Chapter [17]

198 13 5
                                    

Hera dan Yeonjun sedang di perjalanan menuju ke supermarket mencari makanan yang Jisoo mau. Jisoo lagi hamil dan masa hamil kan pasti pingin banget sesuatu, Jisoo pun ngidam makanan.

Ngidam pingin makan rabokki, roti coklat, dan juga odeng.

"Yeonjun."

"Apa?"

"Ntar lo bayarin ya? soalnya gue ga bawa duit."

"Yaelah, yang kemaren aja baru dicicil dikit."

"Lu kata hutang?"

"Ya iyalah, lo kira tuh duit ga pake usaha?"

"Emang lo usaha apa?"

"Gue nabung lah dari SD."

"Tinggal nabung lagi kan? susah amat sih."

"Lu kata apa? tinggal nabung lagi?eh gue nabung aja sisa uang jajan anjrit."

"Gue juga sama."

"Lah itu tau."

"Tapi kan–"

"Iya iya gue bayarin, tapi lo harus ganti."

"Makasih njun."

"Hm sama-sama."

Suasana kembali hening di antara mereka.

"Yeonjun."

"Hmm?"

"Emmm, jawab jujur ya?"

"Jawab apa? lu aja belum nanya."

"Ih denger dulu."

"Hih iya, kenapa kenapa?"

Hera sejenak terdiam sebelum melontarkan pertanyaan yang membuat Yeonjun terheran-heran.

"Lo pernah punya pacar?"

"Ngga."

"Beneran?"

"Iya, kenapa? lo cemburu kalo gue punya mantan?"

"Ngga tuh."

"Sapa tau kan."

Hera nyengir, lalu suasana hening kembali.

Tapi gue inget banget apa yang dikatain Carly, batin Hera.

"Dengar-dengar dia di selingkuhin. Karena sakit hati Yeonjun langsung minta putus deh. Ya ga tau juga sih bener atau engga, soalnya gue dengar dari teman sekelas Yeonjun."

Apa bener,yeonjun punya mantan?

Hera menoleh ke Yeonjun, sedangkan Yeonjun tetap fokus nyetir, dia mengalihkan pandangannya kembali ke depan.

Tapi.. ah sudahlah kalo dia punya mantan, ngapain gue pikirin? toh, Yeonjun bakal jadi suami gue. Batin Hera.

Yeonjun menggenggam tangan Hera.

"Jangan dipikirn aku punya mantan apa ngga, yang penting sekarang kita udah bersama kan?"

Anjir, kok dia tau apa yang gue pikirin?. Hera cuma geleng pelan mendengar ucapan Yeonjun.

"Gue ga pikirin itu kok."

"Jangan bohong."

"Terserah."

"Hey jangan ngambek sayang."

"Najis."

Hera ngelirik tangan kirinya yang masih di genggam oleh Yeonjun tanpa ada niatan di lepas.

"Woy."

"Apa?"

"Tangan lu."

"Iya, kenapa emang?"

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang