korban jari-jari bantetnya.

"Habisnya kotor sih!" dia mendengus sinis.

Aku merengut. Merasa tertolak. "Aku 'kan cuma bicara jujur."

"Hmm? Benaran mau main?"

Aku mengangguk lagi. Di otak sudah membayangkan Jimin yang telanjang, naik-turun di atas penisku..

Shit! I'm hard..

"Boleh. Tapi nanti, nunggu umur babynya sudah empat bulan."

What?!

"Yaah, masih lama dong." bahuku lemas. Semua bayangan kotor tadi tiba-tiba musnah. Tersapu bagai di terjang angin.

"Ya memang aturannya begitu. Kamu sendiri 'kan dengar dokter bilang apa saja tadi."

Yaelah, sulit sulit :')

"Tapi sayang, aku tuh.. pengen.." suaraku mencicit, seperti tikus terjepit.

"Terus gimana dong? Kamu mau nanti kejadian apa-apa sama baby?"

Aku segera menggeleng kuat-kuat.

No!

"Ya gak mau lah. Kamu mah."

"Yaudah. Tahan. Cuma dua bulan lagi kok."

Cuma katanya? Hng :')

Pernikahan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang