Prolog

45 11 6
                                    


"Sampai kapan sih ra lo ngarepin Megan terus?" Tanya Azura, gadis manis yang memiliki lesung pipit.

"Tau Ara, dia tuh nggak bakal bales perasaan lo," Sambung Elang sambil memakan gorengan yang ada di depannya.

"Biarin aja, kita cuma perlu dukung Ara," Jawab Langit yang duduk di depan ara. "Gapapa ra, tunjukin ke Megan kalau lo bener bener tulus sama dia."

"Emang langit doang sahabat yang paling pengertian, kalian mah nyebelin." Jawab Ara seraya mendengus.

Mereka sedang berada dikantin, padahal jam belajar masih berlangsung. Tetapi, karena paksaan Ara untuk melihat Megan yang sedang beristirahat dikantin usai olahraga. Mereka pun mengikuti nya.

"Kalian kenapa ada di kantin saat jam pelajaran?" Tanya bu berlin, selaku guru BK di SMA Cakrawala.

"Eh bu berlin," Jawab Ara cengegesan

"Bu marahin Ara aja, soal nya yang ngajak saya kesini Ara bu. Padahal saya mau belajar, tapi dipaksa Ara buat liatin Megan," Ujar Azura dengan tampang polos. Sementara Ara sudah memberinya peringatan lewat mata nya, agar Azura diam. Namun, Azura yang polos. Jadi dia tidak paham bahwa Ara memberinya peringatan.

"Sudah tau Ara suka ngajak bolos, kok kamu masih mau berteman dengan Ara," Bu Berlin berkecak pinggang dengan wajah yang menahan kesal. "Sekarang kalian ibu hukum hormat di tiang bendera sampai jam istirahat!"

"Kok jahat banget sih bu, nggak kasian apa sama saya yang udah pake skincare biar ga buluk? Kalo saya buluk kan nanti Megan nggak mau nerima saya," Ara berdiri, mengeluarkan protesnya.

"Ya sudah karena Ara protes, hukuman kalian ibu tambahkan. Setelah pulang sekolah nanti kalian membersihkan kamar mandi," Bu Berlin pergi meninggalkan mereka.

"Lo sih ra, jadi di hukum kan kita," Ujar Elang dengan wajah kesalnya

"Yaa maaf, kan gue mau lihat Megan doang. Bu Berlin aja yang ngeselin. Kaya nggak pernah muda aja tuh," Ucap Ara yang tidak mau disalahkan, padahal jelas-jelas ini salah Ara

"Langit marah ya, kok diem terus?" Tanya Ara kepada langit dengan wajah yang dibuat lucu

Langit mengusap kepala Ara dengan sayang "Engga Ara, mana bisa gue marah sama lo"

"Belain aja terus," Jawab Azura seraya meninggalkan mereka

"Ayo cepetan ke lapangan. Nanti kalo bu Berlin liat kita masih dikantin, bisa ditambahin lagi hukumannya!" Seru Azura

Mereka pun bergegas menuju lapangan, tanpa ada yang sadar bahwa Megan sedari tadi memperhatikan mereka.

****
Bel pun akhirnya berbunyi, mereka bergegas menuju kantin untuk menghilangkan dahaga serta mengisi perut nya.

"Mau pesan apa?" Tanya langit

"Gue mau bakso sama es teh manis," Sahut Azura

"Kalo gue—,"

"Samain aja, langit," Ara memotong kalimat Elang, Langit pun segera pergi ke stand bakso dan memesan untuk ketiga sahabat nya.

"Ara, apa-apaan sih lo," Protes Elang tidak terima ucapan nya langsung dipotong oleh Ara

"Kasian Langit, el. Lagi juga gue udah laper banget, biar cepet." Balas Ara seraya mengedipkan matanya. Elang pun hanya mendengus.

Ara sedang memandang Megan dengan kedua tangan yang menangkup wajahnya. "Azura liat deh, Megan ganteng banget yaa,"

"Percuma ganteng, kalo nggak bisa ngehargain orang yang tulus sama dia," Sarkas Azura, yang langsung membuat Ara menoleh.

"Dia bukan nggak ngehargain gua Zura. Dia cum—,"

"Cuma belum bisa nerima gua buat jadi pacarnya," Sambung Langit yang sudah hapal dengan kalimat Ara selanjutnya, karena Ara selalu mengatakan hal itu.

Langit menaruh nampan yang berisi bakso mereka. Mereka pun memakannya dengan obrolan yang tidak penting.

Ketika Ara ingin memasukan sambal yang ke tiga sendoknya, langit pun melarang sambil memandang Ara tajam.

"Nggak pedes lang, nggak enak jadinya," Ara langsung menaruh sambal itu dan tidak jadi memasukkan nya ke dalam mangkok bakso dia.

"Ara inget lo punya maag," Ucap langit dengan nada tegas dan tidak ingin dibantah.

Diantara mereka, langit yang lebih dewasa. Langit juga memiliki pribadi yang jarang mengeluarkan suaranya, dibandingkan dengan Elang, Elang lebih humoris. Walau begitu, mereka saling melengkapi dan membuat nyaman satu sama lain. Dan itu alasan mereka bersahabat sejak pertama kali bertemu di bangku sekolah dasar.

Jakarta, 23 Agustus 2020

Hai guys, ini cerita pertama aku. Semoga kalian suka yaa!

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang