Hai, selamat datang dikisah NathDila and friends.
Mohon maaf kalo masih banyak kesalahan penulisan. Karena saya juga masih belajar😊~Happy reading~
Kini mereka bertiga telah sampai dipintu masuk kantin. Dan seperti biasanya, ketika jam istirahat tiba, kantin dipenuhi lautan manusia yang kelaparan setelah berperang dengan buku - buku tebal.
"Anjir! Gimana cara masuknya. Kantin apa pasar ini" protes Dila.
"Gue laper banget lagi, bisa taun depan kelarnya kalo gini caranya" sahut Sunny.
"Eh tuh ada pangeran gue dateng, kita minta tolong aja sama dia" ucap Stefi yang melihat Nath and the geng.
"What! Emang lo punya pangeran stef? Kok lo ngga pernah cerita?"
"Ituloh dil, si Nath and the geng. Noh liat" Jawab Cinta sambil menunjuk arah datangnya Nath and the geng.
"Ih, orang kaya mereka lo sebut pangeran Stef? Trus mau minta tolong sama dia? Ogah!! Masih mending gue kelaperan daripada harus minta tolong sama tuh orang" protes Dila lagi.
"Dilaa, udah deh mending lo sampingin dulu ego lo. Gue udah laper banget nih, kalo gue mati kelaperan lo juga yang repot kan" Sunny berusaha membujuk Dila.
Demi teman - temannya akhirnya dila pun mengalah dan menuruti perintah mereka.Kini mereka sedang berjalan mencari tempat duduk. Keberadaan Dila dan teman - temannya sontak membuat pusat perhatian. Dila yang terkenal benci pada Nath sekarang berjalan bersama. Yap mereka berjalan seolah - olah bersama pasangannya masing - masing. Dibarisan belakang Stefi dengan Rey, didepannya Cinta dengan Alex, barisan nomor dua ada Sunny dengan Zio, dan bisa ditebak barisan pertama. Yap benar sekali Dila dengan Nath. Keadaan yang mengharuskan mereka berjalan secara berpasangan.
Dalam hati, Dila sangat risih dengan tatapan mereka. Sebenarnya ia sudah biasa ditatap banyak orang, namun sekarang keadaannya berbeda ia ingin sekali lari dari semua ini. Apalah daya cacing diperutnya tak bisa berkompromi. Apalagi pagi tadi ia belum sempat sarapan, ditambah berjemur dilapangan.
Meja paling ujung. Tempat favorit nath and the geng. Mereka langsung duduk karena tempatnya kosong , kecuali Dila. Ia masih berdiri disamping meja dan matanya melotot kepada teman - temannya, mengisyaratkan ketidaksetujuaannya satu meja dengan Nath and the geng. Namun sial,tangannya langsung ditarik oleh Sunny agar ia duduk.
"Emm, kak kita ikut duduk disini ngga papa kan?" Tanya Stefi
"Iya ngga papa, santai aja" jawab
ReyKemudian, Dila berdiri ingin memesan makanan. Namun langkahnya terhenti oleh Nath. Tiba - tiba saja Nath memegang tangannya.
"Biar gue aja yang pesen" ucapnya
"Ngga usah,gue bisa sendiri!" Jawab Dila ketus sambil menghempaskan cekalan tangan Nath. Namun lagi - lagi langkahnya dihentikan Nath.
"Udah lo duduk manis aja disini, biar gue yang pesen. Jangan desak - desakan ntar cantiknya ilang" ucap Nath sambil tersenyum manis yang membuat siapa saja meleleh melihatnya ditambah tangannya terus menggenggam tangan Dila bak sepasang kekasih.
Sontak saja Sunny,Alex,dkk kaget. Pasalnya mereka jarang mendengar Nath perhatian terhadap cewe apalagi adik kelas. Dila pun segera memalingkan muka, ia tak mau terlihat baper oleh Nath dan yang lainnya. Dengan terpaksa, akhirnya Dila menurut dan duduk.
"Lo mau pesen apa?"
"Bakso sama es teh satu"
"Oke. Gue pesenin bentar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nath and Dila
Teen Fiction"Mau kemana hm?" Tanya Nath. "Em, itu mau ambil dasi ketinggalan, iya dasi" jawabnya spontan. "Trus ini apa namanya nona Dila?" Tanya Nath sambil menarik dasi Dila kedepan lalu membenarkan posisinya. Jarak antara mereka hanya beberapa centimeter ya...