Sia

2 1 0
                                    

Tara menghentikan sepeda motornya di depan gerbang sekolah dengan tiba-tiba. Chandra yang berada di belakangnya meringis kesakitan karena kepalanya menabrak helm Tara. Si bungsu kembar itupun tak ragu dan dengan cepat melayangkan pukulan ke bahu kakak kembarnya itu.

"Kenapa rem tiba-tiba sih? Sakit tauu!!"

"Diam, gue masih marah sama lo!"

Chandra mencibir kakaknya yang dendaman itu. Padahal bukan salah Chandra sepenuhnya, kenapa Tara masih marah coba.

Chandra kan cuma anak baik yang menuruti apa kata sang Ayah, harusnya Tara marah sama Ayah lah.

"Kan Ayah yang gak bolehin gue bawa motor sendiri. Marah sama Ayah, jangan sama gue!"

"Diamm! Pokoknya ini salah lo. Awas aja kalau Kila beneran pacaran sama cowok brengsek itu, tamat cerita hidup lo di tangan gue!"

"Abang! Jangan ngancam gitu dong, ngeri tauu!"

"Lagian Kila yang berkhianat kenapa gue yang mati?"

"Ya itu gara-gara lo gak mau berangkat sendiri, jadi gue gak bisa jemput Kila dan berakhir Kila berangkat sama cowok brengsek itu!"

Jawab Tara mulai emosi membuat Chandra meringis. Abangnya itu lumayan menakutkan kalau marah.

"Astagaa, kenapa kesayangan gue meluk si brengsek itu lagi sih?!!"

Chandra menoleh ke arah pandangan Tara dan mendapati Kila sedang di peluk seseorang yang familiar di matanya.

"Itu bukannya si brengsek gebetan kak Abby?"

"Diam! Ini semua salah lo, adik durhaka! Ayo selamatkan kakak ipar mu dari alien itu!!"

Chandra kembali mencibir tingkah si abang kembarnya itu. Kenapa baru bergerak sekarang? Setelah si brengsek gebetan kakaknya itu pergi? Kenapa gak dari tadi pas kedua manusia itu pelukan? Kan keren labrak gebetan sama pacarnya.

"Kila cantik! Selamat pagii ~~"

Loh? Tadi kan marah? Kenapa sudah seramah dan seceria ini sekarang? Astagaa, kenapa Tara harus seabsurd ini jika berhadapan dengan Kila.

"Hai Tara, hai Chandra, selamat pagi~"

Tara menjawab dengan senyuman lebar nan bodohnya. Sementara Chandra hanya tersenyum seadanya. Sebenarnya ia malu dengan tingkah bodoh Tara yang disaksikan banyak siswa.

"Eumm? Kalian mau ke kelas sekarang? Bareng Kila yaa?"

Tara dengan cepat mengangguk lalu meraih tangan si cantik untuk ia gandeng sampai ke kelas.

"Kila bareng gue aja!"

Tautan tangan itu terlepas begitu seseorang merebut paksa tangan Kila.

"Menjauh kau kembar mesum!! Jangan nodai kesucian Kila dengan otak cabul kalian. Minggir!!"

Gabby mendorong Tara menjauh dan menarik Kila untuk berjalan bersama.

"Wooah, si medusa itu benar-benar! Chan, gue bakal maafin lo kalau lo bisa jinakin itu medusa.."

"Idih, ogah. Mending kita perang aja daripada harus berurusan sama si barbar itu. Bye.."

Chandra meninggalkan abang kembarnya yang sedang meratapi nasibnya itu. Si medusa selalu menghalangi pendekatannya di sekolah.  Lalu gebetannya berpacaran dengan gebetan kakaknya. Mirisnya nasib mu nak. Apa kita angkat jadi sinetron saja?

"Kila, mau ke kantin?" tanya Tara sembari mendekati Kila yang masih duduk di kursinya. Padahal bel istirahat sudah berbunyi.

"Gak Tara, Kila bawa bekal kok.."

Mapacha WakufananaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang