Jangan Terlalu Dini Menilai Kehidupan

27 2 0
                                    

Suatu ketika di suatu lingkungan pemukiman lahirlah seekor anjing dan seekor ayam. Mereka disambut gembira oleh anggota keluarga masing - masing namun tentunya mereka sama - sama tinggal di tempat majikan mereka. Singkat cerita mereka telah tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria dilingkungan majikan mereka dan kebetulan kedua majikan mereka merupakan tetangga satu sama lain. Mereka sering bergaul ketika itu.

"Hei ayo cepat kita kejar si kucing itu, dia mencuri makanan majikanku". Ucap Ayam.

"Ya, jangan sampai lolos si kucing itu, aku pun sangat kesal dengan tingkah nya". Balas Anjing menyetujui.

Mereka berdua mengejar Kucing secara bersamaan. Ya begitulah keseharian mereka,  Mereka seringkali bermain bersama menghabiskan waktu mereka.

Singkat cerita sang majikan si Anjing mengalami kecelakaan dan seluruh keluarga nya meninggal dunia. Si Anjing menjadi makhluk yang sebatang kara ditinggalkan sang majikan. Hatinya sangat terpukul lantaran hal tersebut. Pada awalnya si Ayam merasa iba dengan keadaan si Anjing, mengingat mereka sama - sama menjalani hidup sebagai tetangga dari lahir. Namun, si Ayam seringkali dilarang oleh majikan nya untuk mendekati si Anjing lantaran majikannya sangat takut terhadap Anjing dikarenakan aturan agamanya. Ayam pun terdoktrin dengan hal tersebut hingga ia bertingkah pongah ketika si Anjing hidup sebatang kara.

"Hai Ayam, tolong bantu aku, aku sangat kesepian dan kelaparan, bolehkah aku menjadi dimiliki majikanmu ?". Mohon Anjing Mengiba.

"Jangan !!!, Kamu itu makhluk najis, mana ada majikanku akan menerimamu. Dia sendiri yang selalu melarang aku untuk bergaul dengan mu". Ucap Ayam ketus.

"Begitu jahat kah engkau kepadaku ?, Dulu kita seringkali bermain bersama, apa kau lupa masa - masa itu ?". Ucap Anjing.

"Iya itu karena majikanmu masih hidup, masih ada yang mengendalikan mu, Anjing itu akan sangat liar ketika mereka kehilangan majikannya, sana kamu pergi !!! Cari majikan baru, dan memang sulit untukmu, apalagi di Indonesia mayoritas penduduk nya muslim, yang secara jelas dia sangat menolak keberadaan Anjing". Jawab Ayam.

"Sungguh tega kamu Ayam !!!". Ucap Anjing menahan kekecewaan dan amarahnya setelah mendengar ucapan si Ayam.

Hari - hari terus berlalu, si Ayam seringkali dimanja oleh majikannya, diberikan pakan setiap harinya. Sedangkan, si Anjing, dia tetap tinggal di rumah kosong bekas majikannya, kelaparan dan terkadang mencari makan sendiri dengan mengais - ngais tempat sampah di sekeliling lingkungan nya.
Melihat keadaan dan kondisi si Anjing, si Ayam semakin Jumawa.

"Wah ada makanan, terima kasih majikan ku tersayang". Ucap Ayam dengan suara agak lantang, yang memang sengaja ia lantangkan agar si Anjing mendengarnya.

"Dasar Makhluk tidak berperasaan kamu !!!". Sahut Anjing.

"Hahaha, begitu nikmat hidup ku dimanja sang majikan". Ucap Ayam dengan Jumawa.

Hari - hari berlalu, si Ayam pun bertambah besar dan berat badannya pun semakin naik lantaran diberi pakan terus oleh majikannya, berbanding terbalik dengan si Anjing yang memang tidak memiliki majikan dan mencari makan sendiri, ia begitu kurus.

Melihat keadaan tersebut Ayam semakin menjadi - jadi, ia semakin sombong dengan keadaan nya.

"Nih makan !!!". Ucap Ayam sambil menyodorkan makanan dengan kakinya ke Anjing.

Melihat tingkah si Ayam, Anjing menahan emosi, membiarkannya dan bergumam didalam hati.

"Semoga nanti nya karma menimpa mu". Kata Anjing.

Keesokan harinya, si Ayam tidak dilepas sama sekali didalam kandangnya, ia heran mengapa majikannya melakukan hal tersebut, terlebih lagi baru kali ini ia melihat majikannya memperlakukan nya seperti itu.
Si Anjing pun juga heran mengapa kali ini ia tidak melihat si Ayam.

"Duh kenapa ya, koq aku gak di bebasin buat main di halaman seperti biasanya ?". Ucap Ayam.

Majikan pun keluar memeriksa kondisi si ayam dan ia terlihat sedang mengasah pisau.
Melihat hal yang dilakukan oleh majikannya, Ayam mulai berpikir, apakah ia akan di potong ? Dan dimakan oleh majikannya ?, Seketika bulu kuduk Ayam merinding ketakutan menerima kenyataan bahwa ia akan mati di potong.

"Tolong, aku masih ingin hidup wahai majikanku, biarlah aku mati secara alami, bukan secara dibunuh, Tolong aku... Tolong !!!". Teriak Ayam.

Suara Teriakan Ayam pun terdengar ke telinga Anjing, akhirnya Anjing menghampiri si Ayam.

"Ada apa Ayam ?". Tanya Anjing.

"Tolong aku Anjing, Aku akan dipotong oleh majikanku". Jawab Ayam mengiba.

"Hah ? Memangnya kenapa ?". Tanya Anjing heran.

"Kau tau kan kalau aku adalah hewan ternak konsumsi manusia ?, Aku akan dipotong dan dimakan oleh majikanku sendiri". Jawab Ayam sambil menangis.

Mendengar jawaban si Ayam, seketika si Anjing bersyukur dan ingin sekali membalas kan dendamnya lantaran perilaku si Ayam terhadapnya dulu.

"Hahahaha, Mendengar jawaban mu aku sangat bersyukur, kamu yang dulu begitu sombong lantaran perlakuan majikanmu yang begitu memanjakanmu akhirnya terkena karma, kasihan sekali kamu Ayam, di pelihara, di sayang dan diperlakukan seperti raja, hanya untuk dibunuh, ternyata hidup memang lucu, dan berkat peristiwa ini aku semakin mensyukuri keadaanku, aku terbebas dari bayang - bayang kematian instan seperti dirimu". Ucap Anjing dengan sangat puas.

"Tolong aku Anjing, Tolong !!!! Aku mohon, aku akan berikan apapun asal kamu bebaskan aku". Minta Ayam mengiba.

"Hahaha, minta tolong saja pada majikan mu yang katanya sangat menyayangi mu itu !!!". Ucap Anjing sambil meninggalkan si Ayam.

Anjing pun pergi meninggalkan si Ayam dengan perasaan yang campur aduk. Walaupun si Ayam telah berbuat jahat kepadanya namun ia masih peduli kepada si Ayam karena ia adalah teman masa kecilnya. Namun, kenyataan tak selalu berpihak pada keinginan.

The End 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerita Pendek SugitariousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang