1

75 2 2
                                    


Hari masih sangat pagi, ketika Regan mengayuh sepedanya dengan sangat pelan keluar dari area kompleks perumahan ke jalan utama yang mengarah ke sekolahnya

Bukan karena terlalu rajin atau karena ada kegiatan yang harus dia hadiri sepagi ini di sekolah, Regan hanya menghindari bertemu mamanya. Tadi malam, Regan tanpa sengaja memecahkan vas bunga kesayangan sang mama. Yaah.. walaupun sebenarnya hal yang dilakukannya ini termasuk sia-sia karena sepulang sekolah nanti dia pasti akan bertemu mamanya, tapi menurut Regan setidaknya dia tidak diomelin pagi-pagi.

Regan baru akan berbelok ke jalan besar ketika dilihatnya seseorang yang dikenalnya berdiri di sebrang jalan. Regan menyipitkan mata "dia tinggal di sekitar kompleks ini?" Regan bertanya dalam hati.

Regan memperhatikan orang itu menghentikan angkot yang lewat lalu naik. Setelah angkot itu berlalu, Regan mengayuh sepedanya kembali menuju sekolah.

***

Regan tersenyum ketika melihat pak Amin, satpam sekolahnya "pagi, pak Amin".

"Loh, nak Regan, bapak baru kali ini liat nak Regan pagi-pagi, biasanya sudah hampir tutup gerbang baru muncul".

Regan hanya terkekeh mendengar perkataan pak Amin tersebut

"Mari pak" Regan menuntun sepedanya ke parkiran khusus sepeda lalu menguncinya.

Suara riuh dari dalam kelas menyambut Regan, ia melangkah masuk, menuju tempat duduknya yang paling belakang di samping jendela, meletakkan tas dan merebahkan kepalanya, tidak peduli dengan kehebohan para murid-murid cewek di dalam kelasnya.

"Haish" Regan baru akan mendamprat siapapun yang menggeser kursi dengan suara yang memekakkan telinga ketika menemukan wajah cengengesan Damar sahabatnya, "apaan?" Regan bertanya jengkel

"Tumben tuan muda kita Arya Regantara Hadinata sepagi ini sudah di sekolah, wah.... kali ini apalagi Re, kamu mecahin kaca jendela atau Ketahuan abis borong banyak komik ... Ngaku Lo!" Damar menatap Regan dengan muka penasaran yang dibuat-buat.

Regan melotot pada Damar, yang dipelototi hanya tertawa, sialan emang... ini yang kadang membuat Regan malas sekelas lagi dengan Damar. Mereka bersahabat sejak kecil, jadi terlalu banyak aib dan rahasia Regan yang diketahui Damar

Regan menendang kaki Damar "Woy.. sakit bang...t.." Damar mengumpat

Regan tertawa puas, lalu beralih mengambil ponselnya dari dalam tas, sejurus kemudian dia sudah tenggelam dengan apa yang sedang dilakukannya.

***

Tidak berapa lama kemudian, Nadia si ketua kelas muncul di dalam kelas, dan langsung berdiri di depan, teman-temannya yang tadinya ribut langsung diam begitu dia masuk.

"Wah... Nadia memang yang terbaik. See" Damar berbisik pada Regan

Regan memperhatikan teman-temannya, dalam hati menyetujui kata-kata Damar, Nadia memang memiliki jiwa kepemimpinan, dia bisa menghandle semua teman-temannya. Nadia termasuk siswa yang sangat aktif di beberapa organisasi sekolah, dan dia juga terdaftar sebagai anggota di beberapa kegiatan ekskul.

"Teman-teman hari ini Pak Gani berhalangan hadir"

"Yeay...." Kompak semua Siwa berteriak kegirangan sebelum Nadia selesai berbicara

Nadia memukul meja "tapi pak Gani memberi kita tugas, silahkan di buka buku paket matematika dan kerjakan soal halaman 23 sebanyak 20 nomor, batas waktunya sampai jam 10.15, nanti saya yang kumpulkan di meja guru".

"Yaaaah... Banyak sekali" teriakan protes dari beberapa murid seperti biasa tidak di pedulikan Nadia

Regan masih memperhatikan Nadia yang sudah kembali ketempat duduknya, ketika tiba-tiba Nadia yang duduk dua meja dari depan kursi Regan dan damar menoleh, "Regantara..." panggilnya "Lo... Lo dari tadi ngeliatin gue?" Nadia bertanya ragu-ragu

"Iya" Regan menjawab santai

Nadia terkejut mendapati jawaban terus terang itu "kenapa?"

"Kenapa ya?" Regan menjeda kalimatnya untuk berpikir sebentar "Mmm.... Anggap saja gue penasaran terhadap sesuatu" Regan mengangkat bahu

Nadia mengangkat alis mendengar jawaban itu "apa-apaan Regantara ini" dumelnya dalam hati.

***
"Woi... Psst" Regan yang tengah asik mengerjakan soal matematika menoleh begitu Damar mencolek bahunya.

Regan menatap Damar dengan pandangan bertanya, Damar mendekat berbisik "Re... Lo serius?" sambil menunjuk Nadia

"Apaan? Nggak ngerti gue.. yang jelas kalo ngomong"

"Lo suka sama Nadia... jangan deh. Yaah.. gue tau Lo ganteng Re, tapi yang suka sama Nadia banyak loh. Ada kak Wahyu ketua ekskul basket, kak Alif yang sekretaris OSIS, dan Lo tau, gosipnya dia baru abis nolak kak Wayan anak kelas sebelah"

Regan mendengus "kapan gue pernah bilang suka sama Nadia?"

"Yang barusan tadi"

"Heee... Udah gue bilang, gue penasaran terhadap sesuatu" Damar baru akan membatah ketika Regan menunjukan jam tangannya "30 menit lagi Dam, kayaknya Lo belum nyelesain satu soal pun"

"Anj****r" Regan tertawa mendengar umpatan Damar.

***

Buton Utara, 24 Agustus 2020

The Class President's Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang