7 : Pensi

1.3K 164 6
                                    

[ Author POV ]

Suara gemuruh tepuk tangan menghiasi pagi hari itu. Hari yang ditunggu-tunggu oleh Ryujin dan seluruh siswa siswi kelas 12 SMA JYP NASIONAL.

"guys, bentar lagi giliran kita. Semangat!!" kata Ryujin sebagai leader team bandnya yang beranggotakan Ryujin, Chaeryeong, Minju, Felix, dan Seungmin.

"tepuk tangan yang meriah untuk Team ke 5!" ucar pembawa acara.

Team nomor 5 sudah turun panggung. Saatnya team Ryujin untuk tampil. Ryujin menghela napas besar dan naik panggung setelah nama mereka dipanggil.

"kita sambut team 6, yang akan membawakan lagu berjudul Pelangi di Matamu!!!"

Ryujin mengalungkan bass yang akan ia mainkan sekaligus berdiri di depan stand mik.

Dari atas panggung, terlihat Sana yang tengah melambaikan tangan kepada Ryujin dengan ekspresi bangga. Ia juga bersiap untuk merekam aksi calon anaknya.

Ryujin tersenyum tipis kepada calon Mamanya, dan lagu mulai dimainkan. Semua orang terpana dengan kemampuan vokal Ryujin.

Ryujin yang dikenal galak, jutek, dan mengintimidasi dari caranya menatap ternyata bisa selembut ini di atas panggung.

Namun Sana tidak heran. Karena ia mulai bisa meraih sisi Ryujin yang lembut dan perhatian sejak kemarin lusa, saat Ryujin sakit.

"Bunda pasti bangga sama kamu. Begitu juga Mama. Mama bangga sama kamu, Ryujin," gumam Sana di bangku penonton. Ia tersenyum dan menggerakkan kepala sesuai irama.

*

[ Ryujin POV ]

"MANTAP BANGET PONAKAN TANTE," Tante Seulgi alias ortunya si kembar juga dateng.

Yeji sama Hyunjin satu kelompok, mereka urutan ke sembilan yang lagi siap-siap di belakang panggung.

Gue dipeluk Tante Irene dan Tante Seulgi sambil nyengir.

Tante Seul dan Tante Rene duduk disamping Tante Sana yang udah resmi gue panggil Mama sejak kemarin lusa.

Gue juga gatau kenapa gue bisa manggil dia Mama setelah segala perdebatan gue sama Bunda, yang dulu gue sangat menolak kalo Bunda nikah lagi.

Mama Sana udah berhasil menembus benteng keras gue, dan berhasil menyelinap di salah satu ruang di hati gue.

"Ma, kenalin ini Tante Seulgi sama Tante Irene." gue ngenalin sepasang istri itu ke Mama.

"kita udah kenalan tadi, sayang," jawab Mama. Mama narik gue pelan untuk duduk disampingnya. Gue nurut.

"berarti Tante-Tante udah tau kalo Mam—"

"jiaaakhhh tau dongg." potong Tante Seulgi sambil pose bergaya banget.

Kita ber-empat.

"pinter juga Jeongyeon cari calon bini," Tante Seulgi bersabda.

"Ryu, disayang loh Mama barunya," kata Tante Irene.

Mama Sana cuman ketawa aja sambil ngekus punggung tangan gue. Tangannya lembut banget.

Iya Tante. Ryujin udah mulai sayang kok sama Mama.

*

"jagoannya Bunda udah tampil nih yeee!!" gue lagi makan siang berdua sama Mama. Sambil video call sama Bunda pake hp Mama.

"gimana tampilnya? Lancar?" tanya Bunda.

"lancar Bun. Rame tadi," jawab gue yang antusias cerita ke Bunda. Sayang banget Bunda ga bisa nonton secara live.

Bunda. [ Jeongyeon × Sana ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang