[ Ryujin POV ]
Ini hari ketiga gue menjalani hari-hari di rumah Tante Sana. Gaada hal menjengkelkan yang terjadi.
Pentas seni juga tinggal Lusa.
Tante Sana pinter masak. Sama kayak Bunda. Gue jadi mikir. Semisal Bunda nikah sama Tante Sana, pasti gue sama Yuna bakalan gendut.
Orang dimasakin makanan enak mulu.
Bentar.. Kenapa gue jadi mikir gini? Ampun deh.
"Ryujin, Yuna, udah siap?" kata Tante Sana.
Gue langsung turun dari kamar setelah pake seragam lengkap. Sejak nginep di rumah Tante Sana, tiap harinya gue dianter jemput. Kadang langsung sama Tante Sana atau sama Supir pribadi Yuna.
"Udaaaah Maaaa," saut si Yuna.
"Udah, Tante." jawab gue sambil ngerapihin name tag."yuk cuss berangkat. Mama yang nganter kalian hari ini." Tante Sana ngambil kunci mobil Merci nya. Gue dan Yuna ngikut di belakangnya.
Posisinya Tante Sana nyetir, Yuna duduk di depan, dan gue sendiri di belakang.
Karena sekolah Yuna lebih deket, jadi dia dulu yang dianter.
"belajar yang pinter ya sayangg," Tante Sana cium pipi dan dahi anak kandungnya. Yuna keliatan seneng banget.
Kalo gue pikir, Yuna ini sama kayak gue. Sama-sama menikmati kehidupan berdua aja sama seorang ibu tunggal.
Dan sama-sama kesepian, kadang. Akhirnya kami ketemu disini. Dimana kedua orang tua kita memutuskan untuk bersama-sama.
"Kak Ryu, Yuna sekolah dulu yak!" Yuna julurin tangannya. Dia salim sama gue.
Perasaan gue menghangat. Gatau kenapa. Gue juga agak canggung. Walau tiap hari Yuna juga salim sama gue.
"iya Yuna. Have a nice day." jawab gue basa-basi.
Yuna keluar dari mobil dan masuk ke gerbang sekolahnya.
"Ryujin, sini, duduk samping Tante." karena mendapat perintah tersebut maka gue keluar mobil dan pindah ke seat depan.
Setelah itu Tante Sana langsung nganter gue ke sekolah.
***
[ Author POV ]
Dari sekolah Yuna ke sekolah Ryujin, setidaknya butuh 15 menit perjalanan. Bukan karena jauh, tapi karena jalanan cukup padat di pagi hari pukul 06.25 itu.
"nah udah sampee." kata Sana yang memberhentikan mobilnya di depan gerbang sekolah Ryujin yang merupakan sekolah Negeri Favorit itu.
"makasih Tante. Ryujin sekolah dulu." Ryujin yang masih agak kaku langsung keluar mobil.
"eh Ryu tunggu dulu!" panggil Sana.
Sana turun dari mobilnya dan menghampiri Ryujin.
Sana meraih kerah baju Ryujin dan merapihkannya. Jujur Ryujin agak tersentuh dengan perbuatan Sana, alias pacar Bundanya itu.
"kerah sama dasi kamu belum rapih tadi." ucap Sana.
Sana menatap mata Ryujin dan memegang kedua bahu Ryujin. Ryujin tersenyum tipis sebagai upaya menghargai usaha Sana.
"belajar yang pinter ya, Sayang." Sana mengelus puncak rambut Ryujin. Lagi-lagi Ryujin kaget. Tapi tidak menolak.
"iya, Tante." jawab Ryujin dengan senyuman yang terlihat lebih ikhlas.
Sana mengecup dahi Ryujin sekitar 3 detik. Tentu saja Ryujin kaget lagi.
Selepas itu barulah Sana melepas Ryujin. Sana melajukan mobilnya kembali ke rumah, dan Ryujin masuk ke sekolahnya dengan perasaan yang aneh.