Waittt, sebelum kalian baca, gue mau bilang, kalian jangan cuma jadi silent reader doang, gue lebih seneng kalau kalian vote, apalagi kalau comment seneng banget deh gue. Tapi gapapa kalau kalian gak suka dan gak vote, cukup baca aja gue udah seneng kok.
Dan sekaraaang, kalian bisa baca kelanjutan part nya:)))
---
Raka baru saja sampai di rumahnya. Setelah lama menunggu Faiz keluar rumah. Sebenarnya setelah Aubrey ditarik Aubri, Raka memanggil Faiz keluar.
"Lo gak usah khawatir, gue gak deket sama Abey."
Itu kata Faiz pada Raka. Apa maksudnya? Faiz bilang seakan-akan Raka tidak suka jika Faiz dekat dengan Aubrey.
Raka memarkirkan motornya dan menoleh ke rumah yang berada tepat di depan rumahnya. "Tumben yang punya rumah ada." Gumam Raka pelan. Raka melanjutkan jalannya dan langsung masuk ke kamar setelah salam pada orangtuanya.
"Rakaa! Sini deh turun!!" Seru Lika pada Raka.
Raka berlari cepat karena takut ada yang terjadi pada ibunya. "Ada apa, mah?" Tanya Raka takut.
"Kamu ini kenapa? Mamah cuma mau bilang, tumben rumah depan ada orangnya." Kata Lika sambil terus memerhatikan rumah di depannya dari balik jendela.
"Ih aku udah tau dari tadi, aku kira mamah udah tau." Ucap Raka dan kembali ke kamarnya.
Raka penasaran dengan penghuni di depan rumahnya. Raka menuju balkon dan diam memerhatikan rumah. Tidak sengaja, Raka melihat dan terkejut dengan yang dilihatnya.
"Itu Abey." Gumam Raka. "Gak, itu bukan Abey. Baru aja gue tadi anterin dia pulang." Lanjut Raka dan menggeleng-gelengkan kepala. Raka tidak yakin karena perempuan yang sempat Ia lihat tiba-tiba hilang menghindar.
--
"Jadi rumah aku sekarang berhadapan sama rumah Raka?" Ini suatu kebetulan bukan? Aubrey senang bukan main setelah menyadari kalau rumah di depannya adalah rumah Raka.
Dengan cepat Aubrey bersembunyi di balik tirai jendelanya. Aubrey kembali membereskan barang-barangnya. Dan baru Aubrey sadari bahwa kamarnya berhadapan dengan kamar Raka.
Saat Aubrey membuka kardus barang-barangnya. Aubrey terkejut saat Ia menemukan sweater lamanya. Sweater ini disimpan karena ukurannya kebesaran pada saat Aubrey kelas 5 sd.
Aubrey mencoba sweater hijau pastel tersebut dan melihat pantulannya lewat cermin. "Sekarang udah muat." Kata Aubrey dan tersenyum.
Sweater ini adalah pemberian ibunya. Sering sekali sweater ini dipakai oleh Rima. Tapi setelah Aubrey kelas 5 sd, Rima memutuskan untuk memberikannya pada Aubrey.
Dulu, keluarga Aubrey tidak seperti ini. Damai, tenang, selalu menjadi hal yang paling dirindukan. Tapi setelah ayahnya berubah sejak Aubrey kelas 6 sd, rumah tangga yang dijaga oleh orangtuanya hancur, tidak bisa diutuhkan kembali. Aubrey selalu saja menjadi pelampiasan orangtuanya karena Ia anak terkecil. Aubrey berusaha menutupkan masalah dan bebannya. Tidak ada yang tahu keadaannya sekarang, bahkan Raka yang sudah diberitahu tentang keluarganya oleh Aubrey.
Aubrey membereskan dan menata barang-barang yang ada di kardusnya ke tempat seharusnya. Lama sekali Aubrey beres-beres sehingga membuat Aubrey gerah. Aubrey memutuskan untuk mandi baru Ia turun untuk makan.
Setelah lama menunggu Aubrey turun, Dimas-ayahnya akhirnya bertemu dengan anak perempuannya. "Bey, makan dulu sini." Ajak Dimas.
"Iya, bentar." Aubrey menuruni tangga dengan lesu, lama sekali.
Aubrey menarik kursi dan duduk berhadapan dengan ayahnya. "Besok kan libur, besok ayah gak akan pulang. Gak apa-apa 'kan?" Tanya Ayahnya. Lagian itu bukan bertanya, karena Aubrey pun tidak bisa membantah.
"Okay." Jawab Aubrey dan memakan makanannya dalam diam. Ia sudah menyusun rencana untuk besok.
"Bagus kalau gitu." Balas Dimas dan ikut memakan makanannya.
Setelah selesai makan, Dimas pergi beranjak ke kamarnya meninggalkan Aubrey sendiri. Aubrey memanfaatkannya untuk pergi melihat-lihat rumah barunya. Ia memilih untuk ke taman belakang terlebih dahulu.
Bagus, bagus sekali tamannya. Walaupun rumah ini jarang ditempati, tapi selalu ada seseorang yang merawat rumah ini. Setidaknya itu yang Aubrey tahu dari ayahnya. Taman ini ada Ayunan dan kolamnya. Sangat indah dengan bunga dimana-mana.
Karena sudah malam, Ia kembali ke kamarnya dan tidur. Tapi setelah di kamar, Ia tidak bisa tidur sama sekali. Matanya terus terbuka, dan memikirkan sesuatu. Seperti sesuatu yang penting.
Aubrey membuka handphonenya dan mengirim pesan untuk seseorang.
'Ka, aku tunggu kamu di taman yang waktu itu jam 10. Besok.'
---
Makin kesini makin pendek ya part nyaa hehe, sori deh malah makin pendek. Lagi pengen nulis aja, tapi malah dikit. gue butuh Votevote kalian lohh. So, jangan cuma jadi silent reader, tapi vote juga yaaaa.Setidaknya gue bisa lebih semangat:))
Thank youu...7425472x
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Him
Teen Fiction"Jika dia terlambat, aku akan pergi darinya." -A "Aku benci dengan seseorang yang merebut perhatiannya." -R "Tidak ada yang boleh membantah, dia tetap milikku." -F "Susah mendapat perhatiannya, tapi aku akan diam." -O