chapter thirteen

353 55 1
                                    

Jung Jaehyun tidak mengerti, sejak seminggu yang lalu Lee Taeyong bertingkah aneh.

Saat ia pamit dari kediaman Taeyong waktu itu, pemuda itu enggan menatap wajahnya.

Taeyong terkesan menghindarinya.

Jaehyun memperhatikan kamar Taeyong yang sepi. Gordennya telah terbuka, tapi tak ada aktifitas apapun yang ia lihat.

Bahkan suara Markpun tak terdengar.

Jaehyun menghela napas. Hatinya khawatir akan sesuatu.

Namun tak tau apa itu.

Ia menatap jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

08.00

Hari ini ia ada kelas pagi, Jaehyun segera mengambil tasnya dan pergi untuk menjemput Taeyong.

Mereka sudah terbiasa pergi bersama.

Jaehyun menekan bel rumah itu, namun tak ada jawaban.

"Taeyong." Ia beralih mengetuk pintu.

Namun tetap tak ada sahutan. Rumah itu terdengar hening.

"Jaehyun-ssi?"

Jaehyun berbalik dan mendapati Sehun yang menghampirinya.

"Kau mencari Taeyongie?"

Jaehyun mengangguk, "apa dia tidak memberitahumu?"

Hati Jaehyun mencelos. Apa? Ia merasa trauma mendengar kata itu.

Itu adalah kalimat yang ia dengar ketika hari dimana Taeyong pergi tanpa pamit.

"Taeyongie pagi-pagi sekali datang ke cafe dan menitipkan Mark. Katanya dia harus keperpustakaan dulu untuk sebelum menghadiri kelas pagi. Ku kira kalian pergi bersama."

Jaehyun menghembuskan napas lega. Tubuhnya terasa panas dengan rasa pening tiba-tiba menyerang kepalanya karena rasa khawatir berlebih yang baru saja ia rasakan.

Jaehyun mengangguk, "kalau begitu aku pergi dulu." Jaehyun membungkuk sebelum berlalu menuju halte biasa.

Hatinya gelisah.

Menebak perihal apa yang terjadi pada pemuda itu. Kenapa dia menghindarinya seperti ini?

.
.

"Taeyong." Jaehyun memanggil Taeyong yang memasukan barangnya terburu-buru.

Selama dikelas, mereka duduk cukup jauh dan Jaehyun merasa kesal dengan itu.

"Ah, Jaehyun ah. Ha ha, kenapa?"

Ia bisa melihat gurat canggung bercampur khawatir diwajahnya.

"Kau kenapa?"

Iris hitam Taeyong bergulir kekanan dan kekiri, jelas sekali sedang menghindari tatapan Jaehyun.

"Apa maksudmu? Aku baik-baik saja." Ia menunjukan cengiran lebarnya.

Jaehyun hendak kembali bertanya namun Taeyong segera menyela, "ah Jaehyun ah, aku duluan ya? Aku harus menghadiri kelas lainnya." Si pemuda Lee berlari menjauhi Jaehyun.

Si pemuda Jung menatap kepergian Taeyong. Sorot matanya sendu.

Ia tau Taeyong berbohong.

Bukankah mereka mengambil kelas yang sama? Ia tau persis, mereka hanya ada satu kelas hari ini.

.
.

Taeyong menghentikan langkah kakinya. Ia mendudukan dirinya di ditaman kampus yang sepi.

A Boy Named Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang