O1. REALITY

86 27 63
                                    

• ✰ • ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ • ✰ •

"Jadi, ini semua bukan mimpi?"

"Jadi, ini semua bukan mimpi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Jinae menggeliat pelan. Menenggelamkan kepalanya pada bantal, ia berusaha semaksimal mungkin untuk mengabaikan dering ponsel yang berbunyi berkali-kali.

Gadis Kim itu mengerang kala bisingnya ponsel menembus indra pendengaran. Pada akhirnya, Jinae berdecak sembari mengangkat sebelah tangan —menggapai nakas guna mencari benda pipih yang sedaritadi tak henti-henti melantunkan salah satu lagu milik Taylor Swift.

Manakala tangannya berhasil menggapai benda yang ia cari, Jinae segera mendekatkan ponsel tersebut pada wajahnya. Kelopak matanya berkedip untuk sesaat. Sebelum akhirnya, terbuka sempurna untuk melihat penampakan ponsel dihadapannya.

"Eoh?" Kim Jinae yang belum sepenuhnya sadar mengernyit bingung. "Aku mengganti ponsel?" monolognya sembari mematikan alarm pengingat pada ponsel tersebut.

Jinae mengerjapkan matanya linglung. Meletakkan kembali ponselnya diatas nakas, ia lantas menguap lebar. Kim Jinae sudah berniat untuk beranjak dari tidurnya manakala sesuatu yang melingkar pada pinggangnya menahan pergerakannya.

Spontan, Jinae membulatkan kedua mata dan berbalik badan. "Ya!" serunya kala figur seorang Yeonjun ia temukan dibalik tubuhnya.

Kim Jinae menghempaskan lengan kanan Yeonjun yang melingkar pada pinggangnya. Membuat pemuda Choi itu mengerang sebab merasa terganggu dalam tidurnya.

"Bangun, bodoh!" Jinae mendorong kuat-kuat tubuh Yeonjun; memberikan jarak sejauh mungkin agar mereka tak berdekatan —meski hal tersebut menjadi sia-sia sebab ranjangnya tak cukup luas untuk menampung dua orang sekaligus.

"Ya! Aku tidak pernah mengizinkanmu untuk menginap apalagi tidur dikamarku!"

Jinae memukul lengan kanan Yeonjun agar pemuda itu segera bangun. Namun, Yeonjun justru malah bergumam tidak jelas sembari membalikkan tubuh —membelakangi Jinae.

"Astaga, Choi Yeonjun."

Menghela napas lantaran merasa usahanya sia-sia, Jinae kemudian terdiam lama. Gadis Kim itu duduk dengan tenang sembari memandang punggung lebar Yeonjun —berpikir; mengenai apa yang seharusnya ia lakukan agar pemuda Choi itu segera bangun.

Maka, setelah hampir dua menit ia habiskan untuk memutar otak, Jinae kemudian memutuskan untuk menapakkan kaki pada lantai. Gadis itu turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Meski sempat bingung dimana letak kamar mandi sebab ia baru saja tersadar dari alam mimpinya, Jinae akhirnya berhasil menemukan ruang kecil tersebut.

Ia keluar bersama dengan segelas air digenggamannya. Berdiri di hadapan Yeonjun yang masih asik menjelajahi alam mimpi, Jinae lekas menghela napas panjang. Ia berdecak sebal sebelum kemudian mulai menyiprat-nyipratkan air didalam gelas ke wajah Yeonjun; bertujuan agar sang pemuda segera bangun.

RIDICULOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang