#01

15.1K 774 88
                                    








***

"Kook.."

Suara mendayu di sertai sentuhan lembut di pipi memaksa kelopak mataku untuk segera terbuka.

Seulas senyum cantik milik istriku kembali aku dapati pagi ini.

Aiih..

"Pagi." sapanya, lalu kemudian mengecup bibirku.

"Pagi kembali, istriku."

Ia tersipu.

Dadaku jadi sasaran pukulan gemasnya.

"Jangan menggombaliku, Kookie."

Aku terkekeh sebelum meraih tubuhnya untuk ku peluk. "Aku tidak menggombalimu tuh. Kamu 'kan memang istrinya aku."

Jimin menggeliat, mendorong dadaku ketika aku menciumi perpotongan lehernya yang sensitif.

"Ini masih pagi, oke!"

Aku mendengus dan ia beranjak turun dari ranjang untuk membuka tirai gorden.

Aku kembali terpesona melihat bagaimana lekuk tubuhnya yang hanya berbalut kemeja putih menerawang disinari cahaya matahari.

Unch, bersinar sekale istri akoh :'*

"Cepat bangun. Kita ada janji dengan Dokter Choi hari ini."

Kening ku berkedut dan ia menyadarinya.

"Kenapa?"

"Lagi?" tanyaku memastikan.

Jimin mengangguk setelah kembali duduk di sampingku.

"Sayang, bukan 'kah Dokter Choi sudah bilang kalau kita berdua baik-baik saja dan sehat? Kamu sendiri mendengarnya bulan lalu. Ini hanya masalah waktu."

Raut wajah Jimin berubah secepat membalik telapak tangan. Ia mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

"Tapi kapan?"

Aku menangkap getaran di suaranya yang masuk ke indra perdengaranku. Membuatku terdiam.

"Apa kamu mau kita tidak punya anak sampai tua nanti?"

Aku kembali tertohok mendengar ucapannya. Ini adalah yang kesekian kalinya kami berseteru dengan alasan yang sama.

Aku juga ingin memiliki anak. Sangat.

Masalahnya, meski kami sudah berusaha. Bercinta rutin dan memeriksakan diri ke dokter. Tetap saja belum membuahkan hasil.

"Sayang.."

"Aku sakit, Kook-ah." katanya yang akhirnya menatapku.

Jantungku terasa di hantam palu dengan keras.

Jimin.. menangis.

Lagi.

Dan aku penyebabnya.

"Mereka selalu bertanya hal yang sama dan itu membuat hatiku sakit."

"S-sayang, aku––maaf. Aku tidak tau."

Ku peluk tubuhnya demi menenangkan. Ia terisak, dan hatiku berdenyut sakit.

"Maaf.."

"Baekie hyung sudah punya bayi. Aku juga mau, Kookie."

"Sstt.. Sayangku, Baekhyun dan Chanyeol hyung sudah menikah selama empat tahun lebih, wajar jika mereka memiliki bayi. Sementara kita?" aku menarik diri guna menatapnya. Ku usap airmata yang mengalir di pipinya. "Kita baru setengah tahun."

Pernikahan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang