Tara Chandra dan kelima sahabat super mereka baru saja memulai latihan basket. Ini jam pelajaran yang ke empat dan seharusnya mereka berlajar Fisika sekarang, tapi guru yang seharusnya mengajar tidak hadir karena sedang tak sehat.
Mungkin doa-doa dari 27 jiwa kelas XI IPA2 di jamah oleh Yang Maha Kuasa, karena seharusnya mereka ada ulangan hari ini.
Chandra, Alden dan Junied menjadi satu team melawan team Julian, Zidan dan Arlan. Kali ini mereka memasang taruhan, dimana team yang menang akan mendapatkan paket internet gratis selama sebulan dari yang kalah. Selain itu juga, yang kalah mendapatkan hukuman yaitu harus mengupload foto mereka saat buang air besar dengan berbagai gaya selama seminggu di instagram. Dan itu ide dari otak cemerlang Chandra.
Mereka bermain cukup serius di 10 menit pertama, tapi begitu Zidan menggoda Alden saat berebut bola, permainan jadi lebih mirip parody komedi anak sekolah di lapangan basket.
"Alden anak manisnya mami Sarah, dribble bolanya jangan kuat-kuat yaa. Nanti tangan kamu sakit"
"Diam lo, bacot"
"Al, sekarang bola yang aku shoot. Nanti tunggu giliran kamu yaa.."
"Jangan godain Alden terus bego, bola di tembak masuk kagak. Malu-maluin aja lo" celetuk Julian jengah melihat Zidan yang sibuk menggoda Alden dan tidak memperhatikan arah tembakannya.
"Alden haus yaa? Mau aku belikan susu coklat nanti?" tanya Zidan lagi saat berhadapan dengan Alden yang lagi mendribble bola.
"Gak mau. Gue gak suka susu coklat bego, dipikir gue anak kecil apa?"
Dan Alden tidak tertarik sama sekali dengan sogokan Zidan.
"Oh, kalau jus stroberri mau?"
Mata Alden tiba-tiba berbinar dan menganggukkan kepalanya cepat. Melupakan bola di tangan nya yang dengan senang hati di ambil alih oleh Zidan dan di lemparkan ke ring basket. Dan masuk, poin bertambah untuk teamnya.
"Terimakasih manis"
"Zidan curang, gue benci lo!!!" teriak Alden tak terima.
Teman-temannya hanya tertawa melihat Alden mencak-mencak meneriaki nama Zidan dengan berbagai sumpah serapah. Salahkan otak Alden yang otomatis bereaksi cepat mendengar kata stroberri. Anak itu maniak buah asam itu, cek aja tasnya pasti ada sekotak buah stroberri disana.
Mari tinggalkan sejenak anak basket itu dan beralih melihat keberadaan Tara. Si sulung kembar itu sedang melancarkan aksinya meluluhkan hati masa depannya. Iya. Tara sedang duduk bersama si anak baru yang sudah ia klaim jadi masa depannya tanpa persetujuan dari yang bersangkutan.
Tara kini sedang duduk di samping Kila dan Gabby yang entah kenapa bisa langsung akrab begitu di kursi penonton lapangan basket. Kedua gadis itu sedang asyik menggosipkan keenam siswa yang sedang bermain basket itu.
Lebih tepatnya, Gabby menceritakan tentang kelompok persahabatan ketujuh siswa tampan tapi berandal itu kepada Kila. Meski lebih banyak menceritakan yang jelek-jeleknya. Hanya satu pujian dari Gabby untuk mereka, mereka tampan. Puji syukur masih ada yang bisa mereka banggakan ternyata.
"Ehemm, Kila kalau mau tau banyak tentang aku tanya langsung aja. Medusa itu pasti bilang yang jelek-jeleknya aja, masih banyak yang bagusnya kok dari aku.."
"Hah?"
Dan Tara kembali melebarkan senyumannya. Entah kenapa setiap melihat kedua mata bulat itu, Tara selalu kehilangan konsentrasi.
"Iya, kamu lagi ngomongin aku kan sama gadis bar-bar itu?"
"Cih, pede gila. Siapa juga yang ngomongin situ, kita lagi ngomongin idol kesukaan kita. Bisa gatal-gatal lidah gue ngomongin lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mapacha Wakufanana
Teen FictionMenceritakan perjalanan si kembar Bagaskara yang penuh keajaiban bersama kelima sahabat mereka. Tentang manisnya cinta di SMA dan petualangan seru remaja mereka. "Kenapa gebetan gue bisa diantar gebetan kakak gue??!" - Tara Bagaskara. "Ya gimana b...