chapter ten

350 55 3
                                    

Ketika Lee Taeyong memutuskan untuk angkat kaki dari kediaman Kim hingga melarikan diri ke luar negeri, sekalipun ia tak berpikir akan kembali ataupun bertemu dengan kenalan masalalunya.

Baginya, hidupnya bersama mereka telah berakhir saat itu, dan ia memutuskan untuk menutup rapat buku kehidupannya disana.

Ia tidak egois apalagi pengecut.

Taeyong setiap hari mempertimbangkan semuanya.

Ia berpikir, jika ia kembali, bagaimana ia akan menjelaskan tentang putranya? Tentang kondisinya?

Terlebih, siapa ayah dari bayinya?

Ia tau pasti watak Nyonya Bae apalagi Doyoung.

Jika ia kembali, bukan tidak mungkin mereka akan mengetahui rahasia gelapnya, bahwa Taeyong telah melahirkan putra dari kakak iparnya sendiri.

Lalu bagaimana dengan perasaan Tenny?

Apa yang akan wanita itu lakukan jika mengetahui suaminya pernah tidur dengan adik yang selama ini ia rawat?

Bahkan hingga memiliki seorang putra.

Taeyong tak akan pernah sanggup melihat kakaknya terluka apalagi dengan cara seperti itu.

Ia lebih nemilih membawa semua bebannya dan menyimpannya seorang diri.

Itu lebih baik.

Akan tetapi.

Sekarang

Tanpa pernah ia duga sekalipun,

Ia dipertemukan kembali dengan sosok sedingin es itu.

Salah satu kenalan dimasalalunya.

Ia tak pernah siap dengan pertemuan yang tiba-tiba seperti ini.

Maka tanpa ia sadari, Taeyong melangkah mundur perlahan dan berbalik pergi.

"Taeyong."

Sekali lagi suara Jaehyun menyebut namanya.

Suaranya datar, namun entah kenapa hatinya terasa teremas ketika mendengar suara itu memanggilnya.

Taeyong terpaku, tangannya sedikit gemetar.

Ia berbalik menatap Jung Jaehyun.

Mata cokelat itu tertuju lurus padanya, seolah menusuk tepat kedalam bola mata sehitam arang miliknya.

Taeyong tidak tau, tapi melalui tatapan itu, ia seolah bisa merasakan emosi yang membuncah dari Jaehyun.

Membuatnya tenggelam, namun ia tak ingin menepi.

"Taeyong, bagaimana kabarmu?"

Taeyong tersadar dari lamunannya. Ia berkedip beberapa kali saat menyadari jaraknya dan Jaehyun sudah terkikis jauh, ujung sepatu mereka bahkan hanya berjarak hitungan centi.

Taeyong masih menatap wajah rupawan itu, membuatnya sedikit gugup dan canggung.

"A ah, ha ha. Jaehyun ah. Aku baik. Bagaimana denganmu?" Hatinya sudah merutuk, kenapa ini sangat canggung?

"Baik." Jawab Jaehyun Singkat.

Keduanya kembali hening. Mata Taeyong bergulir ke kiri dan ke kanan, mencoba memikirkan topik yang akan menghilangkan rasa canggung diantara mereka.

"Kau kuliah disini?" Tanya Jaehyun tiba-tiba.

Taeyong tersentak, "apa? Ah, ya, aku kuliah disini. Kau juga?"

Jaehyun mengangguk kecil.

Ini masih sangat canggung. Taeyongpun heran kemana pergirinya dirinya yang bebal seperti dulu? Yang senang menggoda Jaehyun?

A Boy Named Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang