Ketylin

79 10 7
                                    

Happy Reading All!!!
🥰🥰🥰
.
.
.

Arabella POV :

Suasana pagi hari yang senyap dan tenang. Aku duduk sendirian di kelas sambil membaca novel. Aku memang suka datang lebih awal agar tidak terjebat macet, walaupun papiku pemilik sekolah tetap saja Aku gak boleh telat.

Tiba-tiba datanglah Farel dan Sasa.

"Ara!" teriak Farel dan Sasa baru datang. Sasa duduk di sampingku sedangkan Farel duduk dibelakangku.

"Ara kemarin lo pulang sama siapa? Oh ya Ra! Thanks jawaban fisika kemarin," kata sasa menoleh kepadaku.

"Sama Mami, Iya sama-sama." ucapku kemudian lanjut membaca novel sedangkan Sasa sibuk memainkan gadgetnya.

"Ara!" panggil Farel sontak aku berbalik dan Sasa juga ikut berbalik.

"Apa?" tanyaku.

"Gimana cara jadi pintar?" tanya Farel membuat Sasa menjitak kepalanya.

Pletak

"Aw ... Sakit!! Sasa bumbu dapur," ucap Farel memegangi kepalanya.

"Lo jadi orang ko kayak gini banget sih Rel! Gobloknya kelewattan," kata Sasa.

"Biarin gue nanya ke Ara, bukan ke lo Sasa Shakilla!" kata Farel kesal kepada Sasa.

"Udah Farel! Sasa! Ini masih pagi jangan ribut," kataku langsung membuat mereka berdua diam.

"Cara jadi pintar itu ... belajar yang rajin!" jawabku atas pertanyaan farel tadi.

"Oh gitu Ra, berarti gue kurang belajar yah! Gue mau belajar sama lo Ara hari minggu ini, Lo bisakan?" kata Farel.

"Bisa Rel, Apa yang enggak untuk lo Rel," ucapku.

"Gue juga ikut Ra!" seru Sasa.

"Iya Sasa."

"Thanks Ara!" seru mereka berdua bersamaan.

Aku tersenyum, kemudian kami melanjutkan kegiatan masing-masing.
.
.

Kelas sudah rumayan ramai. Tiba-tiba datanglah Bagas dengan nafas yang ngos-ngosan karena berlari. Dia langsung duduk disamping Farel.

"Napa lo Gas?" tanya Farel.

Namun tidak dijawab oleh Bagas. Bagas masih sibuk mengatur nafasnya.

"Woi! Kalau ditanya jawab Gas lpj," ucap Farel naik satu oktaf sambil menutup buku fisikanya.

Bagas menatap tajam Farel, tatapan itu membuat Farel ciut.

"Maaf Bagasku sayang," kata Farel.

"Najis!" ucap Bagas.

"Kenapa lo datang lari-lari Gas? Dikejar setan?" tanya Sasa.

"Bukan!" jawab bagas.

"Terus kenapa Gas?" tanyaku.

"Gue dikejar cabe pasar Ra, Baru kelas 10 udah kayak bicth, Gimana gede ya coba?" kata Bagas.

"Bwaahahah ...." tawaku, Sasa, dan Farel mengeleggar di kelas. Kami jadi pusat perhatian.

"Mau gue colok tu mata!" seru sasa membuat semua orang takut. Mereka kembali ke aktivitasnya.

"Dasar sahabat lak-" omongan Bagas terpotong bunyi bell masuk.

Kring Kring Kring

"Udahlah Gas! Memang hari ini lo apes." kata Farel

Tiba-tiba si ketua kelas memberitahukan Pak Iwan lagi jalan ke kelas.

PSEMATA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang