_Y/N PoV_
Aku berjalan-jalan di desa tempat Tanjirou berjualan arang. Aku memang belum berintraksi dengan keturunan Sumiyoshi yg sekarang. Yg penting keluarga nya tetep bahagia jadi gk intraksi gk apa. Aku janji sama Sumiyoshi buat nge-jaga keturunan nya.
Ngapain yak? Ini udah tengah malem jadi pasti gk ada yg buka kedai. Orang2 juga pasti dah tidur. Tanjirou juga nginep di tempat Saburo.
"huweekk!! Bau oni nya pekat banget!" aku menutup hidung ku saking bau nya."Tapi.. Bau ini.. Masaka!"Memakai topeng berbentuk kucingku, aku lari ke arah kediaman Keluarga Kamado. Bau pekat oni ini sama dengan si sialan itu.
"KYAAA!! MENJAUH!!" Teriakan dari keluarga Kamado memasuki indra pendengran ku. Terlihat seorang pria dengan jas dan topi fedora di depan kediaman itu. Orang yg paling kubenci. Orang yg aku ingin dengar kabar kematian nya.ya, dia adalah Kibutsuji Muzan.
"Masih belum mati kau sialan?!" bentak ku pada Muzan yg sedang memasukan darah nya ke dalam tubuh Nezuko. Muzan melihat kearah ku. Awal nya dia terkejut melihat ku. Wajah nya tersenyum setelah beberapa saat kaget.
"Apa begitu caramu memanggil ku..
Watashi no Kawaii Imouto. Hisashiburi, Y/N."
"Adikmu? Aku adik mu? Maaf, sekarang aku bahkan lupa bagaimana senyum hangat dan pelukan hangat mu. Bagaimana kebersamaan kita waktu kita masih manusia" ucapku sarkas. "Sialan kau! Aku melanggar janji ku pada Sumiyoshi-san!" teriak ku.
"Sejak kapan adikku yg imut dan lembut berbicara seperti ini?" ucap Muzan masih dengan senyum nya. "URUSEE!! AKU TIDAK PUNYA KAKAK!" Kesal ku.
"Yoru no kokyu, Ni no Kata : Yoru no Yami"
Tempat pertarungan kami di selimuti kubah hitam. Di kubah ini, aku bisa menyerang nya dengan kekuatan penuh.
Badan nya, kepala nya, kaki nya dan tangan bajingan ini terluka karena serangan nichirin ku. Tak mau kalah, bajingan ini juga ikut menyerang dengan kekijutsu nya. Sulur-sulur panjang keluar dari tanah dan menyerang ku. Tapi dengan lincah aku menghindar.
"Kau semakin Lincah dari terakhir kali kita bertemu" ucap nya. "Na na na, Uuse na" ucap ku tajam. Muzan lalu pergi menjauhi kediaman Kamado. Tentu saja aku mengikuti nya. Matahari akan segera terbit dan bisa2 Tanjirou udah balik.
"Hoi pengecut! Kembali kesini! Masa cuma matahari takut" Sarkas ku. "Tch" dia berdecih dan muncul pintu di depan nya. "Suatu saat aku pasti akan memakan mu dan aku akan bertahan dibawah matahri" Ujarnya sebekum masuk ke dalam pintu dan menghilang.
"Haah.. Haah.. Sialan... Dia kabur..." umpat ku. Air mata ku jatuh kepipi ku. "Hiks... Sumiyoshi.. Suyako.. Hiks.. Maafkan aku.. Maafkan aku.." Aku menangis karena gagal menepati janji ku kepada mereka.
"AKHH!! NEZUKOO!!" suara Tanjirou masuk ke indra pendengaran ku. Aku segera berlari ke arah kediaman Kamado dan bersembunyi di belakang pohon. Aku menutupi bau ku agar tidak tercium Tanjirou yg memang memiliki penciuman yg tajam.
Tanjirou mengambil haori baru dan menutupi Nezuko di gendongan nya. Dia berlari menuruni bukit bersalju. Bisa di pastikan dia kesulitan bernafas sekarang. Aku melihat Nezuko mulai bergerak. Dia meronta-ronta dan akhir nya mereka jatuh dari tebing.
"Mereka masih hidup, syukurlah" gumam ku melihat mereka masih hidup karena tumpukan salju. "Gehh! Sialan itu... Aka kupastikan dia menderita sebelum mati" kesal ku melihat Nezuko yg menjadi oni menyerang Tanjirou.
"pilar.." aku menatap tajam Pria dengan Haori setengah2 yg hampir menebas Nezuko. Dia mengambil Nezuko dari tangan Tanjirou. Membuat Tanjirou melakukan Dogeza, memohon untuk tidak membunuh Nezuko. Aku segera merebut kembali Nezuko. Mereka berdua seperti nya terkejut dengan kedatangan ku.
"Sudah cukup. Aku tidak ingin keluarga Kamado meninggal lagi. Tinggal mereka keluarga Kamado yg tersisa. Aku tidak ingin dihantui rasa bersalah!" seru ku. "Aku tidak peduli. Oni harus dibunuh" bantah si Haori setengah itu. tanpa sadar ternyata Nezuko sudah berada di tangan pilar itu. Pilar itu menusuk jantung Nezuko.
Tanjirou yg tersulut Amarah menyerang pilar itu. Aku memperhatikan gerakan Tanjirou. Dia melempar batu2 ke arah si pilar. Dan disaat itu juga dia melempar kapak itu. 'Boleh juga keturunan Sumiyoshi; pikir ku.
(Ya kalian tau apa yg terjadi jadi skip aja, Ren males nulis)
Pilar itu pergi setelah mengucap kan Nama orang dan tempat orang yg perlu Tanjirou dan Nezuko kunjungi. Tanjirou berbalik ke arahku dan menatap ku. "Uhm.. Semoga berhasil! Maaf aku terlambat menyelamatkan keluarga mu. Jaa ne!" dan aku langsung pergi meninggalkan Tanjirou yg kebingungan.
_TBC_
-------------------------------
ASTAGA AKU MINTA MAAP TIBA-TIBA NGILANG!!
Waktu itu laptop ku diotak-atik adek kudan wattpad ku keluar. Aku lupa password nya:')
Ren minta maap banget seriusan deh!
KAMU SEDANG MEMBACA
{Sister} [Kimetsu No Yaiba]
Historia CortaBlue Spider Lily, bunga yg dicari si sialan itu. Ada di dalam tubuh ini. Kenapa aku harus mencoba ramuan sempurna itu? Hampir setiap tahun bermain kejar-kejaran. Aku benci ini. hai hai! panggil aja aku Ren. Ini cerita pertama ku jadi klo gk nyambung...