Chapter [10]

217 17 0
                                    

"Eh ra, Yeonjun jago banget mainnya."

"Iyalah dia kan pemimpin basket sekaligus ketua, maksudnya kapten basket." jawab gue.

Carly mengangguk. "Kok lu mau sih sama Yeonjun?"

"Emang kenapa? Yeonjun baik, ganteng dan dia juga perhatian."

"Dengar-dengar dia itu punya mantan yang gimana ya, dia ga suka lah sama mantannya itu karena sifatnya itu loh yang sombong setelah Yeonjun mutusin mantannya karna mantannya itu selingkuh. Ya ga tau juga sih bener atau engga, soalnya gue denger dari temen sekelas Yeonjun." ucap Carly seraya merangkul pundak gue.

Gue diem doang dan ga tau mau jawab apa. Gue juga takut kalo nanti gue suka berlebihan sama seseorang tapi ujung-ujungnya malah sakit hati. Gue kembali merhatiin anak main basket, tepatnya ke Yeonjun. "Gue sih yakin kalo Yeonjun itu orangnya ga kaya gitu. Dia pernah bilang kalo dia cinta atau sayang sama seseorang bahkan sangat, mau relain dia apa aja Yeonjun ga bakal ninggalin dia. Karna udah terlanjur sayang."

Carly nengok, "bucin." Gue mukul paha Carly keras. "Sakit anjir."

Gue cuma mampus mampusin aja siapa suruh orang ngomong serius dikira bercanda. "Orang serius kok gue."

"Ya maap kali kiranya bercanda. Berarti Yeonjun sayang dong sama lu?" Carly nunjuk gue.

"Apaansih kan dia emang pernah bilang kek gitu." gue nurunin jari Carly dari hadapan wajah gue.

"Ya artinya dia itu sayang sama lu ra, dasar ga peka. Belajar peka napa."

"Banyak bacot lu."

"Hera ga seru ah."

"Bacot."

Akhirnya kita fokus lagi nonton basketnya, banyak anak juga sih yang nonton disini tapi beberapa doang. Karena sisanya kan pada bertugas jadi sibuk banget. Eh lagi asik nonton anak main basket sampai ga sadar ada bola basket yang mengenai gue tepatnya kepala, padahal kalo gue sadar aja langsung gue nyingkir. Lah gue aja lagi ngelamun jadi ga sadar kalo ada bola ngenain kepala gue, "Aduh-"

"Eh ra lu gapapa?"

Bego, udah tau sakit masih nanya.

"Aduh.. ya sakit lah car!"

Orang-orang yang lagi nonton merhatiin doang ga ada niat bantuin, ga lama Yeonjun dan lainnya pada datengin gue.

"Hera lu gapapa?" tanya Soobin.

"Sorry ra tadi ga sengaja."

"Hera?" Yeonjun megang kepala gue sambil ngelus elus dengan pelan.

Gue ga berani dongak karena sakit banget, terlebih lagi pas kena luka yang di pukul ayah. Gue nahan tangis. "Hera kamu gapapa?" Yeonjun jongkok di depan gue.

Gue cuma ngangguk.

"Tadi siapa sih yang ngelempar?" tanya Carly.

"Tadi-"

"Eh sorry sorry gue ga sengaja." Tiba-tiba ada yang dateng, cowo bertubuh tinggi itu mendekati gue.

"Ohh jadi lu yang ngelempar ke kepala nya Hera? tanggung jawab lo kepala hera sakit!

"Yaa maap kali gue kan ga sengaja. Lu gapapa? apa yang sakit?" cowo itu makin mendekati gue.

"Gue gapapa kok." jawab gue.

"Sorry ya gue beneran ga sengaja tadi, sorry banget." kata cowo itu lagi.

"Udah udah gapapa lagian ga terlalu sakit juga kok." dia ngangguk.

"Kuy lanjut main!"

"Kuy!"

Yang lain pada balik ke lapangan sedangkan Yeonjun sama cowo tadi masih diem. "Kok ga pergi ji?" tanya Yeonjun.

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang