#08

5K 616 172
                                    







***

"Ini."

Bulgogiiii.

"Woah, sepertinya enak."

Jimin tersenyum seraya memberikan semangkuk penuh nasi padaku.

"Makanlah yang banyak."

"Tentu." Aku mengangguk semangat sebelum memasukkan potongan daging ke dalam mulutku.

Masakan istriku memang terbaik:*

"Sayurnya di makan juga, Kook."

Gak suka:")

"Iyaa."

.

.

"Ku dengar dari Chanyeol hyung, ada karyawan baru di tim mu."

Jimin membuka suara setelah memposisikan dirinya di sampingku yang tengah menonton acara televisi.

"Hm,"

Aku tidak suka topik ini.

"Ada apa? Sepertinya kau tidak bersemangat. Bukan 'kah Chanyeol hyung bilang dia temanmu."

Aku menoleh cepat.

Chanyeol hyung lack.nut!

"Tidak. Dia bukan temanku. Chanyeol hyung hanya mengada-ada."

"Hm, benarkah?" kening Jimin berkedut. Sebelah alisnya terangkat.

"Iya sayang," balasku meyakinkan. "Sudah ya, aku tidak suka membahasnya."

"Kenapa?" tanyanya seraya memicing curiga.

Ottokhe ottokhe?

"Em.. karna aku tidak suka."

"Iya tidak sukanya kenapa? Oh, Jangan bilang..

Aku menatapnya waspada. Kakiku sudah ku siapkan kalau-kalau terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.

"..katakan dengan jujur, Jeon Jungkook. Apa dia mantan kekasihmu seperti yang Chanyeol hyung bilang?"

"Apa?! Tidak! Ya Ampun, yang benar saja. Aku bahkan tidak tau dia berasal dari planet mana." aku membantah keras. Sampai tidak sadar jika suaraku meninggi.

"Kamu bentak aku?!"

Eh?!

"S-sayang––"

Aku meneguk ludah saat matanya menatapku tajam.

Gawat, bisa-bisa..

"Malam ini kamu tidur di sofa."

..kan, :')

***

Kekesalan Jimin ternyata masih belum luntur.

Dia bahkan tidak mau menatap wajahku saat kami sarapan tadi.

Hh..

"Hati-hati."

Aku menarik kembali tangannya dengan cepat sebelum dia keluar dari mobil.

"Tunggu dulu."

"Apa lagi?"

Sabar Jek, orang ganteng ngalah dulu :')

Pernikahan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang