Teror ke2😲

73 10 0
                                    

# Authour pov#
07:45 kst

Kini jisung sendirian dirumah megah karena jaehyun dan taeyong sedang berbelanja bulannan diCMG(Center mall gangnam). Awalnya ia diajak namun ia menolaknya dengan mengatakan kalau ia lebih baik istirahat dirumah. Dan berakhir ia sendirian dirumah megah itu. Tidak sendirian karena banyak maid serta para bodyguard.
Jisung melihat televisi yg menayangkan sebuah berita tentang kematian seorang gadis.
Jisung meniup poninya bosan. Lalu matanya berkeliling mencari sesuatu. Lalu kembali melihat berita. Tiba-tiba
Wush......
Sebuah bayangan putih melintas didepannya. Jisung mengerjabkan matanya berkali-kali bahkan ia sampai mengucek matanya memastikan bahwa matanya tidak bermasalah. Lalu disusul bau busuk yg menyengat membuat jisung menutup hidungnya. Bulu kuduknya berdiri kembali. Ia takut sangat apalagi eomma dan appanya tidak ada membuat ia ketakutan.
"Tuan muda kenapa?"
Jisung langsung memeluk tonny bodyguard ayahnya yg paling dekat denganya. Tonny memang tidak sengaja lewat dibelakang tuan mudanya namun ia menghentikan langkahnya kala melihat tuan mudanya yg seperti ketakutan.
"Om jisung takut"
Ucapnya dengan suara bergetar.
"Ada om disini jangan takut"
Tonny duduk disamping jisung lalu mendekapnya erat.
Tonny melihat kearah tangga yg langsung menghubungkan kearah kamar jisung. Matanya menangkap bayangan seorang gadis dengan pakain jaman kerajaan dengan membawa sebuah payung jepang. Berdiri dipembatas tangga. Dengan cepat ia mengalihkan tatapannya kearah jisung yg mendekapnya erat.
"Maid!"
"Ya tonny?"
"Telpon nyonya dan tuan suruh pulang cepat!"
"Baik"
Salah satu maid menelpon taeyong dan jaehyun dan yg lain membantu menenangkan tuan mudanya.
Tak lama kemudian....
Terdengar suara mesin mobil yg ia yakini mobil ayah dan ibunya.
Taeyong masuk dengan berlari dan langsung mendekap jisung erat.
"Jisung gak pa pa kan?"
Jisung menggeleng lalu mendekap eommanya erat.
"Jisung takut tadi ada"
"Ssst ada eomma disini"
Jaehyun masuk dengan bodyguard dibelakangnya membawa kantong belanjaan.
Jaehyun menghampiri anaknya lalu mengusap rambut anaknya.
Melihat kearah dapur dan pembatas tangga. Dia masih ada disitu bahkan ia tersenyum jahil.
Jaehyun memalingkan wajahnya.
"Eomma ada disini jangan takut"
Taeyong melepaskan pelukannya pada jisung. Jaehyun memeluk anaknya erat seperti peringatan untuk dia bahwa jisung anaknya.
"Tenang ada appa"
"Tapi jisung takut"
Jaehyun menenangkan anaknya
Dengan cara mendekapnya erat.
Jisung akan terus diteror jika ia tidak meninggalkan rumahnya.
"Jangan takut ada appa disini"
"Tapi dia masih ada"
"Sst..."
Jaehyun kembali melihat kearah tangga. Gadis itu masih disitu bahkan ada beberapa gadis dengan penampilan tak jauh beda dengannya menempel dipembatas tangga. Rumah megah itu memang terkesan angker dengan cat berwarna putih. Megah namun mempunyai segudang misteri.
Jaehyun melepaskan dekapannya lalu mengajak jisung kearah kamarnya dengan taeyong.
"Aku akan membawanya kekamar kau menyusul nanti!"
"Ok aku akan memasak dulu"
Jisung melihat kamarnya diatas lalu tanpa sengaja matanya menangkap seorang gadis dengan mata merah serta menggunakan pakaian kimono adat jepang serta payung jepang namun kepalanya terlalu mutar kebelakang dengan darah yg terus mengalir entah dari mana.
Jisung menutup matanya menggunakan punggung tanganya.
"Apakah aku juga indigo seperti appa?"
Lirihnya. Jaehyun melihat kearah jisung lalu kembali dengan arah kekamarnya.
"Mungkin kau juga meniru appa"
"Aku tidak mau menjadi indigo"
"Kenapa? Bukannya menjadi indigo istimewa?"
"Tidak indigo mengerikan"
"Hm"
"Aku tak pernah membayangkan menjadi indigo"
"Appa indigo?"
"Dari kecil namun appa biasa saja"
"Appa tidak takut?"
"Tidak"
Cklek.......
Pintu kamarnya terbuka jaehyun masuk bersama jisung.
Lalu membaringkannya dikasur.
"Appa akan ketoilet"
"Hm"
Jisung bangkit berjalan kearah jendela besar. Lalu melihat kearah luar. Kamar ayahnya berbeda dengan kamarnya. Kamarnya lebih tepatnya luar tidak ada pepohonan maupun bunga-bunga. namun dikamar ayahnya banyak pohon besar.
Serta bunga ibunya.
"Cantik"
Celetuknya.
"Memang cantik apalagi jika kau kesana!"
Jisung mencoba menajamkan pendengarannya. Namun tidak ada suara seperti itu. Lalu jisung menatap kearah pintu kamar ayahnya. Sedikit terbuka padahal tadi tertutup rapat. Jisung kembali menatap jendela dan ia melihat wajah seorang yeoja menempel dijendela kaca besar itu. Karena refleks jisung menjerit ketakutan.
"Ah.....!"
Mendengar jeritan dari anaknya jaehyun keluar dari toilet didalam kamarnya dengan tergesa-gesa menghampiri jisung yg sudah jongkok sembari menutup kedua matanya.
Jaehyun mendekap tubuh jisung yg sudah bergetar ketakutan.
"Ah.."
"Jisung ini appa!"
Jisung memeluk jaehyun erat tanpak sekali bahwa ia ketakutan.
"Appa tadi ada yeoja mukannys jelek dia menempel dikaca jendela"
Jelasnya. Jaehyun menatap kearah jendela. Tidak ada siapa-siapa disana hanya ada bekas darah berwarna merah marron melekat dikaca jendela.
Jaehyun meraih tubuh jisung menyuruhnya berdiri.
"Appa jisung takut"
"Ssst"
Cklek....
"Jisung kamu gak pa pa kan?"
Taeyong masuk kedalam kamarnya karena mendengar suara teriakan jisung. Ia sudah menduga bahwa hantu perempuan misterius itu tidak akan berhenti untuk meneror anaknya. Jisung melepaskan pelukan ayahnya  lalu beralih memeluk taeyong.
"Kamu gak kenapa-kenapa kan?"
Taeyong mengulang ucapannya. Jisung menggeleng didalam dekapan taeyong. Taeyong mengusap rambut jisung lembut.
"Ada eomma sama appa jangan takut"
Jaehyun tersenyum melihat interaksi ibu dan anak didepannya membuat ia ingat dengan eommanya didesa.
"Gimana kalau kita liburan didesa?"
Usulnya. Jisung dan taeyong menatap jaehyun.
"Jisung mau?"
Jisung mengangguk. Ia libur sekolah selama 1 bulan dikorea. Untuk apa kalau tidak dimanfaatkan?.
"Yaudah kalau begitu kita kemas-kemas"
"Kita berangkat sekarang?"
"Iya kita berangkat sekarang!"
Jaehyun mengusak rambut jisung gemas padahal anaknya sudah berumur 16 tahun.
Jisung tersenyum namun mengingat kejadian tadi membuat senyumannya luntur.
Jaehyun yg melihat gelagat anaknya segera dengan taeyong.
"Jisung kenapa? Gak senang?"
"Bukan gitu eomma jisung senang kok'
Jisung tersenyum tampak sekali jika ia terpaksa tersenyum.
Jaehyun mengusap lembut rambutnya.
"Ada appa disini jangan takut"
"Kalau gitu jisung tidur sama eomma dan appa ya?"
"Ok"
Jaehyun membawa tubuh kurus jisung kedalam pelukannya lalu membantingnya diranjang. Taeyong tersenyum lalu ikut berbaring bersama suami dan anaknya.
"Kita sarapan dulu yuk, eomma masak capcay loh"
"Jisung mau"
Jisung segera beranjak mengikuti taeyong keluar dari kamar.
"Appa gak ikut?"
"Nanti appa nyusul"
"Hm"
"Jisung duluan aja sama eomma ya?"
"Ya"
Jisung keluar dari kamar orangtuanya meninggalkan jaehyun yg masih menatap lekat kearah jendela kamarnya.
Menghela nafas panjang lalu mengeluarkannya secara kasar.
Lantas ikut keluar menyusul taeyong dan jisung yg lebih dulu keluar. Namun sebelum ia keluar ia mendengar suara seorang perempuan.

"Aku menginginkan jisung!"
Ia mengitari kamarnya mencari perempuan dengan wajah menyeramkan itu.
Lalu menemukannya berdiri didepan toilet didalam kamarnya.
Jaehyun menatap perempuan misterius itu lalu keluar dari kamarnya, memikirkan cara untuk melindungi jisung dari perempuan misterius itu.


T
B
C

Jangan lupa vote and koment
Bye bye👋👋

TEROR✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang