Part 1

29 9 7
                                    

"Assalamu'alaikum bunda!" Ara berteriak sembari memasuki rumah nya.

"Waalaikumsalam, kamu tuh kebiasaan kalo masuk teriak–teriak mulu," Ujar wanita paruh baya, yang masih terlihat cantik walau usianya sudah memasuki kepala empat. Ia Andini, ibunda dari Ara.

"Hehehe, maaf bun. Udah kebiasaan soalnya," Ara menyengir sembari menyalamu tangan bunda nya. Ara mencium bau yang sangat nikmat dan membuat perut nya meronta untuk segera di isi. "Masak apa bun? Ara laper banget nih,"

"Ayam bakar madu, kesukaan Ara,"

"Ara mauuuuu," Rengek nya seperti anak kecil. Andini pun hanya terkekeh melihat tingkah laku putri satu–satu nya itu. Mereka berjalan beriringan menuju meja makan.

Setelah sampai di meja makan, Ara mengambil piring serta menaruh nasi dan ayam bakar kesukaan nya.

"Gimana sekolah nya? Megan udah mulai peka belum?" Tanya Bunda nya. Ara seorang gadis yang sangat terbuka pada keluarga nya dan ketiga sahabatnya. Itulah, kenapa Bunda nya bisa mengetahui Megan. Bahkan Bunda nya sangat mendukung Ara. Pernah pertama kali Ara menceritakan tentang ia menyukai seorang lelaki di sekolahnya kepada Bunda nya, dan besoknya Andini merayakan nya bersama keluarga serta sahabat Ara dengan membuat tumpeng.

"Megan masih tetap nggak liat aku bun, tapi tadi Megan ganteng banget." Terlihat binar bahagia di mata Ara ketika Ara menceritakan Megan.

"Bunda jadi kepo deh sama Megan yang berhasil ngambil hati anak bunda," Ucap Bunda seraya mengetuk–ngetukan jari telunjuk nya di dagu.

"Nanti aja bun kalo Megan udah sah jadi pacar Ara, nanti Ara kenalin ke Bunda sama papa sama abang–abang juga."

"Semoga secepat nya Megan bisa nerima kamu, Bunda selalu dukung yang terbaik buat Ara," Andini memeluk Ara, seolah–olah menyalurkan semangat.

"Makasih Bunda, Ara sayang banget sama Bunda."

Mereka berpelukan dengan erat, sehingga mereka tidak sadar bahwa sudah ada kedua lelaki yang berbeda usia.

"Wih, pelukan nggak ngajak–ngajak," Ujar lelaki yang membawa kunci mobil. Dia Kenzo, Abang kedua Ara.

"Assalamu'alaikum bunda," Ucap Lelaki yang menghampiri bunda dan Ara seraya menyalami tangan bunda. Dia Kevin, Abang pertama Ara yang tidak banyak bicara tetapi sangat dekat dengan Ara. Berbeda dengan Kenzo, yang sering menjahili Ara hingga membuat rumah terisi oleh teriakan yang memekak telinga.

Kevin duduk di depan Ara, memandangi adik nya yang sedang makan.

"Bang kevin mau?" Tawar Ara. Kevin mengangguk, dan Ara pun menyuapi kevin. Kenzo yang duduk di sebelah kevin merengut kesal, karena Ara hanya bertanya kepada Kevin.

"Abang lo ada dua ra, nggak usah pilih kasih gitu lah. Gua juga mau kali di suapin gitu," Ketus Kenzo.

"Mau banget sih bang di suapin sama Ara,"

Mereka makan bersama diiringi oleh pertengkaran kecil yang di ciptakan oleh Ara dan Kenzo. Sementara Kevin akan membela Ara yang di jahili oleh Kenzo.

***

Pukul sebelas malam, Ara terbangun dari tidurnya. Ia pikir sudah pagi, ternyata masih malam. Tiba–tiba terdengar bunyi dari perut Ara. Ara laper dan ia yakin dibawah sudah tidak ada makanan atau sudah di taruh di kulkas jika masih ada sisa. Dan Ara sangat malas turun kebawah, lagi pula Ara tidak berani turun ke bawah sendirian dalam kondisi rumah yang gelap.

Ara pun membuka handphone nya, untuk menchat langit. Biasanya langit jam segini masih di luar bersama teman–teman tongkrongannya.

Arabella:
Langit.

LangitJavier:
Kenapa Ra?

Arabella:
Langit, Ara laper:(

LangitJavier:
Lo mau makan apa biar nanti gue beliin diluar.

Arabella:
Emang Langit lagi di luar?

LangitJavier:
Iya, lagi nongkrong sama anak–anak.

Arabella:
Mau nasi goreng depan komplek.

LangitJavier:
Meluncur tuan putri.
Read.

Ara hanya membaca pesan dari Langit dan duduk bersandar di kepala tempat tidur seraya menunggu Langit yang akan datang dari balkon kamar nya. Langit bisa saja masuk lewat pintu utama, tetapi percuma kalau pintu utama nya dikunci dari dalam.

Kalau kalian pikir Ara akan membukakan pintu utama saat malam, itu mustahil. Karena Ara penakut, bahkan saat tidur pun ia tidak mematikan lampu nya. Pernah saat itu Kenzo iseng mematikan lampu kamar Ara ketika Ara sedang tidur, lalu saat tengah malam Ara teriak sangat kencang. Hingga membangunkan seisi rumah dan saat tahu bahwa itu ulah abang kedua nya, Kenzo di diami oleh Ara selama seminggu dan mendapat omelan panjang dari kevin.

30 menit berlalu, Langit pun sampai di kamar Ara dengan sekantong plastik yang berisi dua bungkus nasi goreng.

"Langit makasih ya," Ucap Ara dengan mata berbinar

"Hm," Gumam Langit. "Ara punya lo yang karet dua,"

"Iya Langit," Ara pun memakannya, dan ternyata punya nya tidak ada rasa pedas sama sekali. Ketika hendak protes, Langit sudah melayang kan tatapan datar nya kepada Ara.

"Inget lo nggak boleh keseringan makan pedes Ara."

"Iya Langit," Ucap nya.

Jakarta,26 Agustus 2020

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang