O4. MEMORIES

93 22 63
                                    

• ✰ • ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ • ✰ •

"Kau memang tampan, tapi itu baru sekarang."

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeonjun tidak bisa menahan kekehan gelinya tatkala sepasang iris terangnya menangkap kehadiran Jinae yang terduduk seperti batu raksasa di depan rumah.

"Kau terlihat frustasi sekali," ejek Yeonjun sembari menepuk-nepuk puncak kepala Jinae dari belakang.

Gadis bercardigan merah itu mendongak dan menatap Yeonjun galak. "Kau yang melaporkanku pada Mama, 'kan?"

"Aku? Tentu saja bukan."

"Bohong!" Jinae beranjak dengan kasar. Ia memicing dan menunjuk Yeonjun tepat di depan wajah. "Tadi pagi kau bilang akan melaporkanku. Siapa lagi yang tahu kalau aku pergi dengan Jungkook Sunbae selain dirimu?"

"Hei, tenanglah."

Yeonjun sedikit ngeri dengan jari telunjuk Jinae yang kian lama kian maju mendekatinya. Takut kalau Jinae akan kelepasan mencolok manik kembarnya, Yeonjun lekas menepis pelan jari telunjuk Jinae dan membawanya turun ke sisi tubuh Jinae.

"Keep calm and listen to me, Jane. Oh, wait. Disini tidak aman, ayo menjauh terlebih dulu."

Yeonjun menarik sebelah tangan Jinae untuk menepi mendekati pagar. Lalu ketika iris terangnya menangkap tanda-tanda dimana Jinae hendak protes, Yeonjun segera menempatkan telunjuknya di depan bibir; memberikan isyarat agar Jinae diam dan tak banyak mencibir.

"Dengarkan aku, oke?" Yeonjun berbisik sembari menatap lamat sekeliling komplek. "Ini memang terdengar agak gila. Sangat gila malah. Tapi kau harus tahu, Jane. Kalau Mamamu dan Mamaku sebenarnya memata-matai kita."

"AP—emmhh."

"Sudah kubilang jangan berisik," bisik Yeonjun sebelum menjauhkan bekapan tangannya dari bibir Jinae.

Jinae mengangguk kendati matanya masih terbelalak penuh rasa terkejut. "Tapi ... bagaimana kau bisa tahu?"

"Aku punya mata batin."

"Bodoh!" Jinae menggerutu kesal. "Mereka pikir kita masih kecil?! Oh my gosh! Hidupku tak bebas lagi hanya karena pernikahan konyol ini," gerutunya sembari menendang angin dengan kasar.

Diam-diam, Yeonjun mengangguk menyetujui ucapan Jinae. Jujur saja, Yeonjun sendiri pun merasa terkekang dengan pernikahan ini. Ia merasa tak bebas, apalagi setelah mengetahui fakta kalau setiap pergerakannya diawasi oleh Sang Mama.

"Jane," Yeonjun tersenyum ketika Jinae menoleh dan menatapnya. "Ramyeon atau tteokbokkie? Moodmu sedang tidak baik, 'kan?"

•••

"Ramyeon atau tteokbokkie?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RIDICULOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang