2. Perjodohan

35 8 1
                                    

Jika hatimu mati, setidaknya gunakan otakmu.

-Arjuna_Loius-

***

Vio merasakan seseorang dengan lembut menggenggam tangannya, perlahan vio membuka mata dan mengedarkan pandangan ke sekitar.

"Kak.! " Panggil Vio lirih dengan suara yang lemah.

"Vi, Akhirnya Kamu sadar juga." Ucap Joe bernafas lega.

"Kakak benar-benar khawatir banget sama keadaan Kamu. Gimana ada yang sakit?"

Vio menggeleng pelan, otaknya mencoba mengingat kejadian yang baru saja dialaminya hingga membuatnya harus terbaring dirumah sakit.

Sekilas bayangan seorang laki-laki terngiang di memorinya, Ya sekarang Vio ingat semuanya, tapi dimana laki-laki itu sekarang?

Vio celingukan kesana kemari mencoba mencari keberadaan sang laki-laki, namun dia tidak menemukan siapapun selain Joe didalam ruangan.

"Kamu cari siapa? " Tanya Joe yang heran dengan tingkah sang adik.

"Orang yang bawa Aku kesini Kak! Kakak pasti ketemu Diakan? "

Joe menggeleng pelan. " Tapi Dia ninggalin ini!." Ucap Joe sambil menyerahkan secarik kertas kearah sang adik.

Vio menerimanya dengan wajah yang agak kebingungan.

"Maaf meninggalkanmu begitu saja, Aku harap kita bisa bertemu di lain waktu."

Salam juna.

Deg...

Juna, siapa Dia sebenarnya?...

Pertanyaan itu seolah menjadi tanda tanya besar baginya.

Vio merasakan ada getaran aneh saat dirinya melihat Juna, wajah Laki-laki itu seolah-olah sudah sangat melekat.

Tapi, siapa? Vio benar-benar tidak bisa mengingatnya.

"Aaarggh...!!! " Tiba-tiba Vio memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Vi, Kamu kenapa? " Tanya Joe khawatir.

"Kepala Ku sakit Kak!" Keluh Vio kesakitan.

"Ini pasti gara-gara Kamu banyak pikiran, Doktor Alma kan pernah bilang kalau Kamu gak boleh banyak pikiran nanti Kamu bisa Drop. Mending sekarang Kamu istirahat, tenangin diri kamu!. "Ucap Joe mencoba menenangkan sang adik.

Vio hanya menurut dan kembali beristirahat, pikiran nya masih kacau ingatan-ingatan yang samar mulai bermunculan di kepalanya.

Tapi Vio tidak bisa mengingatnya dengan baik, semua yang ada dalam ingatannya benar-benar kacau.

****

Ceklek...

Juna mendorong pintu masuk dan berjalan ke dalam kerumunan orang-orang yang sedang menikmati pesta penyambutan.

Beberapa pasang mata yang menatap Juna, berbisik takjub dengan ketampanan Juna.

Juna tidak memperdulikan tatapan orang-orang disekitarnya, karena itu sudah menjadi hal biasa, jadi tidak ada yang istimewa baginya.

Laki-laki tampan itu berjalan ke arah meja minuman dan meneguk segelas minuman di dalam gelas.

Tiba-tiba seseorang menepuk pelan pundaknya.

Juna berbalik dan tersenyum kecil menatap Laki-laki dihadapannya sekarang.

Laki-laki itu memeluknya dengan hangat. "Selamat datang Adikku. " Ucap Ansel sambil menepuk-nepuk pundak Juna.

Touch Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang