Violenka Azalea

16 4 0
                                    

Langit melukiskan aura pagi. Secercah cahaya menyusup tanpa izin melalui celah ventilasi. Menerangi setiap sudut ruang yang dilalui. Mengusir paksa 'mereka' yang membenci cahaya mentari. Karena 'mereka' lebih memilih malam sebagai waktu paling menyenangkan.

"Vio, lo ga lupa bawa paku buat besok, kan?" Anneth menepuk bahu Violenka pelan setelah meletakkan ranselnya di kursi.

Jam dinding menunjukkan pukul 7 kurang 5 menit. Anneth memang selalu datang kesiangan. Berbanding terbalik dengan teman sebangkunya yang menjadi penghuni pertama di kelas itu. Tak heran mereka mendapat reward sebagai juara pertama pada ajang "teman terbalik" di acara sekolah 3 bulan lalu. Reward itu diberikan kepada murid yang bertolak belakang namun tetap akrab berteman. Nampaknya mereka masih ingin menjaga reward itu tetap melekat.

Pertanyaan Anneth tak berhasil menyita pandangan Violenka dari buku tebal di depannya. Si kutu buku itu memang selalu fokus saat sudah berkutat dengan yang namanya buku. Larut dalam dunianya tanpa ingin diganggu. Sesekali ia tampak menyipitkan mata saat membaca beberapa kata di halaman buku tersebut.

"Emang besok kita mau berburu kuntilanak?" celetuk Violenka asal.

Jari lentiknya menyibak pelan lembar buku yang sudah coklat kekuningan. Bahkan untuk sedetik pun arah
pandangan matanya tak mau teralihkan.

Anneth memicingkan mata dongkol, "Praktikum reaksi redoks."

"Hah? Apa?" Violenka refleks menutup buku. Tangannya sibuk megobrak-abrik isi ranselnya. Mengeluarkan buku satu per satu hingga memasukkannya kembali. "Gue lupa bawa ...." jawabnya lesu setelah panik untuk beberapa menit sebelumnya.

"Duh Vio, apa dosa gue sampai punya temen pelupa kaya lo sih. Lama-lama pengen gue jitak sumpah!" celetuk Anneth melayangkan tinju ke udara.

Violenka terkikik pelan melihat tingkah temannya.

Violenka Azalea dikenal sebagai murid yang cerdas tapi konyol. Kalau bukan karena kecerdasannya, mana mungkin ia sampai terpilih menjadi Ketua Osis di sekolah itu? Bahkan peringkat satu seantero sekolah selalu berhasil diraih olehnya sejak kelas 10 hingga menduduki kelas 11 sekarang ini.

Beberapa prestasi lain kerap disandang olehnya hingga dalam sekejap naik daun menjadi bintang sekolah. Parasnya yang mirip Natalie Portman semakin mendongkrak populasi pengagumnya terutama dari kaum adam.

Melihat sosok Violenka sering membuat kaum hawa insecure. Namun Violenka selalu menebarkan sinergi positif untuk sekitarnya. Menyalurkan semangat dan percaya diri kepada mereka untuk menyadari bahwa setiap insan lahir dengan keunikan dan keistimewaan masing-masing. Ia bahkan sering menceritakan hal konyol atau kecerobohan yang dilakukannya bertujuan untuk meminimalisir rasa insecure diantara mereka. Ya, meskipun cerdas dan rupawan ... Violenka sering melakukan kecerobohan yang membuat orang sekitarnya mengelus dada.

"Gue udah beli paku itu 5 hari lalu terus gue taruh di kardus kesepian yang udah lama ga gue isi surat lagi. Eh malah lupa bawa. Tenang deh, entar pas pulang sekolah gue ambil buat dikumpulin," jawabnya berusaha menenangkan.

"Kalau begitu mah mana sempat keburu telat. Bisa-bisa kelompok kita dapat nilai D masalah kedisiplinan," bantah Anneth ragu.

"Lo bener juga sih ...."

Mereka berdua tampak kebingungan memikirkan solusi. Sesekali Anneth mengetukkan bolpoin pada bangku mejanya sedangkan Violenka menepuk nyamuk yang berdengung di atas kepalanya. Entah sejak kapan kelasnya ada nyamuk. Pasti gara-gara hujan semalam pikirnya.

"Vio!" seru Anneth tiba-tiba. Seakan mendapat ide brilian, ia mengulas senyum girang dengan mata berbinar. Menunjuk seseorang yang baru saja dilihatnya di ambang pintu.

Violenka menoleh mengikuti arah telunjuk Anneth. Seorang cowok dengan style rambut undercut dan hoodie hitam berjalan santai melewati kelas mereka. Wajah khas blasteran Amerika-Indonesia yang dimilikinya membuat ia terbilang kategori tampan.

Dengan tiga buku tebal di tangan, ia memancarkan kharisma tersendiri. Sesekali ia membenarkan kacamatanya. Siapa lagi ia kalau bukan Virzha Ericko. Yang tak lain adalah pacar Violenka Azalea. Kalau saja tidak ada Violenka, cewek sekelas pastilah akan melonjak histeris melihat Virzha melewati kelas mereka. Namun karena menyadari realita pahit itu, mereka hanya berani berbisik-bisik dan tersenyum tipis saat melihat Virzha.

Violenka mengulum senyum manis saat Virzha menoleh sekilas melempar senyum hangat kepadanya. Padahal Violenka dikenal sebagai cewe yang 'bodo amat' pada cowok. Namun Virzha berhasil menghilangkan bahkan mengubah sikap itu sampai akhirnya Violenka berhasil jatuh hati padanya saat menginjak kelas sebelas. Dua orang cowok cool di belakang Virzha berdehem menyaksikan keuwuan itu.

Bel masuk tiba-tiba membuyarkan angin pagi diantara sepasang remaja di sekolah. Para guru bergegas membubarkan rapat lalu bersiap mengajar menuju kelas murid yang konon katanya sangat disayangi dan dibanggakan.

"Yee malah main mesra di depan gue." Anneth mencubit Violenka yang sontak mengaduh mengakhiri masa kesengsemnya.

"Setelah liat cowok lo, gue jadi ada rencana, sini deh gue bisikin ...."

Violenka mendekatkan telinga ke Anneth dengan antusias. Sesekali ia mengangguk mengerti. Bisikan itu berakhir bersama masuknya Bu Claura ke kelas mereka.

Anneth mengedipkan satu mata yang disambut dengan dua jempol mantap oleh Violenka. Mereka tertawa pelan mengantisipasi resiko dikeluarkan dari kelas pada mapel Bu Claura yang dikenal killer.

*****

Tinggalkan jejak vote and krisar yak~

This story for you^^

Thanks from the Author <3

Misteri Lantai LaboratoriumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang