Happy Reading All!!!
🥰🥰🥰
.
.
.Author POV :
"Selamat datang Tuan Axel."
Sambut gadis simata biru yaitu Alexadra. Axel tampak mengerutkan keningnya. Axel seperti mengenal dan dekat dengan gadis yang sedang berdiri menyambutnya saat ini. Namun Axel, mengabaikan perasaan itu. Dia malah memiliki ide jahat membuat Edwin tambah menderita.
"Duduklah dulu," kata Alexadra kepada Axel
Axel tampak menatap tajam dan sinis melihat Edwin dan Alexadra. Axel menatap mereka berdua bergantian.
"Cik ... cik ... cik ... Saya sungguh tidak menyangka seorang pengusaha sukses seperti Edwin Emillio harus bermain dengan jalang kecil seusia tidak jauh beda dengan putri kandungnya sendiri," ucap Axel penuh penekanan sembari duduk. Edwin hanya sedikit tersenyum. Namun, Wira tersinggung karena tuannya dihina.
"Tuan Axel, jaga ucappan anda di sini, jang-" ucap Wira terpotong karena Edwin membentak memanggil Wira, Edwin bermaksud mengkode Wira untuk diam.
"Wira!!" bentak Edwin. Wira langsung diam. Wira melihat Edwin yang tersenyum miring menatap Axel.
"Aku tidak sepertimu, Axel. Aku mengundang kamu untuk membahas bisnis. Bukan masalah pribadi. Kalau pembahasan utama kita sudah selesai. Kamu boleh membahas pribadi."
Edwin mengucapkan itu dengan santainya. Hal ini yang menyebabkan Axel bertambah benci dengan Edwin. Edwin selalu tenang dan santai dalam bicara. Namun, Edwin juga dapat tegas dalam berbisnis.
"Ekhemm."
Alexadra berdehem. Edwin tersenyum menatap Alexadra.
"Oh ya ... Aku lupa, Axel perkenalkan gadis yang kamu sebut jalang kecil itu adalah Alexadra, dia adalah salah satu orang yang aku sayang, dia berasal dari Republik Hellenik," kata Edwin seperti biasanya dengan santai. Edwin menekan kata jalang kecil dan Republik Hellenik. Bisa dilihat Axel sangat terkejut.
Axel terkejut mendengar kata Republik Hellenik. Axel sangat mengenal Republik Hellenik. Negara yang menyimpan banyak luka dan kenangan baginya. Republik Hellenik adalah tempat Axel bertemu dengan seseorang yang rela menerimanya apa adanya. Namun, Axel meninggalkannya dengan bodohnya.
"Republik Hellenik ...." Axel mengulangi lagi kata-kata terakhir yang diucapkan Edwi. Alexadra tampak tersenyum.
"Ya Tuan Axel, saya berasal dari Republik Hellenik, negara yang menyimpan kisah dan kenangan yang banyak, serta gadis yang cantik, namun selalu harus patah karena Outidering," kata Alexadra sambil terkekeh. Alexadra mengingatkan Axel kepada seorang gadis yang sangat dia kenal. Gadis yang entah masih hidup atau sudah meninggal.
"Sudah-sudah Alexadra, kenapa kamu sangat jahil sekali, kamu tahu Tuan Axel ini sudah tahu banyak tentang Republik Hellenik, kalau tidak percaya percaya tanyalah sendiri," kata Wira terseyum kepada Alexadra. Kemudian mengalihkan tatapannya kepada Axel.
"Okay Uncle Wira," kata Alexadra tersenyum kepada Wira. Alexadra tahu maksud Wira kenapa Wira menyuruhnya bertanya.
"Benarkah itu Tuan Axel?" tanya Alexadra kepada Axel dengan gaya imut dan manis khasnya Alexadra.
"Ya, memang benar," kata Axel dengan nada dingin. Axel seperti mengenal gaya imut dan manis yang ditunjukkan gadis itu. Dia semakin mengingat masalalu yang masih menyisahkan kenangan. Dia mengingat gadis yang menemani dia ketika sepi, berduka, dan patah hati akibat cinta yang tidak terbalas.
"Baiklah sudah cukup, kita mulai saja pertemuan bisnis yang santai ini, karena aku sudah cukup lama mengenalmu Axel," Edwin berkata dengan santainya. Namun, sikap tegasnya masih tampil berpadu dengan sifat santainya. Edwin meminta Wira menjelaskan semua perjanjiannya.
Edwin, Axel, Gita, dan Mamanya Alexadra merupakan sahabat dulunya pada saat masa perkuliahan di Republik Hellenik. Namun, Axel patah hati, karena Gita lebih memilih Edwin. Gita hanya menganggap Axel sebagai sahabat dan Kakaknya.
Axel yang merasa sedih, berduka, dan patah hati menjadi dingin. Namun, Mama Alexadra yang memang menyimpan rasa kepada Axel selalu menemaninya. Mama Alexadra memberikan semuanya kepada Axel, jiwa dan raganya. Dia memberikan semuanya, hingga terjadinya kejadian yang membuat Alexadra datang ke dunia. Nama Mama Alexadra adalah Alexsi.
Alexsi adalah gadis yang imut dan manis. Alexsi sangat mencintai Axel. Namun, Axel meninggalkan Alexsi tanpa pertanggung jawaban. Alexsi yang memang dekat dengan Edwin, Alexsi menceritakan perilaku Axel kepadanya. Edwin menjadi marah dan kesal. Edwin menyuruh dan mempercayaikan beberapa orang kepercayaannya untuk selalu menjaga Alexsi dan Alexadra. Namun, takdir berkata lain Alexsi sakit dan kemudian dipanggil tuhan kesisinya.
Axel tidak pernah menghubungi Alexsi. Axel tidak pernah mencari tahu tentang Alexsi. Axel mengubur dalam-dalam kenangannya bersama Alexsi. Axel berusaha mendapatkan Gita. Axel bertindak nekat demi mendapat Gita dengan menghasut Gita bercerai dari Edwin. Axel membuat skandal dengan Gita. Axel menghancurkan Edwin dengan segala cara.
Walaupun, penyebab Edwin dan Gita bercerai adalah Axel. Edwin tidak pernah membenci Axel. Edwin masih tetap menganggap Axel sahabatnya. Tapi, Axel bodoh.
"Sekian, terimakasih," ucap Wira. Edwin tersenyum kepada Wira.
"Ya Wira terimakasih kembali, bagaimana Axel? Apa ada yang kurang jelas atau aku sendiri yang perlu menjelaskannya?" kata Edwin dengan sikap khasnya dalam membangun kerja sama.
"Aku paham Ed, tidak perlu kamu jelaskan lagi, aku menerima kerjasama ini asalkan ... Kamu datang ke pertunanganku dengan Gita berberapa hari lagi, serta pernikahanku dan Gita pada akhir tahun ini," ucap Axel kepada Edwin. Axel tersenyum miring menatap Edwin. Axel memang bodoh sekali melawan Edwin.
Edwin menggempalkan tangannya dan ranghang Edwin nampak mulai mengeras. Edwin mengetahui semua rencana jahat dan perbuatan jahat Axel. Namun, Edwin masih membiarkan Axel. Karena, Axel sahabatnya, Papa kandung Alexadra, dan orang yang dicintai sahabatnya.
Edwin menetralkan Emosinya dan menatap Axel dengan pandangan yang tidak bisa dijelaskan. Kemudian, Edwin tersenyum lebar.
"Baiklah," Edwin hanya mengeluarkan kata itu. Bisa dilihat senyum kemenangan yang terukir dirawut wajah Axel. Axel merasa menang melawan Edwin. Axel membuat Edwin datang ke tunangan mantan istrinya dan kekasih pertamanya.
"Al, ayo temani Daddy mengantarkan Tuan Axel!" peritah Edwin kepada Alexadra. Tiba-tiba rawut wajah kemenangan Axel berubah. Axel mengulang kata Al.
"Al ...." ucap Axel.
"Apa maksudnya kau memanggil Al kepada gadis ini, Ed?" tanya Axel dengan rahang yang mengeras. Axel menyangka Edwin hendak mengingatkannya tentang Alexsi.
Edwin tidak menjawab, dia tertawa melihat reaksi Axel. Edwin tahu Axel, Axel pasti menyangka Edwin sedang menyebut nama Alexsi. Tapi sebenarnya, Edwin sedang memanggil Alexadra. Edwin selalu mengingat Alexsi lewat Alexadra. Alexadra hampir 75 % menyalin paras Alexsi.
Brakk
Axel mengeprak meja. Edwin tahu betul, Axel pasti akan emosi. Kelemahan terbesarnya adalah Emosinya tidak bisa terkontrol.
"Apa-apaan kau Ed!" ucap Axel kepada Edwin.
"Namaku Alexadra, wajar saja Daddy memanggilku Al, Tuan."
Alexadra angkat suara dan Alexadra mengakhiri kalimatnya dengan kekeh-kekehan khasnya. Dia tertawa melihat wajah Axel. Dia tidak menyangka ayah kandungnya seperti ini.
🖤🖤🖤
.
.
.
Hi guys!!!Hope you guys like it
Stay With Me
🖤🖤🖤🖤
🥰
..
Makasih yang udah mau baca
🥰🥰
Thanks! Wish you happiness!!
🥰🥰🥰
~AZZ
KAMU SEDANG MEMBACA
PSEMATA
Teen FictionPSEMATA adalah segelintir kisah tentang seorang gadis brokenhome yang harus hidup dalam sebuah kebohongan. Kebohongan yang dibuat oleh orang yang disayanginya. Gadis itu adalah Arabella Emillio. Arabella mengalami amnesia karena suatu sebab. Apakah...