Bunga

19 2 1
                                    

Happy Reading All!!!
🥰🥰🥰
.
.
.

Arabella POV :

Tiba-tiba dia menarik tanganku. Aku refleks langsung memberhentikan langkahku dan berbalik menghadapnya. Aku mengangkat satu alisku. Bermaksud berkata Apa.

"kita belum kenalan dari tadi, nama gue Leonardy, Lo?" ucapnya sembari mengulurkan tangannya. Entah, mengapa kepalaku tiba-tiba pusing saat dia mengulurkan tangannya.

"Gue Ara," jawabku seraya menjabat uluran tangannya.

"Oh ... Nama lo cuman Ara donga atau?"

"Nama panjang gue Arabella Emillio."

"Lo putrinya Edwin Emillio, right?"

"Ya."

"Ok. Thanks, udah ngatar gue ke sini."

"Ya sama-sama. Tapi, gue rasa Pak kepsek belum datang."

"Serious?"

"I am serious."

"Hmm ... Lo bisa gak temani gue atau kita keliling sekitar sini, pasti dong lo tahu sekolah ini?" ucapnya.

"Okay," jawabku sembari tersenyum.

Aku mengajaknya ke samping Ruangan Kepala sekolah. Di sana ada sebuah taman bunga yang berukuran kecil. Kata Papi, aku yang meminta Papi membangun taman bunga itu dulu.

Harumnya bunga begitu semerbak di indra penciumanku. Banyak bunga yang bermekaran indah. Taman ini begitu terawat. Semuanya di atur oleh Papi.

"Bunga ini," ucap Leonardy mengarahkan pandangnya ke sebuah bunga.

Aku menoleh dan mengangkat satu alisku kepada Leonardy, bermaksud bertanya.

"Bunga krisan putih," kata Leonardy sembari tersenyum. Benar sekali yang di tunjuk Leonardy adalah bunga krisan putih.

"Iya itu bunga Krisan putih, lalu kenapa emangnya?" tanyaku.

"Lo tahu Ara, Makna yang tersimpan dari bunga krisan putih?" tanyanya kepadaku.

"Gak," jawabku singkat karena memang aku tidak tahu makna setiap bunga. Aku hanya suka menanam dan merawat bunga. Aku suka melihat bunga yang bermekaran indah setiap hari.

Dia tidak memberikan penjelasan. Dia malah memetik dan meletakan satu bunga krisan putih di telinga kiriku.

Aku tahu sekarang, pipiku memanas. Seandainya, aku bercermin pasti pipiku ini sudah seperti kelopak mawar yang mekar di taman ini. Dia berhasil membuatku Malu.

"Jika ada seseorang memberikan Lo bunga krisan putih. Artinya orang itu percayakan ke Lo. Makna bunga krisan putih itu kepercayaan dan sekarang lo orang yang gue percayai."

Dia sukses sekali membuat jantungku meranton. Perkataanya berhasil membuatku malu. Dia membuatku berbunga. Aku tidak tahu kenapa hatiku seperti berpaut dengannya. Tapi, aku menyembunyikan perasaan itu. Aku hanya berdehem membalas perkataanya.

"Btw boleh gue manggil Lo, Bella?"

Deg

Entahlah, jantungku seperti berhenti. Kepalaku pusing mendengar kata Bella. Apa kami pernah bertemu dulu?

"Akh ...."

Aku sedikit meringis kesakitan. Aku memegangi kepala belakangku yang berdenyut. Pertahan kakiku runtuh. Untung Leonardy menangkapku yang akan tumbang.

"Lo kenapa? Bella ...."

"Akh ...."

"Bella."

"Akh ...."

"Bella!"

"Diam, berhenti! Jangan sebut itu kepala gue sakit."

Aku membentaknya, dia langsung diam. Aku berkata seperti itu kepadanya karena memang benar kepala belakangku terasa berdeyut dan sakit sekali saat dia menyebut kata Bella. Aku  terus memegangi kepala belakangku yang berdenyut.

Tiba-tiba Dia mengelus suraiku. Entah, mengapa rasa sakit di kepala belakangku mulai menghilang saat dia mengelusnya. Aku merasa kenyamanan tersendiri darinya. Aku merasa mengenal setuhanya.

"Gimana?" tanyanya sembari mengelus suraiku.

"Udah mendingan lo?" tanyanya lagi.

Aku yang masih menikmati sentuhanya. Aku merasa dekat dengannya. Aku yang biasanya tidak akan mau didekati. Tapi, mengapa tubuhku ingin dekat dengannya. Kami seperti sudah mengenal lama. Hingga teriakan seorang menganggu moumen kami.
.
.
.

"Nona!" teriak kepala sekolah.

"Astaga Nona, Anda kenapa?" tanya kepala sekolah yang melihatku yang bersandar di dadanya Leonardy.

"Aku tidak kenapa-kenapa Pak, jangan memanggilku Nona di sini!" tegasku. Aku tidak mau banyak orang tahu tentangku.  Tapi, mengapa saat Leonardy bertanya. Bibir ini memberitahu dengan cepat.

"Maaf ...." lirih kepala sekolah sambil menunduk.

🖤🖤🖤

Author POV :

Ada seorang gadis yang baru saja turun dari jet pribadi milik Edwin. Gadis yang memiliki mata biru yang indah.

"Uncle Wira!" panggil gadis itu.

"Πώς ήταν το ταξίδι σας από την Ελληνική
Δημοκρατία(Bagaimana perjalananmu dari Republik Hellenik?)," ucap Wira menggunakan bahasa Yunani.

"Ωχ, θείος Wira, χρησιμοποιήστε μόνο Αγγλικά ή Ινδονησιακά(Astaga, Paman Wira pakai bahasa Inggris atau Indonesia saja)," kata gadis itu menggunakan bahasa Yunani.

"Εντάξει(Baiklah)."

"Dimana Tuan, Uncle Wira?" tanya gadis itu.

"Tuan-" jawab Wira terpotong karena teriak seseorang memanggil nama gadis di hadapanya.

"Alexadra Alexsi!" panggil pria dewasa itu membawak sebuah buket bungan lily sembari berjalan ke arah Wira dan Alexadra.

Nama gadis itu adalah Alexadra Alexsi. Alexadra berasal dari Republik Hellenik. Dia jauh-jauh datang ke sini demi Edwin. Edwin sudah dianggap Papanya sendiri. Demi mengembalikan kebahagiaan Edwin.

"Tuan," kata Alexadra.

"Astaga Alexa sudah berapa kali Daddy bilang, panggil Daddy saja, aku dan ibumu adalah sahabat dekat, aku sudah menganggapmu seperti Ara, putriku sendiri," ucap Edwin sembari memberikan buket bunga lily itu.

Tiba-tiba ada cairan bening yang mengalir dari netra biru Alexadra. Dia memikirkan malangnya nasibnya. Bagaimana tidak ayah kandungnya saja membuang dan meninggalkan ibunya saat mengadung dirinya.

"Kenapa Alexa?" tanya Edwin yang melihat Alexadra menangis.

"Mataku ke masukan debu," jawab Alexadra bohong. Alexadra tidak mau menambahkan beban Edwin dengan memberitahu keluh-kesahnya.

Edwin hanya membalas dengan deheman. Alexadra sudah bersumpah pada tuhan. Dia akan membantu Edwin.Dia akan mengembalikan kebahagiaan Edwin yang hilang.

🖤🖤🖤
.
.
.
Hi guys!!!

Hope you guys like it

Stay With Me
🖤

🖤🖤🖤

🥰

..

Makasih yang udah mau baca

🥰🥰

Thanks! Wish you happiness!!

🥰🥰🥰

~AZZ

PSEMATA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang