Abby duduk santai di sofa sambil menonton acara komedi di tv dengan semangkok es krim di pangkuannya.
Gadis itu sedang sendirian di rumah dan ia sedikit takut karena memang sudah malam dan rumahnya sangat sepi.
Adik kembarnya baru saja keluar, katanya mau beli kertas Hvs. Entah untuk apa, padahal di ruang kerja Ayah banyak kertas.
Sedang asyik menikmati es krimnya, terdengar bunyi bel dan ketokan di pintu rumah. Abby terdiam dan mengecilkan volume tv. Menunggu suara si pengetuk pintu.
Tapi hingga beberapa saat tidak ada terdengar suara, hanya ketukan pintu yang kembali terdengar. Abby mulai merinding.
Tok tok tok
Astaga, siapapun tolong Abby. Ia sangat ketakutan sekarang. Apa itu si kembar? Kedua adiknya itu sangat suka menjahilinya.
Tapi tak mungkin, si kembar tau jika Abby paling di takut-takuti begitu. Pasti bukan si kembar.
Ting tong
Bel kembali berbunyi. Abby memberanikan diri mendekat ke arah pintu. Mengintip dari jendela dekat pintu untuk melihat siapa yang datang.
Abby melihat sosok seseorang yang sangat ia kenal. Gadis itu menghela nafasnya lega lalu segera membuka pintu.
"Junied!" seru Abby setelah membuka pintu.
"By? Ada si kembar?"
Junied malah bertanya keberadaan si kembar. Padahal ia yang menyuruh Tara mengajak Chandra keluar rumah. Junied sedang ingin berduaan dengan kak By nya.
"Lagi keluar.." jawab Abby singkat, ia masih degdegkan ngomong-ngomong.
Gadis itu lalu melebarkan pintu dan menyuruh Junied masuk ke dalam rumah.
"Gue tadi takut tauu, gue pikir hantu atau maling yang datang. Lagian kenapa lo gak bersuara sih tadi? Cuma ngetuk-ngetuk sama tekan bel doang. Bikin merinding aja tau gak?"
"By, minta minum dong.."
"iissh, ambil sendiri sana! Junied ngeselin banget sih? Gue lagi takut juga malah disuruh-suruh.."
"Oh? Kamu takut? Sini peluk.."
"Ogah! Lagian lo ngapain sih ke sini?"
"Mau balikin dasi Tara"
"Dasi sekolah?"
Junied mengangguk sembari mengambil es krim Abby yang belum habis dan menyendok ke dalam mulut.
"Harus banget di antar? Kan bisa besok di sekolah. Aiisshh, jangan habisin es krim gue!!"
Junied mengabaikan tatapan marah Abby dan malah menarik gadis itu untuk duduk tepat di samping. Mepet sekali.
"Iiihh, kenapa nempel-nempel sihh? Sesak tauu!"
"Gue kangen lo By.."
"Ya..aa gak usah peluk-peluk jugaa Junii!"
"Udah diem! Atau mau lebih dari peluk?"
"Ii..sh, bi..sa nya ngancam aja.."
Junied malah semakin mengeratkan pelukannya. Meletakkan kepalanya di bahu Abby dengan nyaman.
"Jauhin Devan"
Abby menunduk untuk melihat Junied, tapi yang di dapati malah cowok itu sedang menutup matanya.
"Kenapa harus?"
Abby bertanya kembali dan Junied hanya diam tak menanggapi. Abby sebenarnya bingung kenapa si kembar dan teman-teman selalu menyuruhnya untuk menjauhi Devan. Padahalkan Devan itu cowok baik-baik, rajin ibadah dan sayang keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mapacha Wakufanana
Ficção AdolescenteMenceritakan perjalanan si kembar Bagaskara yang penuh keajaiban bersama kelima sahabat mereka. Tentang manisnya cinta di SMA dan petualangan seru remaja mereka. "Kenapa gebetan gue bisa diantar gebetan kakak gue??!" - Tara Bagaskara. "Ya gimana b...