Kalopsia
I don't know if delusion is more beautiful than reality
Day 3 || Kehilangan
|| 494 words ||
ヾ(*'▽'*) Happy reading (^0^)ノ
.
.( ・∀・)・・・--------☆
Emma menatap riak-riak air yang muncul mengekori kapal pesiar yang dinaikinya. Memperhatikan air lautan yang tenang, memantulkan sinar mentari pagi.
Rasanya hangat saat cahaya itu menyentuh kulit Emma. Membiarkan cahaya matahari itu membumi hanguskan rasa dingin yang menyelimuti Emma semalaman.
Dia sangat menikmati suasana pagi itu. Meski hatinya masih berkecamuk haru.
Hingga matahari sempurna menampakkan dirinya. Bumi laut Jawa itu mulai terang. Emma memejamkan matanya sejenak, menikmati semilir angin yang bersiul. Menerbangkan rambut panjang ikalnya. Mata cokelatnya mengkerjab-kerjab.
Kembali menatap matahari yang melambaikan tangannya. Terlihat sangat hangat. Bibirnya perlahan mengeluarkan sunggingan senyumnya. Teringat akan padanya.
***
Namanya Ape. Emma tidak tahu apakah itu nama aslinya atau hanya samarannya. Pasalnya Ape saat mengatakan siapa namanya tidak yakin dengan pasti.“Entahlah, kamu panggil saja aku Ape.“ Dia lelaki dengan tinggi rata-rata. Rambutnya hitam pendek. Cukup tampan di mata gadis-gadis. Matanya coklat terang.
“Hey, kamu mau nasi bungkus?” tanya sesosok Ape sebelum Emma mengenalnya. Itu pertama kalinya Emma bertemu dengan Ape di taman kota.
Kabar baik bagi Emma, dia memiliki teman bicara sejak kedatangan Ape. Terkadang mereka janjian di taman kota atau warung makan, bahkan pernah mereka janjian di angkringan.
Pertemuan mereka random. Tidak pasti. Tapi yang pasti Ape tidak bisa jika akan ketemuan malam hari. Tapi itu bukan masalah bagi Emma. Bertahun-tahun mereka terus seperti itu.
“Apa maksudmu?” Emma menggenggam lengan Ape yang akan pergi. Ape tersenyum—berusaha menenangkan Emma. Suara mobil polisi yang terngiang-ngiang di sekitar pelabuhan semakin lama semakin keras saja.
“Sebaiknya kita segera masuk ke dalam kapal, Emma.” Sosok lelaki lain menggenggam tangan Emma. Emma menggeram kesal.
“Bagaimana dengan Ape, kak, dia yang sudah mempertemukan aku dan kakak. Mana mungkin kita akan meninggalkannya?” Emma mengelak sebal. Ape perlahan menggenggam tangan Emma yang mencengkeram lengannya.
“Emma, aku janji kita akan segera bertemu lagi.”
Emma tidak tahu itu ucapan perpisahan atau memang janji dari Ape. Yang pasti lelaki yang dipanggil ‘kakak’ oleh Emma itu segera menuntun Emma naik ke dalam kapal.Meninggalkan Ape yang berusaha menghindar dari kejaran polisi. Emma tidak tahu, bagaimana bisa seorang Ape menemukan kakaknya? Mengapa seorang Ape menjadi buronan polisi? Dia tidak tahu.
***
Seseorang menepuk bahu Emma. Lamunan Emma segera terbuyarkan. Kepalanya spontan menoleh.
“Sudah kubilang tak usah kawatir, polisi tak akan bisa mengejarnya.” Lelaki itu berseru menenangkan. Emma tersenyum. Memeluk kakaknya erat-erat.
Tidak ada yang namanya kehilangan, jika kita bisa menemukan seseorang yang lain.Mungkin saat ini Emma memang kehilangan sesosok Ape yang selalu ada, tapi apalah artinya jika Emma menemukan kakaknya yang saat ini selalu ada.
Thanks for reading
ヽ(>∀<☆)ノTerimakasih sudah mau membaca cerpen tidak nyambung ini
Kisah orang buronan dengan mumpuni
Moga dapat kalian pahami
yah sajaknya agak aneh ya:"
Hope u like it \(^ヮ^)/
See you tomorrow ' ')/
Krisar boleh banget soalnya azzah adalah penulis yang baru lahir mengeow#Challenge10daywriteAR
#AR_Rainbow
#SiapMenulisSiapBerkarya
#Day3
#Kehilangan(ノ◕ヮ◕)ノ*:・゚✧
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia: 10 day writing challenge AR Rainbow
Short Storykisah-kisah yang entah apa adanya yang tenggelam dalam laut penuh amunisi dan mencungkil salah satunya menjadi kisah mereka. 10 Day Writing Challenge with AR Rainbow well, asal kalian tahu, ini ceritanya nyambung:)) bukan beda" Hope u like it