Siswa Baru

12 2 4
                                    

-Happy reading!-
-Semoga suka-

"Shyilaaaaa," teriak seorang gadis sambil berlari ke bangku sahabatnya.

"Ih! Apa sih, Lisa. Pagi-pagi udah bikin telinga orang rusak aja," ketus Shyila. Lisa hanya cengengesan sebagai tanggapannya.

"Lo tau, gak?" tanya Lisa kemudian.

"Enggak," jawab Shyila sekenanya.

"Iya lah orang gue belum kasih tau," ucap Lisa gemas.

"Sabar, Shyil. Gini-gini dia sahabat lo juga," batin Shyila.

"Tau gak, sih? Di kelas kita bakal ada siswa baru," ucap Lisa dengan mata berbinar.

"Ya terus?" Seketika Lisa melemparkan tatapan tajamnya pada Shyila.

"Kok lu biasa aja, sih?" tanya Lisa kesal.

"Terus gue harus lompat dari meja ke meja, gitu?" balas Shyila. Lisa semakin geram pada sahabatnya ini.

"Udah ah, gak usah marah-marah mulu. Guru udah dateng, tuh." Mata Lisa mengikuti arah dagu Shyila dan yang dikatakannya memang benar, segera Lisa duduk dengan benar di bangkunya.

"Selamat pagi, anak-anak!" sapa seorang guru laki-laki, ia diketahui bernama Hendrik.

"Pagi Pak Hendrik," balas seluruh murid di kelas.

"Anak-anak hari ini kalian akan mendapat teman baru, siswinya jangan meleleh ya ... " Seisi kelas mengikuti arah pandang mata Hendrik yang ternyata tertuju pada Lisa.

Seketika tawa mereka meledak saat itu juga. Yang ditertawai hanya bisa mengerucutkan bibirnya.

"Sudah-sudah. Nak, sini masuk," ucap Hendrik pada seseorang yang berada di balik pintu kelas. Seluruh pasang mata telah bersiap menatap calon teman barunya itu.

"Pagi," ucapnya. Saat itu juga kelas dipenuhi teriakan histeris dari siswi-siswinya, kecuali Shyila. Bosan dengan situasi seperti ini, akhirnya Shyila memilih menggambar sesuatu di buku gambarnya.

Saat kelas dirasa sudah mulai terkendali, Hendrik kembali berbicara. "Baik nak, silakan perkenalkan diri kamu." Siswa itu hanya mengangguk kecil sebagai jawabannya.

"Hai, nama saya Kafka Alaska. Kalian bisa panggil saya Kafka," ucapnya memperkenalkan diri.

"Oke, anak-anak ada yang ingin ditanyakan tentang Kafka?" Semuanya hanya diam, tidak tahu harus menjawab apa. Tiba-tiba, mata Hendrik berhenti bergerak. Tatapannya tepat mengarah pada salah satu muridnya yang entah sedang apa di sana.

Lisa yang sadar bahwa Hendrik sedang menatap ke arah Shyila, segera ia menyenggolkan bahunya ke arah si empu.

"Apa sih ganggu aja," ucap Shyila kesal.

"Itu lo diliatin sama Pak Hendrik," jelas Lisa setengah berbisik.

Mata Shyila membulat sempurna, perlahan-lahan kepalanya bergerak ke arah sang guru berada. Kala matanya bertemu tatap pada Hendrik yang kini sedang melotot padanya.

"Eh bapak, ada apa pak? Ngeliatinnya kok sampe gitu sih?" ucap Shyila sambil cengengesan.

"Yang lain lagi memperhatikan calon teman barunya, eh kamu malah asik sendiri. Sekarang bapak tanya, kamu tau gak siapa nama teman baru kamu ini?" ucap Hendrik sedikit emosi.

Shyila tertegun, ia seperti kenal dengan pria itu. Ia seperti pernah melihatnya dan seperti mengenalnya. Tiba-tiba Shyila menjentikkan jarinya dan berkata, "Namanya Kafka kan, Pak?" ucap Shyila percaya diri.

"Kok kamu tau?" heran Hendrik.

"Gini-gini saya tetap memperhatikan kok, Pak." Shyila dapat bernafas lega saat Hendrik percaya pada dirinya.

"Ya sudah, sekarang kamu duduk di bangku yang sudah disediakan ya," ucap Hendrik pada Kafka.

"Terima kasih, Pak." Kafka berjalan ke arah bangkunya dengan tatapan yang tak lepas pada seorang gadis. Dan, yang ditatap malah mengalihkan perhatiannya ke mana saja untuk menghindari tatapan maut milik Kafka. Ya, gadis itu adalah Shyila.

☆☆☆

Ting ting ting ...

Bel istirahat telah berbunyi. Sorak gembira para siswa dan siswi terdengar ramai di seluruh penjuru sekolah.

"Kantin yuk," ajak Shyila pada Lisa.

"Kita ajak Kafka yuk," pinta Lisa.

"Udah lah, dia laki-laki gue yakin dia bisa sendiri," ucap Shyila. Ia ingin menolaknya secara langsung, tapi itu tidak mungkin.

"Ayo dong, Shyil." Lisa mengeluarkan jurus andalannya, puppy eyes.

Shyila berdecak kesal. "Ya udah, bebas deh," ucapnya kemudian. Lisa senang mendengarnya. Lalu, ia berjalan ke bangku Kafka. Yang berjarak sekitar enam langkah dari bangkunya.

"Hm, Kafka. Mau ikut kita ke kantin, gak?" tanya Lisa.







Punten baru update lagi, kemarin wattpadnya erorr + kuota abis😭 sekali-kali ceritanya digantung gapapa, ya? Pasti dilanjut kok. Ga kayak harapan kamu ke dia, eaaa wkwk

My Unknown BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang