S e v e n t e e n

59 8 29
                                    

Play musik diatas waktu aku kasih aba-aba ya~
Biar nyatu sama jalan ceritanya.
Gomawo🙇💜

•••

"Yeobseo, Valerie-ya ... neoreul bogosipheo."

"Tae, kau belum tidur? Ini sudah hampir tengah malam." Valerie mencoba menetralkan suaranya yang nyaris saja memekik girang karena salah tingkah mendengar ucapan pria itu.

"Bagaimana aku bisa tidur sebelum mendengar kabar darimu."

"Aku hanya menghilang beberapa jam saja, Tae. Itupun karena kelupaan mengisi daya ponselku. Bukan karena aku sengaja." Valerie mengulum senyumnya. Lagi-lagi ucapan pria itu melebihi manisnya kadar gula.

"Tapi tetap saja. Kau tak bisa dihubungi secara tiba-tiba. Bagaimana kalau terjadi hal buruk disana? Aku mencemaskan itu."

"Jadi ... kau benar-benar menginginkan hal buruk menimpaku? Buang jauh-jauh pikiran jelekmu, itu sama saja seperti kau mendoakan sesuatu yang tak baik padaku. Seharusnya kau selalu memikirkan yang baik-baik mulai dari sekarang, oke?"

"Hmm ... baiklah." Suara beratnya terdengar pasrah, seperti kecewa. "Kau tidak merindukanku juga? Sejak awal aku menelfonmu tadi, kau tak membalas perkataanku."

Jantung Valerie nyaris mencuat keluar mendengar pernyataan Taehyung barusan. Padahal ia sengaja mengalihkan pembicaraan, mengapa hal itu dibahas lagi?

Ia harus menjawab apa?

"A-aaku--"

"Sudahlah, lupakan saja. Kurasa sepertinya hanya aku yang merindukanmu. Kau pasti lelah, istirahatlah sekarang. Aku juga mau melanjutkan game online yang sedang kumainkan bersama para Army. Jaljayo Valerie-ya."

Klik.

Valerie terpegun, masih mencerna kata demi kata yang dilontarkan pria itu secara skeptis.

Ia menatap nanar layar ponselnya yang sudah kembali padam tatkala orang yang menghubunginya tadi, memutuskan panggilan begitu saja ... secara mendadak.

Apa karena respon Valerie yang lambat?

Apa pria itu marah dan kecewa?

Seharusnya dia mengerti bagaimana perasaan perempuan yang malu untuk sekadar mengucapkan kata rindu.

Sebenarnya sampai sekarang pun Valerie masih bimbang dengan perasaannya sendiri.

Terlepas dari masalah kutukan, sejujurnya ia tak berharap banyak tentang hubungan mereka.

Bisa berteman saja ia sudah senang, tetapi karena kutukan ini pula ia jadi harus terlibat urusan asmara yang lebih dalam lagi.

Bahkan untuk jujur saja, lidahnya terasa kelu. Valerie takut dibenci jika Taehyung tahu alasan selama ini ia mendekatinya, semata-mata karena ingin lepas dari kutukan keluarganya.

Kendatipun demikian, sedikit rasa syukur tercetak jelas dalam benaknya.

Seandainya saja waktu itu ia menolak mati-matian untuk tak mengerjakan proyek iklan kantornya, ia pasti takkan bertemu Taehyung di sana.

Mimisan pada hidungnya pun sampai sekarang pasti akan tetap terjadi setiap berinteraksi dengan pria-pria tampan yang mungkin akan dijumpainya dimana-mana.

Pertemuannya dengan Taehyung, mungkinkah semacam takdir yang tercipta untuk menyelamatkan nasib keturunan keluarganya?

•••

Ties Of Destiny | K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang